28 C
Sidoarjo
Thursday, September 19, 2024
spot_img

Tzu Chi, Diplomasi Publik Taiwan di Indonesia


Oleh :
M. Syaprin Zahidi, M.A.
Dosen Pada Program Studi Hubungan Internasional, Universitas Muhammadiyah Malang.

Selain New South Bound Policynya Taiwan menurut penulis juga sangat dikenal di Indonesia terutama karena kegiatan-kegiatan kemanusiaannya yang telah lama ada di Indonesia. satu badan amal asal Taiwan yang sangat terkenal dan mulai masuk ke Indonesia sejak tahun 1993 adalah Yayasan Buddha Tzu Chi. Pendirian Yayasan ini di Indonesia diinisiasi oleh Liang Cheung. Hal yang menarik menurut penulis adalah penggerak dari Yayasan ini adalah ibu-ibu rumah tangga ekspatriat Taiwan yang rata-rata mengikuti suaminya yang bekerja di Indonesia.

Kegiatan Yayasan Tzu Chi ini kemudian semakin massif di Indonesia dan pada tahun 1994, rombongan ibu-ibu ini datang langsung ke Hualien untuk meminta restu pada Master Cheng Yen untuk mendirikan Tzu Chi di Indonesia ada pesan menarik dari Master Cheng Yen pada rombongan ibu-ibu ini yang penulis ingin telaah yaitu “Bagi yang mencari nafkah di negeri orang, harus memanfaatkan potensi setempat dan berkontribusi bagi penduduk setempat”.

Pesan Master Cheng Yen inilah yang menurut penulis menjadi menarik karena pesan tersebut begitu diresapi oleh para relawan-relawan Tzu Chi di Indonesia. Dalam kajian penulis kegiatan-kegitan Tzu Chi ini pada akhirnya baik secara langsung ataupun tidak langsung akhirnya membentuk persepsi positif masyarakat Indonesia terhadap Taiwan. Kenapa bisa penulis bergumen seperti itu? Hal ini penulis dasarkan pada semakin banyaknya relawan Tzu Chi yang juga sangat mulitikultural di Indonesia yang berasal dari masyarakat Indonesia sendiri karena tergerak dengan aktivitas-aktivitas kemanusiaan Tzu Chi di Indonesia.

Berita Terkait :  Stop Kekerasan Anak di Ruang Digital

Hal yang positif dari Tzu Chi adalah walaupun basisnya adalah agama buddha namun Yayasan ini sangat terbuka untuk semua agama dan kalangan untuk sama-sama menjalankan aktivitas kemanusiaannya di Indonesia. Pengakuan pada aktivitas Tzu Chi di Indonesia menurut penulis telah dilakukan oleh Indonesia secara simbolik Ketika pada tanggal 25 Agustus 2003 Presiden Megawati meresmikan salah satu fasilitas Yayasan Buddha Tzu Chi di Perumahan Cinta Kasih di Cengkareng, Jakarta Barat yang lengkap dengan poliklinik, sekolah, balai warga, mushala, dan pusat daur ulang.

Disisi lain Tzu Chi juga sangat massif dalam menginformasikan dan mengajak masyarakat Indonesia untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatannya melalui stasiun TV yaitu DAAI TV yang berdiri secara resmi sejak tahun 2007 dengan prinsip Benar (Zhen), Bajik (Shan), dan Indah (Mei). Beberapa tayangannya yang menurut penulis sangat menarik adalah Mata hati, Reflesi, Liputan Cilik dan Talk Show.

Apa yang dilakukan oleh Buddha Tzu Chi ini dalam kajian diplomasi dapat dikategorikan sebagai publik diplomacy dan hal ini menurut penulis juga menjadi formula terbaik bagi Taiwan dalam rangka menarik dukungan internasional kepada Taiwan. Komunikasi internasional dengan masyarakat internasional menjadi pilihan paling logis bagi pemerintah Taiwan dalam rangka mendukung eksistensi Taiwan sebagai negara berdaulat. Sehingga, diplomasi publik yang melibatkan aktor-aktor non negara menjadi penting bagi Taiwan dalam rangka menyuarakan misinya agar mendapatkan perhatian masyarakat internasional.

Berita Terkait :  Terus Mengawal Pilkada

Sebagaimana dijabarkan oleh J.B. Manheim diplomasi publik adalah: “Effort by government of one nation to influence public or elite opinion in a second nation for the purpose of turning foreign policy of the target nation to advantage”. Konteks keuntungan yang ingin didapatkan oleh Taiwan tentunya mendapatkan perhatian internasional sehingga eksistensi Taiwan sebagai sebuah negara berdaulat dapat terwujud.

Diplomasi Publik yang dilakukan oleh Tzu Chi menurut penulis dapat dikategorikan ke dalam tiga tahapan yaitu melalui proses informing, understanding, dan influencing publik di Indonesia. lebih jelasnya bisa dikatakan bahwa diplomasi tradisional menekankan hubungan melalui mekanisme government to government relations sedangkan diplomasi publik menekankan mekanisme hubungannya pada government to people atau bahkan people to people relations yang tujuannya adalah untuk membuat persepsi yang baik tentang suatu negara di publik negara lain yang dapat dijadikan landasan untuk mencapai kepentingan nasional yang lebih luas.

Proses informing dilakukan melalui penggunaan media cetak ataupun elektronik contohnya adalah pemberitaan mengenai penyelenggaran kegiatan melalui surat kabar, pamflet atau memberdayakan dan menyebarluaskan informasi melalui instagram, twitter, facebook dan berbagai varian media elektronik lainnya yang intinya adalah untuk memudahkan masyarakat luas mengakses informasi tersebut.

Proses understanding merupakan suatu proses yang memberikan pemahaman dan penjelasan mengenai suatu informasi yang dipromosikan agar sepenuhnya dapat dipahami oleh masyarakat luas yang menerima informasi tersebut

Berita Terkait :  Awasi Beras dan Cabai

Proses influencing merupakan proses akhir dari serangkaian proses yang telah dijalankan sebelumnya. Tahap ini merupakan gambaran hasil berupa respon dari masyarakat di indonesia terhadap informasi yang disampaikan oleh Tzu Chi yang melakukan informing dan understanding.

Dalam konteks inilah menurut penulis Taiwan melalui Yayasan Buddha Tzu Chi di Indonesia mampu membangun persepsi positif yang ditandai oleh semakin banyaknya cabang dari Tzu Chi di Indonesia tercatat sampai dengan saat ini ada 18 Kantor Penghubung/Perwakilan Tzu Chi di Indonesia, seperti Tangerang, Bandung, Surabaya, Bali, Lampung, Palembang, Padang, Medan, Tebing Tinggi, Pekan baru, Batam, Tanjung Balai Karimun, Tanjung Pinang, Makassar, Manado, Singkawang, dan Biak.

———— *** —————

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Berita Terbaru

spot_imgspot_imgspot_img