Kota Batu, Bhirawa
Volume kendaraan yang masuk ke Kota Batu di masa libur Lebaran 2025 mengalami peningkatan signifikan dibanding hari biasa. Peningkatan ini selain berasal dari aktivitas pemudik hingga wisatawan yang ingin mengisi waktu liburan di Kota Wisata Batu. Dan Kepolisian Resor (Polres) Kota Batu telah mampu kelancaran lalu-lintas dengan memberikan perhatian khusus kepada titik- titik trouble spot atau titik masalah pemicu kemacetan.
Kategori trouble spot ini dikarenakan rata- rata ruas jalan Kota Batu tergolong sempit. Dan di masa pasca Lebaran, kepadatan arus kendaraan mulai terjadi pada H+2 hingga H+7. Mengingat Kota Batu merupakan barometer destinasi wisata di Jawa Timur sehingga di masa liburan Lebaran ini kunjungan wisatawan mengalami kenaikan.
”Titik- titik kemacetan di Kota Batu berada di jalur menuju destinasi-destinasi wisata. Kami telah memetakan ada delapan titik rawan macet di Kota Wisata Batu,” ujar AKP Kevin Ibrahim, Kasat Lantas Polres Kota Batu saat dikonfirmasi, Senin (7/4).
AKP Kevin menjelaskan, kepadatan arus lalu-lintas yang berpotensi menyebabkan kemacetan di antaranya ada di Jl Trunojoyo, tepatnya di jalur keluar Songgoriti yang juga menjadi akses keluar masuk ke Kota Batu. Di titik ini, ruas jalan mengalami penyempitan dan ditambah banyaknya pengguna jalan yang melawan arus membuat potensi kemacetan menjadi tinggi.
Potensi kemacetan juga berada di Simpang Tiga Bendo, tepatnya di Jl Bukit Berbunga di Desa Sidomulyo. Jalur ini merupakan akses ke sejumlah destinasi wisata popular di Kota Batu. Yaitu, Taman Rekreasi Selecta, Cangar, Coban Talun, dan beberapa destinasi Desa Wisata Tematik.
Titik rawan macet berikutnya berada di Simpang Empat Arhanud. Jalur ini juga menjadi jalur utama bagi pengguna jalan dari berbagai kawasan. Kemacetan terjadi akibat ketidakseimbangan arus dari Karangploso (Kabupaten Malang) menuju Kota Batu yang memicu kemacetan. Kepadatan lainnya berada di Simpang Tiga Pendem. Jalur ini juga berpotensi macet karena merupakan akses utama pertemuan arus kendaraan masuk dan keluar Kota Batu.
Potensi macet lainnya ada di Simpang Empat Pesanggrahan yang memiliki mobilitas kendaraan tinggi membuat kawasan ini sering mengalami kamacetan di masa- masa liburan. Dan juga Simpang Tiga Taman Makam Pahlawan (TMP) Suropati yang menjadi jalur utama menuju beberapa destinasi wisata seperti Jawa Timur Park (JTP).
”Titik kepadatan juga berada di Alun-Alun Kota Batu. Karena di titik ini juga menjadi lokasi favorit wisatawan yang ingin berelaksasi dengan menikmati sajian wisata kuliner,” tambahnya.
Dan titik potensi macet terakhir ada di ruas jalan menuju tempat Florawisata Santerra De Laponte. Jalur ini kerap menjadi jalur yang sering terjadi kemacetan parah. Karena antrean kendaraan yang akan masuk ke objek wisata ini sering memanjang hingga ke jalan.
Kevin mengimbau masyarakat atau wisatawan mengetahui sekaligus mewaspadai hasil pemetaan potensi kemacetan ini. Karena itu masyarakat dapat memilih jalur alternatif agar terhindar dari kemacetan lalu lintas. Adapun untuk skema pengaturan arus lalin Operasi Ketupat Semeru 2025, pihaknya menerapkan skema yang hampir sama dengan operasi Lilin Semeru pada saat tahun baru kemarin.
Skema dalam operasi tersebut dinilai cukup efektif untuk mengurai kepadatan arus lalu lintas (lalin) yang ada di Kota Batu. Ada dua skema rekayasa lalin yang diterapkan ketika peningkatan volume kendaraan meningkat drastis. Yaitu, sistem pasang surut dan one way.
”Skema rekayasa lalin ini kita terapkan ketika terpantau ada kepadatan kendaraan di titik- titik rawan dengan melakukan pola-pola manajemen lalu lintas, salah satunya pengalihan arus sementara untuk mencegah penumpukan panjang kendaraan,” tandas Kevin. [nas.fen]