Sidoarjo, Bhirawa.
Tradisi sedekah bumi yang telah digelar Pemkab Sidoarjo untuk peringatan Hari Jadi Sidoarjo (Harjasda) ke -166 pada tahun 2025 ini, baru saja digelar pada Sabtu (25/1) akhir pekan lalu, telah berjalan lancar.
Tradisi sedekah bumi ini, ditujukan sebagai bentuk permohonan doa kepada Allah SWT, untuk keselamatan warga Sidoarjo selama lima tahun kedepan, bagi daerah yang terkenal dengan sebutan kota udang dan kota bandeng ini.
Acara ritual budaya ini, dihadiri Plt Bupati Sidoarjo, Subandi, bersama istri dr Sriatun. Juga dihadiri oleh Ketua DPRD Sidoarjo, Abdilah nasih, jajaran Forkopimda dan para pimpinan OPD Sidoarjo bersama istrinya. Tak ketinggalan, ratusan warga masyarakat Sidoarjo juga ikut menghadiri sedekah bumi, yang digelar di tengah jalan depan pendopo Delta Wibawa Sidoarjo tersebut.
Setelah acara didoakan petugas bagian agama, sekitar pukul 14.00 WIB warga pun langsung berebut tiga buah gunungan sedekah bumi, yang berisi hasil bumi dari Kabupaten Sidoarjo itu. Warga pun berdesak-desakan, bahkan ada yang sampai terinjak-injak untuk mendapat lkan, bandeng presto, udang, kue, buah dan sayuran dalam gunungan tersebut.
Meski ada yang tidak mendapat apapun, mereka sangat gembira ikut perayaan Hari Jadi Kota Sidoarjo itu. Namun yang sangat disayangkan, banyaknya pencopet yang memanfaatkan ketika terjadi desak-desakan ini. Sejumlah warga sempat mengaku, kalau tas, dompet dan HP mereka, hilang ketika berlangsungnya saat desak-desakan itu.
Ketika gunungan sedekah bumi habis, karena sudah diambil ratusan warga, korban pencopetan itu masih mengitari tempat acara sedekah bumi. Mereka terus mencari, siapa tahu barang mereka itu masih bisa ditemukan lagi.
”Tidak mendapat apa-apa malah tas saya kecopaten,” kata Metty, ibu rumah tangga, asal Kelurahan Pucang, kecamatan Sidoarjo, saat berada di lokasi acara sedekah bumi itu.
Metty mengatakan, kalau dalam tasnya itu, berisi 2 HP dan uang sebesar Rp400.000. Kemudian ada Asfianti, warga Kelurahan Pucang, mengaku dompetnya juga ikut kecopetan saat berebut di acara sedekah bumi itu.
”Tadi ada yang menarik-narik tas saya. Dalam tas itu berisi uang, KTP dan STNK, bagaimana ini,” katanya sambil menangis dan kebingungan di lokasi itu.
Juga ada, Trisna, warga yang mengaku tinggal di Jl Yos Sudarso Sidoarjo. Hp dan uang, namun jumlahnya tidak ia hitung, juga amblas disikat copet. Juga ada ibu-ibu yang nangis dan mencaci maki. Katanya tidak dapat apa-apa malah dompetnya kecopetan.
”Hanya dapat kangkung, ini tak injak-injak,” katanya sambil menangis.
Kemudian, Faiz, pria muda yang mengaku tinggal di Kelurahan Lemahputro, Kecamatan Sidoarjo. Dompetnya yang berisi uang Rp300.000 juga disikat copet. ”Untung HP saya masih aman, gak dapat apa-apa malah kecopetan,” kata pria muda yang mengaku baru lulus kuliah itu.
Disebelah Faiz, ada seorang pria tua, dari Kelurahan Gebang Kecamatan Sidoarjo, juga mengaku dompetnya hilang. Berisi KTP, STNK dan ATM. ”Saya tadi merasa ada yang mendorong dari belakang,” katanya.
Seorang perempuan tanpa menyebut asal-usulnya mengaku dompetnya juga hilang. Berisi uang Rp400 ribu, ATM, STNK, SIM dan KTP. ”Uangnya tidak masalah, tapi surat-surat ini yang penting,” katanya.
Bahkan ada seorang anak gadis yang masih termasuk ABG, menangis terus di depan pendopo, karena dompetnya berisi HP dan STNK hilang. ABG yang bernama Nurul Fitriani asal Desa Pagerwojo Kecamatan Buduran itu, takut akan dimarahi orang tuanya sebab STNK kendaraan hilang.
Seorang petugas Polisi yang berada di lokasi, sempat menyarankan para korban pencopetan itu supaya mengurus surat laporan kehilangan di Polsek Sidoarjo.
Menurut korban pencopetan, mereka yang jadi korban sangat banyak, bisa sekitar 50-an orang. Ada yang kehilangan dua HP sekaligus. Ada yang kecurian uang Rp1,5 juta buat bayar sekolah anaknya. Ada pula Bapak-bapak yang kehilangan uang gajian, yang disimpan dalam dompet.
Menurut pendapat korban copet, panitia acara dianggap kurang tanggap. Karena acara sebesar itu, dalam rangka hari jadi kabupaten, kok malah banyak disusupi pencopet. [kus.fen]