Pemkab Sumenep, Bhirawa
Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Kangean (GMK) menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor Bupati Sumenep.
Aksi ini merupakan bentuk penolakan terhadap rencana pelaksanaan survei seismik tiga dimensi (3D) di wilayah perairan dangkal West Kangean oleh PT Kangean Energy Indonesia (KEI).
Dalam orasinya, para mahasiswa menyuarakan kekhawatiran atas dampak lingkungan dan sosial dari kegiatan eksplorasi migas di wilayah kepulauan. Mereka menilai, aktivitas tersebut berpotensi merusak ekosistem laut, mengganggu sumber penghidupan masyarakat pesisir, serta mengancam masa depan generasi muda di Pulau Kangean.
“Warga Kangean akan tetap bisa hidup tanpa migas. Kami menolak wilayah kami dijadikan kelinci percobaan. Jangan rusak lingkungan kami dan masa depan kami,” kata Koordinator Lapangan GMK, Ahmad Faik Hasan, Selasa (18/6).
Mahasiswa juga menilai, wilayah pesisir dan kepulauan tidak layak dijadikan lokasi eksploitasi migas karena karakteristiknya yang rentan terhadap dampak lingkungan. Mereka meminta pemerintah daerah untuk menyuarakan aspirasi masyarakat dan menghentikan rencana survei tersebut.
Kabag Perekonomian dan SDA Setkab Sumenep Dadang Dedy Iskandar menyampaikan, pemerintah daerah tetap berkomitmen untuk memfasilitasi berbagai program nasional, termasuk di sektor energi. Namun demikian, pihaknya juga membuka ruang dialog dan siap menyampaikan aspirasi warga kepada pemerintah pusat.
“Ini bukan semata-mata kepentingan pemerintah daerah, melainkan bagian dari kepentingan pembangunan nasional. Namun kami akan menampung dan menyampaikan suara masyarakat sebagai bentuk tanggung jawab kami,” kata Dadang.
Rencana survei seismik 3D di wilayah West Kangean merupakan bagian dari tahap awal kegiatan eksplorasi migas di kawasan tersebut. Meski demikian, rencana ini menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat, khususnya di wilayah terdampak langsung. [sul.dre]