SPAB melakukan sosialisasi kebencanaan pada Siswa TK Dharma Wanita Persatuan I Kejapanan, Gempol, Kabupaten Pasuruan, Selasa, (15/10/ 2024).
Kab Pasuruan, Bhirawa.
Pendidikan kebencanaan harus dimulai dari usia dini. Hal inilah yang mendasari Sekber Relawan Penanggulangan Bencana (SRPB) Jawa Timur untuk terus menggiatkan sosialisasi kebencanaan. Tak hanya pelajar kalangan kampus maupun siswa SMP dan SMA, siswa taman kanak-kanak pun juga jadi sasarannya.
Kali ini kegiatan Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) menargetkan siswa TK Dharma Wanita Persatuan I Kejapanan, Gempol, Kabupaten Pasuruan. Kegiatan yang diadakan pada Selasa, 15 Oktober 2024, digelar pada pagi hingga siang hari di sekolah yang berada di Jalan Lapangan Kejapanan, Gempol, Kabupaten Pasuruan.
Suara riuh, riang gembira berpadu jadi satu. Ada pula yang menangis dan bertengkar dengan sesama temannya. Khas anak-anak TK. Hal ini juga menjadi tantangan tersendiri bagi para fasilitator SPAB dari SPRB Jatim.
Sebanyak 70 siswa TK Dharma Wanita Persatuan I Kejapanan mengikuti SPAB ini bersama kepala sekolah, 4 guru, dan 10 wali murid. Mereka berperan sesuai tugasnya masing-masing. Di satu kelas, para guru dan wali murid diberikan materi tentang kebencanaan dan pembentukan Tim Satuan Bencana Sekolah (TSBS).
Sedangkan di kelas lainnya, para siswa TK diberikan materi visual tentang kebencanaan, bernyanyi, bermain ular tangga, dan memeragakan cara melindungi kepala saat terjadi bencana gempa bumi.
Kepala TK Dharma Wanita Persatuan I Kejapanan Mubaidah mengungkapkan rasa terima kasihnya atas kegiatan ini
“Semoga dengan adanya kegiatan ini bisa memberikan wawasan dan pengetahuan baru kepada anak-anak.Soalnya mereka kepingin sekali mendapat pelatihan tentang kebencanaan walaupun waktunya pendek,” jelasnya.
Sementara, Fasilitator SPAB Dian Harmuningsih mengatakan, pemberikan materi SPAB seperti kepada anak-anak TK memang agak lain. Pasalnya, dunia anak-anak memang berbeda sehingga dalam kegiatannya dikemas dengan riang gembira dan tidak membosankan.
Dua fasilitator, yakni Dian Harmuningsih dan Rizki Daniarto memberikan materi masing-masing di kelas berbeda. Mereka dibantu oleh Lusia Affandi dan Dani Kurniawan sebagai co-fasilitator. Usai simulasi menghadapi bencana gempa bumi, kegiatan diakhiri.(hel.hil).