Pemkab Kediri, Bhirawa
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meninjau Sekolah Rakyat (SR) Kabupaten Kediri di Balai Pengembangan Kompetensi ASN, Rabu (16/7), didampingi Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Jatim, Dra Restu Novi Widiani MM. Kunjungan ini untuk melihat aktivitas Sekolah Rakyat yang memiliki empat Rombongan Belajar (Rombel) SMA, sekaligus meninjau sarana prasarana setelah hari ketiga awal masuk sekolah.
Dalam peninjauan ini, Gubernur Khofifah mengecek berbagai fasilitas, seperti asrama, aula, dapur, ruang makan, laboratorium, serta infrastruktur penunjang lainnya. Menurutnya, fasilitas Sekolah Rakyat di Kabupaten Kediri sangat memadai dan mampu mendukung proses pembelajaran serta pembinaan karakter.
”Aulanya sangat luas, bisa digunakan untuk berkegiatan penunjang semangat siswa. Apalagi asrama, ruang makan dan fasilitas lainnya, tidak kalah dengan sekolah yang berstandar internasional,” ungkapnya.
Gubernur Khofifah juga mengusulkan agar siswa Sekolah Rakyat di Kabupaten Kediri bisa diperkuat lagi untuk belajar Bahasa Inggris, mengingat lokasinya yang dekat dengan Kampung Inggris Pare.
”Tadi saya mengusulkan kepada Bupati Kediri agar siswa Sekolah Rakyat di sini diberi kesempatan belajar Bahasa Inggris lebih kuat lagi. Jadi nanti mereka bisa fasih bahkan menguasai Bahasa Inggris yang tentunya sangat menunjang masa depan mereka,” imbuhnya.
Dengan konsep boarding school, Sekolah Rakyat ini diharapkan menjadi wahana pembinaan karakter sekaligus penguatan akademik bagi siswa. Sebagai bagian dari strategi besar menyiapkan Generasi Emas 2045.
Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Khofifah juga menyerahkan berbagai bentuk bantuan kepada warga Kabupaten Kediri, dengan total nilai mencapai Rp 6.363.980.400. Bantuan ini mencakup bantuan sosial (bansos), Bantuan Langsung Tunai (BLT) untuk buruh pabrik rokok lintas wilayah, program pemberdayaan masyarakat desa (PMD) hingga BOP dan Tali Asih Pilar Sosial di Kabupaten Kediri.
Porsi terbesar bantuan berasal dari Dinsos Jatim, dengan total Rp5.202.105.400. Salah satu yang terbesar adalah Program Keluarga Harapan (PKH) Plus senilai Rp2.936.000.000 yang disalurkan kepada 1.468 lansia, masing-masing menerima Rp2 juta per tahun atau Rp500 ribu per triwulan.
Kemudian, terdapat bantuan untuk penyandang disabilitas melalui Program Asistensi Sosial Penyandang Disabilitas (ASPD) sebesar Rp694.800.000 untuk 193 penerima, masing-masing menerima Rp3,6 juta per tahun atau Rp900 ribu per triwulan. Selain itu, bantuan dari Program Kewirausahaan Inklusif Produktif (KIP) turut diberikan. Meliputi KIP Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial Jawa Timur Sejahtera (PPKS Jawara) senilai Rp126 juta untuk 42 penerima sebagai stimulan usaha.
Tak hanya itu, ada pula KIP Putri Tangguh Mandiri (Putri) Jawara juga diberikan kepada 100 penerima dengan total anggaran Rp 300.000.000. Lalu KIP Eks PPKS Jawara senilai Rp 66.000.000 dengan jumlah penerima 22 jiwa. Terakhir, KIP Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Jawara senilai Rp 210.000.000 untuk 70 penerima. Masing-masing penerima bantuan program KIP mendapat Rp 3.000.000 untuk pengembangan usaha yang sudah berjalan.
Sementara itu, melalui program BLT Buruh Pabrik Rokok Lintas Wilayah yang berasal dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) Jawa Timur 2025, sebanyak 116 buruh pabrik rokok di Kabupaten Kediri menerima bantuan, masing-masing sebesar Rp1.325.900, dengan total anggaran mencapai Rp153.804.400. Bantuan lainnya diberikan dalam bentuk alat bantu mobilitas senilai Rp57.901.000 yang diserahkan kepada 14 Lansia dan penyandang disabilitas. [rac.van.fen]


