Didampingi Sekdes dan Tim Pelaksana Kegiatan Kades Sekargadung Sumarto saat melihat pengerjaan dam pintu air. foto: kerin ikanto/bhirawa
Gresik, Bhirawa.
Tingkatkan hasil panen padi berkelanjutan, Pemerintah Desa (Pemdes) Sekargadung Kecamatan Dukun, Kabupaten Gresik, Jawa Timur membuat terobosan dengan membangun dam pintu air disaluran irigasi pertanian. Hal tersebut dilakukan agar bisa mengontrol volume debit air ketika pasang dan surut disaat musim hujan. Pembangunan dam pintu air yang dikerjakan secara swadaya warga setempat
Sumar Kades Sekargadung Kecamatan Dukun mengatakan, pembangunan dam pintu air ini dilakukan tak lain nantinya untuk memudahkan para petani dalam memenuhi kebutuhan air, selain itu, juga memudahkan para petani untuk mengontrol debit air ketika pasang dan surut.
“Masing-masing dam ini terpasang pintu air yang terbuat dari besi, dimana pintu besi tersebut bisa dibuka dan ditutup mana kala air pasang dan surut.” kata Sumarto
Selain itu, kata Sumarto menjelaskan, pintu air tersebut memudahkan pembagian air untuk warga petani sehingga semua para petani kebagian air sesuai kebutuhan.
“Tanaman padi ini kan perlu butuh air yang cukup, ketika kebutuhan air tercukupi hasil panen pun sangat melimpah. Dengan adanya pintu air ini saya rasa sangat membantu untuk para petani,”jelasnya.
Sumarto menambahkan, untuk membangun tiga titik dam pintu air ini pihaknya menggunakan anggaran yang bersumber dari Dana Desa (DD) Tahun 2024 senilai 150 juta.
“Seratus Lima Puluh Juta itu untuk pembangunan tiga titik dam pintu air, maka kalau dibagi tiga titik, satu titiknya menghabiskan anggaran 50 juta,” tambahnya.
Karena pengerjaan ini nantinya perlu juga dipertanggungjawabkan, kata Sumarto jauh sebelum dikerjakan juga sudah melalui prosedur yang dilalui, baik itu rembuk desa, sosialisasi kepada warga, tokoh masyarakat bersama tim pelaksana kegiatan (TPK) Desa Sekargadung.
“Insya Allah semua sudah kita lakukan sesuai prosedur Rencana Anggaran Biaya (RAB) sesuai dokumen yang dibuat dan disusun dalam pelaksanaan proyek, baik pekerjanya secara bergantian juga dari warga kecuali tukangnya. Karena tukang yang tau gambar, kedalaman yang harus digali, lebar dan panjang yang harus dikerjakan dan komposisi adukan semen dan pasir yang harus melalui takaran dll,”pungkasnya. (eri.hel).