27 C
Sidoarjo
Saturday, January 4, 2025
spot_img

Tim UB Malang Lakukan Penelitian Proses Hilirisasi


Kota Malang, Bhirawa
Hilirisasi hasil industri di daerah perlu dijalankan demi mewujudkan industri yang maju di Indonesia. Sayangnya proses hilirisasi selama ini bukanlah hal yang mudah. Selain dikhawatirkan menimbulkan dampak negatif, kerjasama antar berbagai pihak juga diperlukan dalam proses ini.

Tim peneliti Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (FEB UB) melakukan penelitian di tiga daerah untuk menerapkan strategi kemitraan hilirisasi. Ada tiga daerah yang menjadi lokus penelitian yakni Kabupaten Gresik, Kabupaten Mempawah, dan Pulau Rempang Batam.

Dekan FEB UB, Abdul Ghofar SE MSi MAcc DBA Ak menyampaikan, tiga daerah ini dipilih karena merepresentasikan tahap hilirisasi industri bidang perkebunan dan pertambangan. Setiap daerah itu memiliki karakteristik terkait kemitraan apa yang cocok untuk diterapkan.

Dari penelitian ini, Ghofar menyebut, selama ini masih ada sekat antara masyarakat, pemerintah dan perusahaan. Sehingga proses hilirisasi belum bisa berjalan dengan maksimal. Ia mencontohkan di Kabupaten Gresik misalnya, ada aturan Pemda yang menyebutkan bahwa perusahaan harus merekrut 60 persen pekerja melibatkan masyarakat lokal. Namun hal ini belum bisa dipenuhi.

“Masyarakat ingin bantuan langsung, sementara perusahaan ingin melibatkan masyarakat . Di sisi lain, perusahaan punya standar khusus yang masih susah untuk dipenuhi masyarakat lokal,”ujarnya.

Ghofar menjelaskan, perusahaan memberikan CSR eksplisit berupa program pemberdayaan dan pelatihan masyarakat, hingga beasiswa untuk warga lokal. Sehingga masyarakat bisa masuk dalam rantai pasok perusahaan. Misalnya, masyarakat bisa turut serta dalam pasokan catering untuk perusahaan smelter.

Berita Terkait :  Bupati Yani Buka Porkab Gresik 2024, Ribuan Atlet Siap Berlaga Rebut Titel Juara

Agar proses hilirisasi ini bisa optimal, sambung Ghofar, disinilah tugas pemerintah daerah menjembatani berbagai pihak yang terlibat. Pemerintah daerah harus bisa merangkul semua kepentingan. Karena kunci kemitraan hilirisasi ada tiga, yaitu sesuai kesadaran masyarakat, bukan hanya sekedar CSR eksplisit, serta kerjasama hexahelic antara perusahaan, masyarakat, LSM, dan media massa.

Sementara itu Peneliti Utama FEB UB, Muhammad Irfan Islami, menekankan soal pentingnya peran pemerintah dalam hal ini. Pemerintah bisa berperan misal dalam upaya pembuatan regulasi, atau masuk melalui BUMDes bekerjasama dengan perusahaan.

Hendi Subandi, peneliti utama lainnya menjelaskan, tentang penelitian bertajuk Strategi Kemitraan untuk Hilirisasi. Penelitian ini, dilakukan selama empat bulan terakhir dengan melibatkan enam dosen dan 15 mahasiswa yang diterjunkan di tiga daerah.

“Kami melibatkan 300 responden untuk masing-masing daerah agar data yang dikelola lebih kredibel. Selain survei kami juga melakukan FGD dengan pihak terkait,” tutur Hendi.

Hasilnya, Tim Peneliti menyimpulkan, model kemitraan memperlihatkan bahwa hilirisasi dari perusahaan mengarah pada CSR eksplisit. Padahal, masyarakat harus bisa terlibat dalam rantai pasok untuk perusahaan.

“Perlu adanya edukasi agar hilirisasi jni menjadi penting dan bermanfaat. Sementara pemda juga berperan soal kepastian regulasi serta mampu menjadi konduktor dalam orkestra hilirisasi ini. Sedangkan LSM bersama pemda melakukan pendampingan dan edukasi,” tukasnya. [mut.fen]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Berita Terbaru

spot_imgspot_imgspot_img