Mendampingi Kelompok Tani dan Industri Gula Merah Tebu Kediri
Surabaya, Bhirawa
Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bersama dengan Universitas Islam Kadiri (Uniska) melakukan pendampingan ke Kelompok Tani Tunas Harapan, bekerjasama dengan industri gula merah tebu Ukaisya PT Tiga Dewi Timur Raya sebagai mitra pendamping, di Desa Ngetrep, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri.
Kegiatan mendapatkan pendanaan dari Direktorat Riset, Teknologi dan Pengabdian kepada Masyarakat, lewat PKM Skema Penugasan, Program Diseminasi Teknologi dan Inovasi tahun 2024 oleh DRPTM Kemendikbudristek dilakukan untuk memaksimalkan produk yang dihasilkan industri.
Tim Pelaksana Program Diseminasi Teknologi dan Inovasi dari ITS dipimpin Dr Eng Ir R Darmawan ST MT IPM ASEAN Eng. Menurutnya, kegiatan ini melibatkan 10 mahasiswa ITS dan enam mahasiswa Uniska dalam kegiatan KKN Tematik.
“Kegiatan ini untuk menjawab beberapa tantangan yang dihadapi oleh mitra sasaran, diantaranya yaitu terdeteksinya kandungan logam berat dalam produk gula merah dan kurangnya efisiensi dalam proses pemisahan foam atau scum yang mengakibatkan produktifitasnya tidak maksimal,” jelasnya.
Darmawan menjelaskan, mengukapkan limbah produksi yang dihasilkan belum dimanfaatkan secara optimal, dan kesadaran terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) masih perlu ditingkatkan serta pengupayaan pemenuhan terkait dengan HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point).
“Tim Pelaksana Program Diseminasi Teknologi dan Inovasi dari ITS dan Uniska telah melaksanakan serangkaian kegiatan pengembangan teknologi yang berfokus pada peningkatan kualitas dan kuantitas produk gula merah serta pengolahan limbah menjadi pakan ternak dengan memperhatikan prinsip K3 dan HACCP,” ungkap Darmawan.
Darmawan menambahkan, upaya mengatasi permasalahan tersebut, tim dari ITS telah merancang dan mengimplementasikan penggunaan food-grade cooking pan dengan kapasitas 2300 L nira yang terbuat dari Stainless Steel SS 304 serta mekanisasi scraping yang lebih efisien.
“Teknologi ini terbukti mampu meningkatkan efektivitas dalam menghilangkan logam berat dalam proses produksi gula merah,” imbuhnya.
Darmawan yang juga staf pengajar di Program Profesi Insinyur ITS dan Koordinator Badan Kejuruan Kimia Persatuan Insinyur Indonesia (BKK PII) Jawa Timur juga mengungkapkan, alat chamber heater food grade tsb juga dilengkapi mekanisasi scum removal, berkemampuan menghilangkan kontaminasi logam berat dan mampu meningkatkan produktifitas 20% hingga 30%, serta pemanfaatan limbah tamte sebagai bahan pembuatan pakan ternak domba, terang dosen Departemen Teknik Kimia. KKN Tematik ini juga akan dikonversikan ke SKS mata kuliah.
“Selama program ini berjalan, berbagai kegiatan seperti desain dan pemasangan alat cooking pan dan mekanisme scraping, workshop, serta pembuatan desain dan kemasan baru untuk mitra juga telah dilakukan.Kegiatan juga mencakup pembuatan SOP (standard operasional prosedur) yaitu SOP K3, SOP operasional alat, dan SOP pembuatan pakan ternak dan dokumen pendampingan HACCP. Sebagai bagian dari tanggung jawab sosial, tim mahasiswa KKN Tematik juga melakukan sosialisasi dan edukasi di sekolah dasar sekitar mitra mengenai bullying dan kekerasan seksual,” jeIasnya.
Dosen Program Studi Peternakan Uniska, Dr Efi Rokana SPt MP juga memaparkan, inovasi pengolahan limbah juga diperkenalkan dengan menggunakan teknologi fermentasi dan pembuatan biscuit, untuk menghasilkan pakan domba dari limbah produksi gula merah tebu yang memiliki palatabilitas baik dan sesuai kebutuhan domba.
“Teknologi memungkinkan pemanfaatan limbah yang sebelumnya tidak termanfaatkan, sehingga mendukung upaya fattening domba dan meningkatkan nilai ekonomi dari produk sampingan pabrik gula,” tandasnya.
Sementara itu, Direktur Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat ITS, Fadlilatul Taufany ST PhD menegaskan, proyek ini merupakan langkah strategis dalam meningkatkan daya saing industri gula merah lokal melalui pendekatan inovatif.
“Dengan penggantian Na-metabisulfit dan peningkatan teknologi pemrosesan, kami berharap dapat memproduksi gula merah yang lebih aman dan berkualitas tinggi. Selain itu, pemanfaatan limbah menjadi bioetanol juga merupakan langkah penting dalam mendukung keberlanjutan industri ini,” jelas Taufany.
Sedangkan Ketua Kelompok Tani Tunas Harapan yang sekaligus Direktur PT Tiga Dewi Timur Raya, Mashar, menyambut baik PKM dan KKN ini. Berharap produk gula merah bisa naik kelas, dan dapat lebih mensejahterakan kehidupan petani tebu. [ren.fen]