Para peserta sedang mendengarkan penjelasan dari narasumber.
Malang, Bhirawa
Komplikasi kehamilan s iaeperti preeklampsia, hipertensi gestasional, dan diabetes gestasional masih menjadi persoalan serius yang mengancam kesehatan ibu dan bayi. Menyadari hal tersebut, Tim Pendidikan Profesi Dokter FK Unesa menggelar program “Edukasi Interaktif Risiko Kardiovaskular untuk Mencegah Komplikasi Kehamilan pada Wanita Usia Reproduktif” di Gedung Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Malang, Sabtu (12/7). Kegiatan ini diikuti oleh ibu hamil dan tenaga kesehatan yang mendapatkan penyuluhan seputar pentingnya menjaga kesehatan kardiovaskular sejak awal kehamilan.
Selama ini banyak wanita usia reproduktif yang kurang menyadari bahwa faktor seperti hipertensi, obesitas, diabetes, dan dislipidemia sangat berpengaruh terhadap outcome kehamilan. Edukasi tradisional yang ada sering kali dinilai monoton dan kurang efektif, sehingga deteksi dini faktor risiko kerap terlambat dilakukan. Melalui program ini, penyuluhan disajikan secara inovatif menggunakan infografis, video interaktif, serta media digital dan cetak yang lebih menarik dan mudah dipahami. Selain melibatkan para ibu hamil, kegiatan ini juga menghadirkan mahasiswa kedokteran serta tenaga kesehatan sebagai edukator untuk memperkuat penyebaran informasi di masyarakat.
Dalam wawancaranya, dr. Fiona Paramitha, Sp.A, selaku ketua pengabdian masyarakat, menegaskan bahwa risiko kardiovaskular berperan besar dalam memicu komplikasi kehamilan yang berbahaya. “Hipertensi dan diabetes bukan hanya penyakit kronis biasa, tetapi ketika terjadi pada ibu hamil, dampaknya bisa sangat serius. Preeklampsia, perdarahan, hingga kelahiran prematur bisa muncul, bahkan berisiko membahayakan nyawa ibu maupun bayi. Oleh karena itu, deteksi dini dan edukasi yang tepat menjadi kunci pencegahan,” ungkapnya.

dr. Fiona Sp.A sebagai ketua pengabdian masyarakat sedang menjelaskan komplikasi penyakit kardiovaskular dan kehamilan beserta penanganan awalnya
Evaluasi program dilakukan melalui pre-test dan post-test yang menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan peserta mengenai risiko kardiovaskular meskipun jumlah responden terbatas. Salah satu peserta menyampaikan bahwa dirinya baru memahami pentingnya mengatur pola makan dan melakukan pemeriksaan rutin untuk mencegah komplikasi. Tim pengabdian menekankan bahwa edukasi kesehatan ibu tidak dapat dilakukan secara parsial, melainkan membutuhkan pendekatan berbasis teknologi, metode penyampaian yang inovatif, serta kolaborasi lintas sektor agar dampaknya lebih luas dan berkelanjutan.
Dr. Fiona juga menambahkan, “Kami berharap kegiatan ini menjadi langkah awal untuk membangun kesadaran masyarakat luas. Dengan edukasi yang lebih menarik dan kolaborasi dengan berbagai pihak, kita bisa menurunkan angka komplikasi kehamilan. Harapannya, program ini bisa menjadi model yang direplikasi di berbagai daerah, demi melindungi kesehatan ibu dan anak Indonesia,” katanya.

dr. Alviannur SpJP sedang menjelaskan apa saja komplikasi kehamilan yang dapat terjadi pada penyakit kardiovaskular pada ibu hamil.
Harapannya, model edukasi ini dapat direplikasi di berbagai daerah guna menekan angka komplikasi kehamilan sekaligus melindungi kesehatan ibu dan anak di Indonesia. Dengan kesadaran yang meningkat, ibu hamil dapat lebih proaktif dalam menjaga kesehatan diri dan janinnya, sementara dukungan keluarga serta tenaga kesehatan akan semakin memperkuat langkah menuju generasi yang lebih sehat di masa depan. wwn


