Kota Malang, Bhirawa
Sistem smart gate parkir sebagai upaya untuk meningkatkan keamanan dan kenyamanan lingkungan kampus, diterapkan Universitas Negeri Malang, (UM). Sistem ini bagian dari bentuk mitigasi atas maraknya kasus kehilangan helm dan sepeda motor di area kampus.
Prof. Dr. Puji Handayati, Wakil Rektor II UM, menyampaikan smart gate merupakan bagian dari upaya UM dalam menciptakan kawasan kampus yang lebih aman dan tertib. “Upaya menjamin keamanan dan kenyamanan kami laukan, seiring dengan kebutuhan warga kampus maupun masyarakat sekitar.”ujar Puji, Kamis (24/7) kemarin.
Smart gate parkir ini, lanjutnya tidak sekadar soal akses keluar-masuk kendaraan, tapi bagian dari layanan yang ingin UM tingkatkan untuk mahasiswa, dosen, dan tenaga kependidikan. “Dengan sistem ini, akses ke kampus menjadi lebih terkontrol,”imbuh Puji.
Pihaknya menegaskan, untuk warga UM, seperti dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa, tidak akan dikenai biaya parkir alias gratis. Mahasiswa bisa mengakses gate dengan menggunakan Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) yang sudah terintegrasi dalam sistem.
Sementara dosen dan tendik cukup mendaftarkan nomor plat kendaraan mereka untuk mendapatkan akses. “Setiap mahasiswa dapat mendaftarkan satu kendaraan, sementara dosen dan tendik maksimal dua kendaraan. Pendataan 45 ribu mahasiswa sudah kami lakukan,”tandasnya.
Namun, untuk masyarakat umum yang memasuki UM melalui smart gate, akan dikenai biaya parkir senilai Rp 3 ribu untuk kendaraan roda dua, dan Rp 5 ribu untuk kendaraan roda empat.
Sistem pembayarannya menggunakan QRIS. “Saat ini masih uji coba dan dilakukan secara manual, namun semua proses sudah terekam otomatis di sistem,”sambung Puji.
UM menetapkan bahwa pengunjung yang berada di kampus kurang dari 10-15 menit tidak dikenai biaya parkir. “Bagi ojek online yang menjemput penumpang dengan estimasi waktu sekitar 10-15 menit itu tidak akan dikenakan biaya parkir,”terangnya.
Sistem smart gate ini mencakup 20 gate yang tersebar di seluruh area kampus. Proyek ini melibatkan 8 bank mitra dalam pengadaannya dan didukung oleh CSR Bank Jatim, dengan total nilai pengadaan sistem senilai Rp 1,5 miliar.
UM menegaskan bahwa parkir bukan menjadi ladang komersialisasi. “Vendor kantin dan mitra internal kampus juga diberikan akses masuk tanpa dipungut biaya.”tambahnya.
Seluruh pendapatan dari parkir umum akan masuk ke Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui koordinasi dengan Bapenda Kota Malang,” ujarnya.
Dalam masa uji coba ini, UM telah menemukan tiga kasus dugaan pencurian helm, yang justru memperkuat urgensi penerapan sistem ini secara menyeluruh. “Sosialisasi sial smart gate ini terus kami lakukan di masa uji coba selama sebulan ini,” katanya.
Pihak kampus juga akan membuat video tutorial smart gate untuk mempermudah warga kampus memahami prosedurnya. [mut.wwn]


