27 C
Sidoarjo
Wednesday, December 17, 2025
spot_img

Tahun Ajaran 2025/2026 Usung MPLS Ramah


Kadindik: Sesuai Arahan Pusat Kita Fokuskan Pada 7 Kebiasaan Anak Hebat
Pemprov, Bhirawa
Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) secara serentak akan mulai dilaksanakan hari ini Senin (14/7). Dinas Pendidikan Jatim menegaskan MPLS tahun ajaran 2025/2026 adalah kegiatan pengenalan sekolah Ramah sebagaimana arahan Mendikdasmen. Sementara Legislatif berharap MPLS jadi ajang penguatan siswa.

Tahun ini, MPLS akan difokuskan pada 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat serta sosialisasi pencegahan pornografi, NAPZA, Isu Judi Online dan Pengenalan Empat Pilar Kebangsaan. Upacara pembukaan MPLS sendiri secara serentak kan dibuka di SMA Hang Tuah 1 Surabaya.

Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim, Aries Agung Paewai menyebut kegiatan MPLS jenjang SMA, SMK dan SLB di Jawa Timur akan mengacu pada panduan MPLS Kemendikdasmen. Di mana selama lima hari mereka akan menerima materi pengenalan lingkungan sekolah, guru, ekstrakurikuler sekolah.

“Yang utama selama lima hari ini mereka dikuatkan tentang aktifitas 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat. Tidak ada aturan khusus. Kita mengacu semua pada panduan dan aturan Kemendikdasmen,” ujar Aries, Minggu (13/7).

Mantan Pj Wali Kota Batu ini juga menegaskan bahwa sesuai arahan Mendikdasmen, MPLS harus dilakukan dengan komitmen menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, perlindungan anak, dan penguatan karakter.

Aries juga menyebut setiap satuan pendidikan harus memegang enam prinsip MPLS Ramah, yaitu ramah, edukatif, efektif dan efisien, inklusif, partisipatif, dan fleksibel.

Berita Terkait :  PCNU Lamongan 2025-2030 Resmi Dilantik, Siap Wujudkan Kemandirian Perekonomian

Menurut Aries, MPLS tidak hanya program yang berkaitan dengan pengenalan lingkungan sekolah saja. Lebih jauh, masa pengenalan satuan pendidikan merupakan momen strategis dalam proses adaptasi murid.

Selain itu, kegiatan MPLS juga dimaksudkan sebagai langkah awal dalam menekankan pentingnya pendidikan karakter, pengembangan bakat dan minat, serta semangat belajar di hari pertama.

“Para murid tidak lagi menggunakan atribut aneh atau mengalami perpeloncoan. Sebaliknya, dengan MPLS Ramah, para murid akan mengikuti kegiatan yang menyenangkan, positif, serta berkarya,” ujar Aries.

Melalui kegiatan ini, lanjut Aries, murid diharapkan dapat mengenal nilai-nilai sekolah, memahami lingkungan belajar, dan membangun interaksi positif dengan guru serta teman sebaya.

Terkait penggunaan seragam SMA/SMK atau SLB, Aries menekankan para murid bebas menggunakan seragam sekolah asal. Untuk seragam baru SMA/SMK atau SLB, kata Aries para Wali murid bisa membeli di toko pakaian/seragam maupun koperasi sekolah.

“Tidak ada kewajiban memakai seragam SMA, SMK atau SLB. Mereka kami bebaskan menggunakan seragam SMP asal,” tegas Aries.

Ajang Penguatan Karakter Siswa
Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) dinilai sebagai momentum strategis dalam membentuk karakter generasi muda. Hal ini disampaikan oleh Anggota DPRD Jatim dari Fraksi PKS, Dr. H. Puguh Wiji Pamungkas, MM, pria kelahiran Wajak, Kabupaten Malang.

Menurutnya, MPLS harus dimanfaatkan untuk memperkuat nilai-nilai moral dan etika di kalangan pelajar, khususnya siswa SMA.

Berita Terkait :  'Jalan Setia', Inovasi Demi Wujudkan Lingkungan Sehat dan Ramah Lansia

“Kami mendorong MPLS menjadi ajang penguatan karakter anak-anak. Ini penting sebagai landasan mereka selama bersekolah,” tegas Puguh saat dikonfirmasi Bhirawa, Minggu (13/7).

Puguh menyoroti maraknya isu pergaulan bebas yang kini semakin mengkhawatirkan, terutama di kota-kota besar seperti Surabaya, Malang, Jember, dan daerah lain di Jawa Timur. Ia menilai tantangan moral remaja kini sangat berbeda dibanding era 70-80-an.

“Anak-anak kita sekarang berada pada fase zaman yang berbeda jauh dengan orang tua mereka. Pendekatannya harus kontekstual. Maka dari itu, MPLS ini jangan lagi diisi dengan perpeloncoan, itu sudah tidak relevan,” tegasnya.

Politikus PKS ini juga menekankan pentingnya pendidikan karakter yang berakar pada nilai-nilai Pancasila.

“Saya pikir Pancasila sudah mengakomodir semua aspek pendidikan karakter. Butir-butir Pancasila harus dikupas tuntas dalam MPLS agar anak-anak tidak hanya menerima materi normatif semata,” jelasnya.

Ia berharap sekolah-sekolah di Jawa Timur bisa lebih kreatif dalam menyusun materi MPLS yang berorientasi pada penguatan mental, spiritual, serta etika sosial pelajar, bukan sekadar pengenalan fisik sekolah atau aktivitas simbolik lainnya.

Puguh juga menyerukan agar semua pihak, baik guru, kepala sekolah, hingga orang tua, memastikan bahwa MPLS berjalan bebas dari kekerasan, perundungan, atau perpeloncoan.

“Ini bukan zamannya lagi. Kita harus jadi pelindung dan pembina, bukan penekan mental anak-anak,” pungkasnya. [ina.geh.gat]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru