Oleh :
Susanto
Kepala SMAN 1 Sugihwaras- Kabupaten Bojonegoro Provinsi Jawa Timur ; Alumnus Pascasarjana UNS Surakarta.
Hari baru
Kawan baru
Suasana baru.
saling menghormati
Saling menerima Sekolahku,
rumahku …
(Jingle Lagu MPLS Ramah 2025, Kemdikdasmen )
Senin `14 Juli 20025 awal tahun pelajaran baru 2025/2026 dimulai. Para siswa dari jenang SD/MI, SMP/MTS, dan SM/SMK/MA akan memulai aktivitas kembali setelah libur. Momen ini disambut suka cita oleh para siswa, guru, dan juga orang tua. Tahun ini Pemerintah secara spesial mengawal pendidikan secara maksimal. bahwa hari pertama masuk sekolah sebagai hari yang menyenangkan dan ramah karena semua warga sekolah menjadi sosok ramah, menyenangkan dan tanpa kekerasan.
Mengacu pada Surat Edaran Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 10 Tahun 2025 mengatur pelaksanaan MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah) yang ramah, khususnya untuk jenjang PAUD, Dikdas, dan Dikmen. MPLS Ramah bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang aman, inklusif, dan menyenangkan bagi siswa baru, dengan fokus pada pengenalan lingkungan, warga sekolah, dan kurikulum.
MPLS yang Menyenangkan (Ramah)
Mengacu pada Surat Edaran Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah MPLS yang ramah, Prinsip yang dibangun, Pertama, sekolah harus melakukan kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) selama lima hari lebih menekankan semangat anti kekerasan Hal ini dimaksudkan mendidik kedisiplinan siswa, membiasakan memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya sehingga siswa selama belajar penuh dengan perasaan menyenangkan tanpa beban psikologis adanya kekerasaan dan ramah kepada perserta didik
Kedua, selama MPLS sudah ada panduan atau arahan yang jelas. Artinya, ditegaskan bahwa selama MPLS harus mengindentikasi potensi siswa, membantu siswa baru beradaptasi dengan lingkungan sekolah dan sekitarnya, antara lain terhadap aspek keamanan, fasilitas umum, dan sarana prasarana sekolah. Disamping itu juga yang tak kalah pentingnya adalah menumbuhkan perilaku positif antara lain kejujuran, kemandirian, sikap saling menghargai, menghormati keanekaragaman dan persatuan, kedisplinan, hidup bersih dan sehat untuk mewujudkan siswa yang memiliki nilai integritas, etos kerja, dan semangat gotong royong pada diri siswa. Dengan cara itu siswa akan memiliki karakter kuat sehingga bisa menjadi bekal dalam bergaul dan juga berinteraksi selama belajar disekolah.
Sesuai Surat Edaran Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah perlu disambut hangat dan perlu mendapatkan apresiasi oleh semua pihak. Mengapa demikian? Karena pada substansinya semua itu bertujuan ke arah yang lebih baik bagi pembentukan sikap dan karater mulia. Dengan kata lain, itu semua adalah bagian dari penanaman pendidikan karakter. Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai segala sesuatu yang dilakukan guru, yang mampu mempengaruhi karakter peserta didik. Guru membantu membentuk watak peserta didik. Hal ini mencakup keteladanan bagaimana perilaku guru, cara guru berbicara atau menyampaikan materi, bagaimana guru bertoleransi, dan berbagai hal terkait lainnya.
Menuju Generasi Hebat
Ada beberapa hal yang perlu kita kaji sekaligus menjadi renungkan bersama agar pada siswa kita nantinya sebagai bangsa yang kuat karakternya. Pertama, pendidikan karakter dalam sekolah adalah solusi sebagai gerakan untuk meneguhkan kembali kemartabatan bangsa. Mengapa demikian? Karena pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut. Dalam pendidikan karakter di sekolah, semua komponen (pemangku pendidikan: Khususnya guru) harus dilibatkan, termasuk komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, penanganan atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas atau kegiatan ko-kurikuler, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, dan ethos kerja seluruh warga sekolah/lingkungan. Di samping itu, pendidikan karakter dimaknai sebagai suatu perilaku warga sekolah yang dalam menyelenggarakan pendidikan harus berkarakter.
Kedua, MPLS yang menyenangkan dan ramah dengan semangat antikekerasan harus digelorakan. Momen tahun pelajaran baru yang bersamaan dengan MPLS dapat juga dijadikan titik pijak dalam mengelorakan pendidikan karakter semangat antikerasan agar para siswa baru dapat belajar dengan tenang. Dalam artian, MPLS ini dapat sebagai titik tumpu membangun kesadaran jangan sampai ada aksi kekerasan yang melibatkan warga sekolah baik itu guru, kepala sekolah, karyawan dan juga sesama siswa. .
Nah, dalam tataran yang demikian, peran guru sangatlah vital sebagai penyelaras pendidikan karakter. Bagaimanapun juga pendidikan karakter merupakan pilihan dan solusi cerdas dalam meneguhkan kemartabatan sebuah bangsa. Sekolah sebagai tempat dalam menanamkan perilaku berbudi pekerti luhur benar-benar efektif dan berdampak positif bagi generasi Indonesia pada masa mendatang dengan tanpa kekerasaan atau perploncoan. Tentunya mulai hari ini dan esok sekolah adalah tempat kasih sayang, meraih mimpi, dan juga tempat yang menyenangkan bukan tempat yang memicu kekerasan sesama warga sekolah. Sekolah adalah tempat menumbuhkan generasi atau anak Indonesia hebat.
————- *** —————–


