Bojonegoro, Bhirawa
Pemkab Bojonegoro melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) menargetkan produksi padi pada tahun 2024 mencapai 900 ribu ton. Berdasarkan data yang masuk hingga Juni ini, produksi padi di Bojonegoro baru mencapai 617 ribu ton, kurang 283 ribu ton dari target.
“Produksi padi hingga Juni lalu masih belum memenuhi target 900 ribu ton. Sebab, akhir Juli kemarin baru selesai musim tanam kedua untuk tanaman padi. Misalnya, Kec Sumberrejo baru selesai panen padi,” kata Kabid Tanaman Pangan dan Holtikultura DKPP Bojonegoro, Imam Nurhamid, kepada Bhirawa kemarin (13/8).
Sehingga, DKPP Bojonegoro optimis mampu mencapai target yang ditentukan tahun ini. Karena sejumlah lahan pertanian terutama di sekitar wilayah Sungai Bengawan Solo, dan Waduk Pacal masih bisa menanam padi untuk musim tanam ketiga.
“Misalnya Kec Ngraho, Padangan, Purwosari, Kasiman, Malo hingga Gondang masih bisa tanam padi karena masih memiliki sumber air,” jelasnya.
Lanjut Imam mengatakan, luas tanam padi tertinggi di Bojonegoro hingga Juni 2024. Yakni, terdapat di Kec Sumberrejo sekitar 11.599 hektar dengan produksi padi 47.853 ton. Selanjutnya, Kec Kepohbaru dengan luas tanam padi sekitar 10.951 hektar dan angka produksi mencapai 53.834 ton.
Kemudian, Kec Kalitidu dengan jumlah luas tanam padi sekitar 10.072 hektar dan angka produksi 34.227 ton.
“Selain luas wilayah, jumlah tanam yang bisa dua kali setahun juga mempengaruhi angka produksi padi,” ujarnya.
Berdasar data dari DKPP Bojonegoro, dari total luas tanam padi 141.718 hektare (ha) pada Oktober 2023 hingga Juni 2024. Luas panen padi mencapai 97.882 hektare per Januari hingga Juni 2024. Dengan angka produksi padi sekitar 617.060 ton pada Januari hingga Juni 2024. [bas.gat]
