Ketua Umum Seruling Mas, Wisnu Suhardono sedang berpidato dalam FGD RM Margono (foto Atas), Peneliti Sygma Research and Consulting Ken Bimo Sultoni memberikan buku hasil riset kajian historis RM Margono kepada Bupati Banyumas, Sadewo Tri Lastiono. (Foto Bawah kanan). Peneliti SRC Ken Bimo Sultoni bersama Kades Cilongok Saifuddin didampingi Komisaris SRC, Yuristiarso.
Purwokerto, Bhirawa.
Temuan Sygma Research and Consulting (SRC) mengenai sosok tokoh ekonomi nasional yang nyaris terlupakan, RM Margono Djojohadikusumo, mendapat sambutan hangat dari masyarakat Banyumas. Disisi lain, RM Margono juga dikenal sebagai kakek Presiden RI, Prabowo Subianto.
Setelah menemui keluarga RM Margono dan Bupati Banyumas, tim SRC kemudian sowan kepada beberapa tokoh masyarakat Banyumas melalui LSM Paguyuban Seruan Eling Banyumas (Serulingmas).
Dalam pertemuan ini, Ketua Serulingmas, Wisnu Suhardono, menegaskan pentingnya melestarikan sejarah dan perjuangan RM Margono bagi generasi mendatang.
“Kami sebagai perkumpulan masyarakat Banyumas merasa memiliki tanggung jawab moral, karena Beliau (Margono) sudah sangat pantas diusulkan sebagai pahlawan nasional,” tuturnya di Fakultas Biologi Unsoed saat menggelar FGD terkait sosok RM Margono, Selasa (18/3).
Kepala Desa Cilongok, Saifudin, yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Asosiasi Kepala Desa Nasional (AKSI), turut memberikan pandangannya.
“Sosok RM Margono Djojohadikusumo tidak bisa dilepaskan dari instrumen penting perekonomian nasional baik dalam proses pendirian BNI maupun langkah-langkah beliau bersama sahabatnya Bung Hatta dalam menginisiasi pendirian perkumpulan-perkumpulan ekonomi pribumi dan koperasi yang menjadi motor perekonomian di era kolonial” tuturnya.
Ken Bimo Sultoni, Peneliti SRC, menegaskan bahwa pihaknya siap berkolaborasi dengan Serulingmas dan akademisi untuk memperkuat kajian historis ini.
“SRC nuwun sewu kepada masyarakat Banyumas karena tokoh sehebat RM Margono belum cukup terekspos dalam sejarah nasional. Kami berkomitmen menggali lebih dalam kontribusi beliau agar diakui sebagaimana mestinya,” ujarnya.
Pada kesempatan lain Rudi Arifyanto, Direktur Kebijakan Pembangunan Manusia Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang juga mantan PJ Bupati Sampang itu mengatakan bahwa pihaknya sering diajak diskusi oleh SRC terkait sosok RM. Margono Djojohadikusumo.
“Margono adalah sosok pemikir dan Intelektual Aktor terkait sejumlah Institusi institusi penting baik sebelum masa kemerdakaan maupun di masa-masa kemerdekaan dan tapak jejak sejarahnya terukir nyata dalam berbagai tulisan dan buku buku karya beliau, meskipun masih terdapat banyak misteri yang belum terungkap disaat semakin mengenal sosok asli Banyumas tersebut,” jelasnya.
Sebagai pendiri Bank Negara Indonesia (BNI) dan Ketua Dewan Pertimbangan Agung (DPA) pertama, RM Margono Djojohadikusumo memainkan peran penting dalam ekonomi dan pemerintahan awal Indonesia. Selain itu berkat jasa jasanya di bidang perkoperasian Dawam Rahardjo, seorang ekonom, pimpinan LP3ES dan direktur majalah Prisma kala itu, menjelaskan bahwa Margono Djojohadikoesoemo adalah Bapak Koperasi.
Penjelasan tentang Margono Djojohadikoesoemo sebagai Bapak Koperasi disampaikan Dawam Rahardjo ketika menulis pengantar untuk buku Soemitro Djojohadikusumo “Kredit Rakyat di Masa Depresi” yang diterbitkan LP3ES pada tahun 1989.
Dukungan lain juga datang dari berbagai elemen masyarakat, termasuk akademisi dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS), dan Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
Dengan kolaborasi ini, diharapkan warisan sejarah RM Margono Djojohadikusumo semakin mendapat penghormatan yang layak dari pemerintah dan negara sehingga dapat semakin dikenang oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia. [riq.hel]