26 C
Sidoarjo
Thursday, November 21, 2024
spot_img

Swa-sembada Pangan

Saat ini impor beras semakin deras, tapi tidak akan lama. Akan segera stop, karena Indonesia akan swa-sembada pangan pada 4 tahun mendatang! Pemerintah mengakui panen sepanjang tahun 2024 hanya menghasilkan 30 juta ton beras. Turun 0,76 juta ton dibanding tahun 2023. Maka tidak sia-sia pemerintah menambah kuota impor beras, sampai 5 juta ton tahun 2024. Upaya swa-sembada pangan wajib dilakukan secara spartan dan sistemik. Termasuk peng-aneka ragam-an, dan pembiasaan bahan pangan selain beras.

Penurunan hasil panen disebabkan menyustnya luas areal tanam pada triwulan pertama 2024. Berdasar laporan kinerja Pangan, keberadaan beras total sebanyak 30 juta ton, termasuk beras cadangan pemerintah (BCP) yang disimpan di Gudang Bulog. Pencatatan yang bisa dipastikan salah. Buktinya, pemerintah maasih harus mengimpor semakin banyak. Sekaligus menjadi angka tertinggi impor beras selama lima tahun.

Presiden Prabowo, sudah berjanji, Indonesia akan swa-sembada pangan pada tahun 2028. Dengan iklim hujan tropis, kesuburan alam Indonesia merupakan karunia yang patut dikerjakan dengan berbagai upaya. Terutama tanaman bahan pangan. Seperti gandum, dan sorgum (garai) yang bisa tumbuh subur. Begitu pula bahan pangan dari jenis umbi-umbian, sudah lama dikenal. Termasuk porang, biasa ditanam di kebun rumah tangga pedesaan. Porang bisa “di-hilirisasi” menjadi beras.

Maka benar, swa-sembada pangan, bukan sekadar bahan orasi. Melainkan bisa dicapai. Beras analog, akan menjadi metode paling populer. Bahan beras analog bisa berasal dari tepung umbi-umbian (ubi jalar, singkong, talas). Juga bisa dari bekatul, kulit ari beras yang mengandung serat, vitamin, dan mineral. Separti dahulu, nenek moyang telah mengenal bahan pangan olahan. Antara lain yang populer di senatero Jawa, panganan tiwul, berasal dari gaplek (irisan singkong).

Berita Terkait :  Masalah Laten Kebocoran Anggaran

Nilai ke-ekonomi-an bahan pangan, niscaya menjadi pilar utama perdagangan. Impor beras, misalnya, pada tahun 2024 akan sebanyak 5 juta ton. Dengan harga beli (plus ongkos kirim, dan bongkar muat) sebesar Rp 10 ribu per-kilogram. Nilainya mencapai Rp 50 trilyun. Tetapi impor beras, diperlukan sebagai “peredam” gejolak harga. Sejak bulan Ramadhan tahun 2023, harga beras terus merangkak naik. Sampai Rp 15 ribu per-kilogram.

Harga beras selama tahun 2023 sampai 2024, terasa semakin menuju puncak. Bagai serasa percaya tak percaya, harga beras memimpin laju inflasi. Maka Pemerintah (melalui Badan Pangan Nasional) memilih menetapkan kenaikan HET beras premium, dan medium. Harga eceran tertinggi, beras SPHP (Stabilisasi Pasokan Harga Pangan) Bulog menjadi Rp12.500 per kilogram. Harga beras Bulog, tercatat paling murah. Digunakan untuk operasi pasar, dan BLT beras.

Harga beras konon, akan seperti harga BBM, bisa naik, bisa turun, sesuai input biaya ke-pertani-an. Merespons harga beras yang makin membubung, pemerintah terpaksa menambah pagu impor. Cukup “mujarab” mengendalikan harga beras. Sedangkan pada sisi kepentingan petani, pemerintah menaikkan harga gabah kering panen (GKP) naik menjadi Rp 6.000 per-kilogram. Gabah kering giling (GKG) naik menjadi Rp 7.400 per-kilogram.

Presiden Prabowo, berpesan kepada pejabat, agar tidak puas dengan angka-angka statistik. Sekaligus harus mengetahui kondisi di lapangan. Seperti catatan Konsumsi beras nasional selama setahun, diperkirakan mencapai 28,39 juta ton. Dengan panen sebanyak 30 juta ton, seharus surplus. Realitanya, impor beras makin deras. Tetapi Pemerintah memiliki mandatory UU Nomor 7 Tahun 2014 Tentang Perdagangan. Juga terdapat mandat UU Nomor 18 Tahun 2012 Tentang Pangan.

Berita Terkait :  Regulasi Batasan Usia Minimum Bermedia Sosial

Dua Undang-Undang nyata-nyata meng-amanat-kan ke-cukup-an pangan, sekaligus ke-terjangkau-an harga. Mustahil bisa dipenuhi jika tidak swa-sembada pangan

——— 000 ———

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Berita Terbaru

spot_imgspot_imgspot_img