25 C
Sidoarjo
Friday, December 5, 2025
spot_img

SMPN 8 Kota Probolinggo Gelar Wisuda dengan Basuh Kaki Orang Tua


Kota Probolinggo, Bhirawa
Di tengah sorotan publik terhadap larangan wisuda mewah di tingkat sekolah, SMP Negeri 8 Kota Probolinggo justru menghadirkan prosesi kelulusan yang sederhana namun sarat makna. Sebanyak 181 siswa kelas 9 yang dinyatakan lulus mengikuti tradisi tahunan berupa prosesi sungkeman dan membasuh kaki orang tua, Rabu (18/6) pagi.

Kepala SMPN 8 Kota Probolinggo, Zakial Erfan, menjelaskan bahwa tradisi ini bukan sekadar seremoni, melainkan bentuk pendidikan karakter yang telah diterapkan sekolah setiap tahun menjelang kelulusan. Tradisi ini menjadi pengingat akan jasa dan pengorbanan orang tua serta guru yang telah membimbing siswa hingga lulus.

“Tujuannya agar siswa yang akan melanjutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya tidak memiliki beban batin terhadap orang tua maupun guru. Mereka dilepas dengan restu dan rasa syukur,” ungkap Zakial.

Prosesi yang berlangsung penuh haru itu diawali dengan momen simbolis menyuapi ibu dengan sesuap nasi kuning. Setelah itu, para siswa bergantian membasuh kaki ibu mereka menggunakan baskom berisi air yang telah mereka bawa sendiri dari rumah. Tangis haru mewarnai seluruh prosesi yang dilanjutkan dengan sungkeman.

Menurutnya, sekolah berupaya mengedepankan nilai-nilai moral dan penghormatan kepada orang tua, menggantikan tradisi wisuda mewah yang kerap kali membebani wali murid. “Ini bagian dari konsep wisuda sederhana namun berkesan, yang justru lebih menyentuh hati,” imbuhnya.

Momen penuh emosi itu tidak hanya membuat para siswa berlinang air mata, tetapi juga menyentuh hati para orang tua yang hadir. Banyak ibu yang tak kuasa menahan haru saat anak-anak mereka bersimpuh dan membasuh kaki mereka dengan penuh hormat.

Berita Terkait :  Molornya Pembangunan Rumah Negara Kota Batu Bisa Berimbas Sanksi

Salah satu siswa, Tamara Yaulian, mengungkapkan bahwa prosesi tersebut membuatnya lebih sadar akan besarnya cinta dan pengorbanan sang ibu. “Saya sayang ibu, meskipun dalam perjalanan banyak masalah. Ibu tetap jadi sosok yang selalu ada dan mendampingi,” ucap Tamara dengan mata berkaca-kaca.

Tamara juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada para guru yang telah membimbing mereka selama tiga tahun di bangku SMP. Ia mengaku pengalaman ini akan menjadi kenangan yang tak terlupakan dalam hidupnya.

Prosesi ini sekaligus menjadi bentuk refleksi atas perjalanan pendidikan siswa selama di SMPN 8. Sekolah berharap nilai-nilai hormat, syukur, dan cinta kepada orang tua yang ditanamkan dalam momen tersebut akan terus dibawa oleh siswa ke jenjang pendidikan berikutnya.

Kegiatan wisuda sederhana dan bermakna ini juga mendapat apresiasi dari berbagai pihak, karena mampu menciptakan suasana kelulusan yang menyentuh hati tanpa harus menonjolkan kemewahan.

Dengan tradisi yang penuh makna ini, SMPN 8 Kota Probolinggo memberi contoh bahwa kelulusan bukan hanya soal seremonial, tetapi juga soal penghargaan terhadap perjalanan, perjuangan, dan restu dari orang-orang tercinta. [fir.wwn]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru