Surabaya, Bhirawa
Tim Subdurektorat Mitigasi Crisis Center (SMCC) Universitas Negeri Surabaya (Unesa) beri konseling dan trauma healing bagi korban ambruknya musala Pondok Pesantren Al-Khoziny Buduran, Sidoarjo Kamis, (2/10). Aksi pendampingan difokuskan bagi warga yang terdampak, terutama anak-anak.
Kepala SMCC Unesa, Wiryo Nuryono menuturkan kehadirannya dan timnya untuk membantu meringankan beban psikologis yang dirasakan korban pasca-kejadian tersebut, sehingga bisa lebih tenang dan kuat secara mental.
“Seperti kita tahu, kejadian seperti ini sangat berdampak pada kondisi psikologis korban dan keluarga besar, bahkan warga sekitar, termasuk anak-anak. Ada semacam trauma yang muncul, itu yang kita dampingi dan meminimalisir trauma melalui pendekatan psikologi,” tambahnya.
Dosen Fakultas Psikologi (FPI) Unesa itu, trauma healing yang diberikan kepada anak-anak yaitu berupa pendekatan permainan sederhana seperti menggambar, stik berwarna, hingga aktivitas menghibur sesuai keinginan anak-anak.
Sementara untuk orang dewasa diberikan pendampingan psikologis untuk membantu individu memproses pengalaman traumatis, menstabilkan kondisi emosional, dan bisa kembali menjalani kehidupan sehari-hari. “Kami menggunakan berbagai metode psikologi untuk mengubah cara ingatan traumatis disimpan dan dirasakan korban, sehingga mengurangi penderitaan emosionalnya,”ujar dia.
Sebagai tambahan, SMCC menjalani aksi kemanusiaan tersebut dengan tim yang terdiri dari dosen, psikolog, hingga mahasiswa. Tim dilepas Wakil Rektor II Bachtiar Syaiful Bachri dan Direktur PPIS Mutimmatul Faidah di Lobi Rektorat Unesa Kampus 2 Lidah Wetan, pada Kamis, 2 Oktober 2025, pagi. [ina.wwn]


