Latar Belakang Naturalisasi Pemain Sepakbola Indonesia
Di era sepakbola modern beberapa tahun terakhir ini banyak negara yang melakukan naturalisasi pemain menjadi topik yang hangat di seluruh dunia. Setiap negara berlomba untuk mendapatkan pemain berbakat yang ada melalui proses yang tidak mudah dan sangat panjang prosesnya.
Tim nasional Indonesia sendiri tidak ketinggalan untuk mencari bibit muda yang diharapkan bisa mengangkat harkat dan martabat sepakbola Indonesia ke level tertinggi. Bukan hanya di Asean, Asia tapi level dunia. Bisa dibilang hasil naturalisasi saat ini membuahkan hasil yang sangat signifikan dimana timnas dipastikan maju ke babak ke empat kualifikasi piala dunia 2026.
Timnas sepakbola putra kita masih harus berlaga dalam beberapa laga lagi untuk menentukan nasib apakah bisa lolos dari kualifikasi grup dan membuat sejarah untuk pertama kali ikut berlaga di ajang empat tahunan.
Namun untuk melakukan naturalisasi pemain dari satu negara ke negara lainnya tidaklah mudah. Banyak proses yang harus dijalani, memenuhi syarat administratif dari satu negara ke negara yang lain.Harus bisa membuktikan garis keturunan dari nenek moyang, kakek nenek, orang tua dan sebagainya. Setelah itu masih ada proses menjadi warga negara yang masih harus mendapatkan persetujuan dan pemerintah.
Kita sebagai masyarakat pecinta sepakbola Indonesia tentu ada pro dan kontra akan naturalisasi ini. Sebagian pendukung tentu melihat sisi positif dari naturalisasi ini. Pemain yang bermain di luar Indonesia seperti di Eropa tentu memiliki pengalaman dan liga top yang sudah terbukti menghasilkan banyak pemain yang berlaga di Piala Dunia.
Pemain Naturalisasi Terbaru Timnas Indonesia
PSSI sebagai induk organisasi olahraga paling populer di Indonesia belum berhenti mencari bibit muda untuk memperkuat tim sepakbola kita. Diharapkan pemain terbaru ini bisa meningkatkan lagi level permainan dan juga meningkatkan rangking Indonesia di daftar FIFA.
Untuk sekedar informasi, bahwa pemain naturalisasi pertama Indonesia adalah Arnold Wouter van der Vin. Van der Vin biasa dipanggil namanya adalah pemain di era tahun 1950-an. Arnold Wouter lahir di Semarang Jawa Tengah dan memiliki darah keturunan Belanda dimana saat itu dia memiliki dua status warga negara yakni Hindia Belanda dan Belanda. Pada saat itu Indonesia masih dikenal dengan sebutan Hindia Belanda.
Baru di era sepakbola modern Indonesia mulai melakukan naturalisasi secara resmi dan mulai diperkenalkan di seluruh dunia. Pemain itu adalah Christian Gonzales yang lahir di Uruguay. Gonzales juga menjelma menjadi salah satu pemain subur dalam menjaring bola ke gawang lawan.
Untuk pemain naturalisasi terbaru adalah pemain dengan umur yang terbilang sangat produktif yakni masih berumur 20 tahun. Pemain dengan nama lengkap Mauro Zijlstra saat ini memperkuat FC Volendam di Liga Belanda. Pemain dengan posisi striker ini juga sangat menjanjikan dalam urusan cetak gol dan memberikan assist kepada rekan setim.
Saat ini Zijlstra telah berhasil melesatkan 17 gol ke gawang lawan dan memberikan empat assist dari total 21 penampilan tim junior Volendam. Catatan ini terbilang sangat bagus untuk pemain muda potensial.
Sementara ini dari PSSI sendiri, Erick Thohir sebagai ketua umum membenarkan bahwa akan ada pemain muda yang dinaturalisasi yakni Mauro Zijlstra. “Saya sudah kirim surat ke pak Menpora. Pak Menpora juga sangat terbuka. Terima kasih pak Menpora. Nanti dari pak Menpora diharapkan minggu ini dikirim ke pak Menteri Hukum, lalu minggu depan tentu bisa ke Mensesneg. Dan tentu dapat dukungan Bapak Presiden. Baru proses ke DPR biasanya.” jelas Erick Tohir.
Dampak Positif Naturalisasi ke Sepakbola Indonesia
Tantangan terbesar seorang pemain naturalisasi adalah bisa beradaptasi dengan rekan setim secara baik dan cepat. Komunikasi yang baik dan lancar akan mempermudah kerjasama dengan rekan satu tim. Pelatih dan staff pelatih juga memberikan dampak signifikan apakah pemain dari luar bisa cepat menyatu dengan pemain lokal.
Beberapa pemain naturalisasi yang terbilang senior seperti Jay Idzes, Sandy Walsh juga sangat berperan baik dalam merangkul pemain baru yang hadir membela timnas. Mereka menjadi jembatan penghubung antara pemain lokal dengan pemain luar dengan saling berbagi pengalaman.
Kehadiran pemain luar yang sudah berpengalaman bermain di liga Eropa tentu membawa angin segar bagi pemain lokal yang berdampak positif terhadap performa timnas. Selain membawa kualitas permaianan yang bagus, pemain naturalisasi juga memberikan dampak mentalitas yang baik.
Pemain luar yang penuh tekanan dan bersaing dengan ketat dengan rekan satu tim untuk menampilkan performa baik di setiap latihan dan pertandingan agar bisa menjadi pilihan utama pelatihnya. Pemain naturalisai bisa dibilang menjalani latihan intesitas tinggi, penuh tekanan dan ritme permainan cepat. Jadwal pertandingan di liga Eropa juga sangat padat.
Hasil paling nyata saat ini adalah Timnas Indonesia berhasil melaju ke babak keempat kualifikasi Piala Dunia 2026. Walau masih harus berlaga dengan sistem grup dengan Asia lainnya namun dafabet login memprediksi Timnas masih tetap memiliki peluang bisa lolos langsung ke Piala Dunia 2026.
Karena bisa dibilang semua tim yang masuk di babak keempat adalah tim yang pernah bertemu sebelumnya, baik di penyisihan grup, kualifikasi ataupun di ajang Piala Asia sebelumnya. Jadi semua kekuatan lawan sudah bisa dianalisa oleh masing-masing tim.
Pro dan Kontra Naturalisasi Pemain Sepakbola
Kembali lagi dengan kebijakan naturalisasi yang menimbulkan polemik pro dan kontra di kalangan pecinta sepakbola tanah air. Pendukung yang pro sangat mendukung langkah ini mengingat hasil nyata sudah ada di depan mata. Rangking FIFA Indonesia terus merangkat naik.
Kini timnas Indonesia menjelma menjadi satu-satunya wakil ASEAN di ajang kualifikasi Piala Dunia 2026. Hanya beberapa langkah lagi Indonesia menorehakan tinta emas menginjakkan kaki di Piala Dunia 20206. Sebagai pendukung timnas kita wajib memberikan support positif yang menambah spirit pemain ketika berlaga di lapangan.
Sedangkan pihak yang menolak naturalisasi mengatakan bahwa jalan instant ini tidak akan membuahkan hasil cepat. Tim nasional sendiri harusnya memulai pembinaan dari usia muda, pembinaan berjenjang untuk meningkatkan kualitas pemain itu sendiri.
Melakukan reformasi liga lokal agar berbenah dengan menambah kualitas liga, mendatangkan pemain top yang bermain di liga Indonesia sehingga menambah pengalaman bermain. Peningkatan kualitas wasit Indonesia, penggunaan VAR, kualitas stadion.
Masih banyak yang harus PSSI lakukan jangan hanya terus naturalisasi untuk hasil instan. Namun PSSI tidak ambil pusing dengan suara kontra tersebut dengan tetap menjalankan program latihan usia dini, peningkatan kualitas pemain muda, kualitas wasit dan peningkatan Sekolah Sepakbola dimana ini adalah jaring awal untuk pemain bibit muda yang menjanjikan.
Namun terlepas dari proses naturalisasi yang pro dan kontra, kita sebagai pecinta dan penikmat sepakbola tentu berharap bisa melihat dan menonton tim nasional Indonesia berlaga di Piala Dunia 2026. Semoga!. [*]