Melalui program TJSL, Pegawai PLN ikut melakukan edukasi kepada anak-anak di Sekolah Sungai Gunung Anyar Tambak di Surabaya, Jawa Timur.
Surabaya, Bhirawa.
PT PLN (Persero) melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PLN Peduli sukses mendukung pengembangan pendidikan kepada 20.848 penerima manfaat pada semester I tahun 2024.
Pengembangan tersebut diantaranya berupa program beasiswa, sarana dan prasarana, eduwisata, beasiswa difabel, hingga sertifikasi untuk meningkatkan akses dan inklusivitas pendidikan bagi masyarakat pra sejahtera.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo mengungkapkan program TJSL bidang pendidikan ini menjadi wujud kehadiran Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sekaligus komitmen perseroan mendukung kecerdasan bangsa.
“Semangat PLN untuk menerangi negeri dengan menghadirkan akses listrik yang andal juga diikuti dengan semangat mendukung pendidikan di Tanah Air, sehingga bisa memberikan multiplier effect bagi kehidupan masyarakat,” terangnya, Kamis (8/8).
Adapun, total program ini telah memberikan dampak nyata kepada penerima manfaat yang terdiri dari 13.457 laki-laki dan 7.391 perempuan tersebar di seluruh Indonesia.
Program TJSL PLN juga memberikan dampak nyata bagi 84 kaum difabel, serta pemberian sertifikasi kompetensi kepada 2.467 penerima manfaat dan pelatihan kepada 2.285 penerima manfaat.
Dalam mendorong akselerasi transisi energi di sektor transportasi, PLN hadir dalam pelatihan konversi kendaraan listrik bagi siswa SMK untuk mendukung target net zero emissions pada tahun 2060.
Selain itu, PLN memfasilitasi sebanyak 142 pelatihan magang bersertifikat, dan 706 sarana dan prasarana sekolah formal/informal.
“Tidak hanya memberikan pelayanan melalui listrik andal, PLN juga berkomitmen hadir untuk menyejahterakan masyarakat dan melestarikan lingkungan sesuai dengan tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs),” jelas Darmawan.
Untuk itu, PLN menunjukkan komitmennya dalam memajukan dunia pendidikan melalui berbagai program, seperti PLN Peduli Pendidikan, Beasiswa Duta Bercahaya, Digitalisasi Pendidikan, Program Kolaborasi Pendidikan, serta Pendidikan untuk Difabel dan Kaum Rentan.
Inisiatif-inisiatif ini juga sejalan dengan tiga fokus utama PLN dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), yang langsung dirasakan oleh masyarakat dalam bidang pendidikan, lingkungan, dan pengembangan UMKM.
Salah satu penerima bantuan program Pendidikan dari TJSL PLN adalah Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 3 Mataram, Nusa Tenggara Barat. PLN Unit Induk Pembangunan Nusa Tenggara melakukan program pelatihan konversi kendaraan listrik bagi tenaga pengajar dan siswa sekolah tersebut.
Program ini telah melahirkan 66 tenaga terampil dalam konversi kendaraan listrik bersertifikat nasional yang menciptakan puluhan produk kendaraan listrik.
Sementara itu, keberhasilan SMKN 3 Mataram dalam melakukan konversi listrik membuatnya memiliki sertifikat bengkel resmi pemasangan, perawatan dan pemeriksaan peralatan instalasi sistem penggerak motor listrik pada sepeda motor dengan kategori tipe B dari Kementerian Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat.
Kepala Sekolah SMKN 3 Mataram, Sulman Haris mengapresiasi dukungan PLN dalam mengembangkan kompetensi konversi motor listrik bagi tenaga pengajar dan siswa di sekolahnya.
“Program PLN ini adalah contoh baik, praktik baik untuk kita di dunia pendidikan. Sekolah kami diberikan pembinaan sehingga bisa meningkatkan kapasitas kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia kerja saat ini,” ucap Sulman.
Apresiasi terhadap program TJSL di bidang Pendidikan juga disampaikan penggagas Sekolah Sungai Gunung Anyar Tambak di Surabaya, Jawa Timur Chusniyati. Dengan dukungan PLN, sekolah sungainya melakukan edukasi kepada anak-anak yang tinggal di kawasan bantaran Kali Tambak Oso.
“Kami berterima kasih atas dukungan yang diberikan PLN. Fokus sekolah ini adalah anak-anak, karena sejak dini kami ingin membiasakan mereka untuk menjaga ekosistem yang nantinya juga akan kembali manfaatnya kepada kita,” kata Chusniyati.
Melalui sekolah ini, tidak hanya pelajaran umum, anak-anak diajarkan beragam kegiatan untuk menjaga kelestarian lingkungan. Mulai dari edukasi peran penting sungai, dampak yang ditimbulkan jika sungai tercemar, edukasi manfaat mangrove, hingga pelatihan kreativitas daur ulang sampah plastik. [riq hel]