31 C
Sidoarjo
Monday, July 1, 2024
spot_img

Sebut Indonesia Darurat Hacker, Anggota DPD RI Terpilih Asal Jatim Ini Dorong Pentingnya RUU Pelindungan Data Pribadi

Dr Lia Istifhama, Anggota DPD RI Terpilih asal Jatim.

Surabaya, Bhirawa
Indonesia darurat hacker. Istilah itu mungkin yang menjadi trending saat ini. Betapa tidak? Publik digegerkan dengan viralnya peretasan Pusat Data Nasional (PDN) oleh hacker.

Tak tanggung-tanggung, 56 instansi pemerintah pusat pun diretas lewat serangan Ransomware sejak 20 Juni 2024.

Namun tahukah anda?. Serangan hacker pun bisa dengan mulus menimpa akun pribadi perseorangan. Salah satunya akun Google Lia Istifhama, anggota DPD RI Terpilih asal Jawa Timur.

Tak ayal, politisi berparas cantik yang selama ini dikenal tegas dan aktif menyuarakan gagasan di tengah publik, menyampaikan secara gamblang bahwa Indonesia memang daurat hacker.

“Saya kira tidak bisa tidak untuk diakui bahwa memang Indonesia daurat hacker. Saya sendiri mengalami peretasan akun google pribadi, padahal sudah resmi berlangganan 2 TB per tahun. Tanggal sama persis yang dialami PDN. Dan sekarang, akun google relawan saat masa kampanye, juga mengalami peretasan,” jelas Ning Lia, Sabtu (29/6).

Tak menepis kekecewaan, pemilik tagline peran ‘CANTIK’ itu pun menerangkan bahwa akun Youtube yang terakses menjadi satu dengan Google, kini memposting postingan spam seperti promosi donasi.

“Akun Youtube saya sekarang sudah dijadikan ‘alat jualan’ donasi yang tidak bisa ditanggungjawabkan. Padahal akun Youtube tersebut sudah resmi menjadi partner Google Adsense,” jelasnya.

Secara tegas, keponakan Khofifah Indar Parawansa yang sudah saat Pemilu 2024, mencapai suara tertinggi nasional kategori senator perempuan non petahana ini pun menuturkan bahwa setebal apapun keamanan yang dilakukan pada akun Google, ternyata bisa juga diretas.

Berita Terkait :  Di Depan Ka'baitullah, Khofifah Minta Asayyid As Syeikh Mehmed Fadhil Al Jailani Doakan Kemaslahatan Masyarakat Indonesia dan Jatim

“Kesimpulannya jelas. Bahwa pengamanan seperti apapun, juga jebol kena bobol. Nah, ini kan bahaya?. Sedangkan saat ini, semua berbasis digital, bukan data pribadi, tapi juga keuangan. Apalagi jika sekelas PDN juga jadi korban, maka yang kita harus jadi atensi adalah keselamatan keuangan di dunia yang serba e-commerce sekarang,” terangnya.

Mantan Putri NU Surabaya 2005 tersebut bertekad menyuarakan tindakan nyata keamanan data pribadi warga negara Indonesia.

“Saya berharap ketika resmi mengabdi sebagai anggota DPD RI kelak, turut menyuarakan secara tegas peta jalan (roadmap) untuk keamanan siber warga negara Indonesia. Pengalaman yang saya alami ini menunjukkan bahwa ini bukan hiperbola ini bukan imajinatif, tapi ini memang terjadi,” ungkapnya.

“Karena saya sendiri tidak diam diri saat mengalami kejahatan siber. Saya sudah langsung ke kantor google Indonesia dan hanya disampaikan bahwa itu kewenangan Google Singapura. Jadi kesannya buntu, karena banyak ahli IT juga geleng-geleng dengan kronologi yang saya sampaikan,” lanjutnya.

Kejadian yang dialaminya ini, katanya, bisa dialami oleh siapapun, dan bagaimana jika mereka telat menyadari sehingga bukan hanya data yang diretas tapi uang mereka?.

Sedangkan data maupun akses keuangan yang selama ini perputarannya melalui dunia digital, itu disusunnya kan dengan ikhtiar panjang seseorang. Hasil kerja keras dan google initempat yang dipercaya untuk menyimpan apapun yang bersifat pribadi. Tapi bisa selemah ini bentengnya.

Berita Terkait :  Bertemu DPC PDIP Surabaya, Ketua Kadin Bahas Pengembangan Potensi Ekonomi Perkotaan

“Jadi mau tidak mau RUU Pelindungan Data Pribadi (PDP) adalah kebutuhan, bukan sebatas kewajiban. Adanya ketentuan yang jelas mengenai sanksi administrasi atau pidana terhadap pengendali/prosesor data yang lalai dalam mengelola data masyarakat akan menumbuhkan kepercayaan publik bahwa data mereka dijaga dengan baik. Sebaliknya, tanpa ada sanksi, masyarakat bisa apa?,” pungkasnya.

Sebagai tambahan informasi, Ning Lia memang berulang kali jadi santapan cyber crime semenjak ditetapkan sebagai anggota DPD RI asal Jatim. Mulai dari pemblokiran halaman Wikipedia Lia Istifhama dan semua akun Wikipedia yang pernah menulis di halaman tersebut, terblokirnya nomer Whatsapp pribadi, shadow blokir akun Instagram pribadi dan relawan, hingga terkini, akun google pribadi dan relawan. [iib]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0SubscribersSubscribe
- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru