Surabaya, Bhirawa
Sekolah Karakter SD Muhammadiyah 24 Ketintang Surabaya menggelar Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) untuk siswa kelas I dan orang tuanya dengan Tema Sehat Jiwa dan Raga, dengan menghadirkan Ahli Gizi BKKBN Jawa Timur, Anja Farahyani SGz.
Ahli gizi yang akrab disapa Bu Anja ini memberikan paparan cara membuat makanan sehat untuk para orang tua siswa dan para siswa sendiri. Selain itu, Bu Anja juga menjadi juri dalam lomba menghias bento yakni bekal makanan yang dibawa ke sekolah untuk makan siang.
Menurut Kepala Sekolah SD Muhammadiyah 24 Ketintang Surabaya, Ustadzah Norma Setyaningrum SPd MPd, ini merupakan gelar karya P5 dengan tema Sehat Jiwa Raga. Project ini sudah dilaksanakan dua pekan sebelumnya ini. Gelar karyanya ini tujuannya supaya anak-anak, wali murid dan seluruh warga sekolah bisa mempunyai kebiasaan yang membawa pada kesehatan jiwa dan raga.
“Maka diawali dengan senam bersama, kemudian dilanjutkan edukasi tentang nutrisi, dan dilanjutkan perayaannya dengan membuat bento yakni bekal makan siang bersama dengan para siswa. Harapannya orang tua dan para siswa akan membawakan bekal makanan yang sehat. Tentu akan membuat senang para siswa dengan bekal yang diberikan orang tuanya,” kata Ustadzah Norma.
Selain itu, jelas Ustadzah Norma, kebiasaan sarapan pagi juga ditanamkan kepada seluruh warga sekolah, bahkan telah disampaikan kepada orang tua, agar lebih peduli kepada anak-anaknya, peduli pada kesehatan jiwa dan raganya, gizi anak-anak, dan jangan mengikuti apa maunya anak, tetapi betul-betul memikirkan bekal yang sehat, yakni gizi berimbang bisa terpenuhi pada anak-anak, sehingga di usia anak-anak ini sesuai dengan harapan pemerintah, tidak ada anak-anak yang stunting di usia sekolah, sebab adanya stunting karena banyak faktor. Diantaranya orang tuanya tidak mencukupi kebutuhan gizi dan pola makan anaknya.
“Kami juga adakan olahraga setiap Hari Sabtu, setiap hari anak-anak juga diajak jalan minimal jalan dari gedung satu ke gedung dua. Siswa kelas I, dari gedung sana ke sini untuk salat, nah jalan ini salah satu bentuk olahraga. Anak-anak juga dibiasakan membawa botol minum dari rumah dan di sekolah ada refill air minum, bahkan di sekolah minimal sudah minum satu liter dan sisanya di rumah itu. Bekal pun Kami biasanya mengedukasi anak-anak untuk dilihat bekal yang dibawakan orang tuanya saat makan bersama. Kebetulan di sekolah bisa pesan makan siang tentu saja sudah sesuai dengan standar, sayurnya benar-benar tercukupi,” papar Ustadzah Norma.
Di Sekolah juga ada program makan sayur pada Hari Selasa, maka anak-anak dibawakan bekal sayur. Sedangkan Hari Kamis itu waktunya makan buah, jadi dari rumah juga bawa bekal buah buahan.
Ustadzah Norma juga meminta orang tua siswa melaksanakan tujuh kebiasaan anak-anak, yakni tidur cepat, kemudian bangunnya juga pagi, senang beribadah, wali murid diajak untuk mengingatkan anak-anak beribadah, kemudian senang belajar, makan makanan bergizi, kemudian senang bermasyarakat.
Sementara itu, Bu Anja saat ditemui usai memberikan edukasi tentang nutrisi menjelaskan, slogan Empat Sehat Lima Sempurna itu sudah melekat di masyarakat kini bisa itu diganti dengan Gizi Seimbang. Kenapa Lima Sempurna dihapuskan, karena para orang tua yang kurang mampu membuat susu dari campuran susu kental manis. Padahal susu kental manis bisa memicu diabetes melitus, tingginya penderita diabetes militus dicegah dengan mengurangi susu kental manis. ”Maka Slogan Empat Sehat Lima Sempurna Diganti Gizi Seimbang,” katanya.
“Anak-anak seringnya jajan dulu baru makan. Akhirnya mereka kenyang setelah makan jajan, sehingga tidak mau makan. Dan untuk kebutuhan protein sama sayur, buah, vitamin, serta mineralnya akibatnya menjadi kurang. Sebab kalau jajanan rata-rata dibuat daribahan tepung, itu hanya untuk karbohidrat saja, sayur dan buah kurang. Sebenarnya bisa dibiasakan dari keluarga, jadi memang sumber utama kebiasaan anak-anak dari keluarga. Memang harus dibiasakan makan bersama kalau anak itu biasanya melihat orang tuanya makan apa, maka anak akan meniru kebiasaan orang tuanya. Jadi orang tua juga harus suka makan sayur dan buah- buahan,” tandas Bu Anja. [fen.wwn]


