Kerja Penuh Dedikasi, Kadinsos Jatim Persembahkan untuk Jajaran dan Pilar Sosial
Oleh:
Rachmat Caesar BW, Surabaya
Raut wajah penuh kebahagiaan terpancar dari Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Jatim, Dra. Restu Novi Widiani, MM, saat menerima tanda kehormatan Lencana Jer Basuki Mawa Beya Perak dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim.
Penghargaan tersebut disematkan langsung oleh Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dalam momen peringatan Hari Jadi Provinsi Jawa Timur ke-80 di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Minggu (12/10/2025).
Menariknya, di antara para penerima penghargaan Jer Basuki Mawa Beya tahun ini, satu-satunya Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang menerima penghargaan tersebut adalah Kepala Dinsos Jatim.
Penghargaan bergengsi ini diberikan atas dedikasinya beserta jajaran Dinsos Jatim dalam penanganan dan penanggulangan bencana, pemulihan sosial, serta pengawalan program Sekolah Rakyat di seluruh wilayah Jawa Timur. Gubernur Khofifah menilai kiprah Dinsos Jatim selama ini telah menjadi garda terdepan dalam membantu masyarakat yang terdampak bencana dan kesulitan sosial.
Usai menerima penghargaan, Novi menyampaikan rasa syukur dan haru. Ia menganggap tanda kehormatan tersebut bukan semata pencapaian pribadi, melainkan buah kerja keras seluruh jajaran Dinsos Jatim.
“Penghargaan ini saya dedikasikan untuk keluarga besar Dinsos Jatim, termasuk yang ada di UPT dan Balai, serta seluruh pilar sosial, mulai dari Tagana dengan dapur umumnya, JSC, hingga TKSK dan Pelopor Perdamaian dengan dapur air dan layanan psikososialnya,” ungkapnya.
Tak menyangka akan menjadi satu-satunya Kepala OPD yang menerima penghargaan ini, Novi mengaku haru dan sekaligus termotivasi. Menurutnya, ini menjadi pelecut semangat ke depan untuk terus membuktikan bahwa Dinsos Jatim pantas menyandang penghargaan bergengsi ini. “Kami akan terus bekerja cepat, bekerja bersama, dan bekerja berdampak bagi masyarakat yang membutuhkan,” ujarnya.
Dalam setiap pelayanan sosial, Dinsos Jatim beserta pilar sosial selalu berusaha menempatkan diri pada posisi korban agar dapat benar-benar memahami kebutuhan dasar mereka.
“Dengan begitu, kami bisa memastikan korban terlayani dengan baik, mendapatkan perlindungan, serta memiliki sandaran kepastian pelayanan. Dan ketika mereka bisa tersenyum di tengah dukanya, itulah vitamin tersendiri bagi kami,” imbuhnya.
Pilar sosial adalah garda terdepan yang juga menjadi penyemangat. Tanpa janji reward apa pun, mereka ikhlas melayani dalam totalitas kesabaran dan menjaga pelayanan bahkan rela terjaga sepanjang malam.
Penghargaan Jer Basuki Mawa Beya ini menjadi pengingat bahwa setiap upaya sosial selalu menuntut pengorbanan dan kerja bersama. Salah satu bentuk nyata dari semangat tersebut terlihat dalam penanganan tragedi ambruknya tiga lantai di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo.
Dalam kejadian memilukan itu, Dinsos Jatim bergerak cepat melalui Taruna Siaga Bencana (Tagana) yang langsung mendirikan Dapur Umum di posko Ponpes Al Khoziny, dengan menyediakan makanan sehat dan bergizi tiga kali sehari sejak awal kejadian, Senin (29/9/2025) hingga Senin (6/10/2025) sebanyak 4.500 porsi.
Tak tanggung-tanggung, untuk tetap memenuhi kebutuhan logistik, dua Dapur Umum didirikan oleh Tagana, selain di posko ponpes Dapur Umum juga berdiri di posko Dinkes Jatim sejak Jumat (3/10/2025) hingga proses identifikasi korban meninggal selesai.
Pendirian Dapur Umum itu diikuti dengan pendirian Dapur Air oleh Pelopor Perdamaian (Pordam), baik di posko Ponpes Al Khoziny maupun Posko RS Bhayangkara. Seluruh tim bekerja selama 24 jam penuh, menyediakan makanan dan minuman bagi keluarga korban serta tim SAR gabungan tanpa mengenal lelah.
“Dinsos Jatim langsung bergerak begitu menerima laporan pertama. Tidak ada waktu untuk menunggu, karena setiap jam berarti bagi keluarga yang menanti kabar. Para pilar sosial bekerja siang malam, menunjukkan semangat kemanusiaan yang luar biasa,” jelas Novi, saat di ruang rapim, kantor Dinsos Jatim, Rabu 15/2/2025)
Langkah ini dilakukan untuk memastikan seluruh kebutuhan logistik bagi tim medis, relawan, dan keluarga korban, baik selama proses evakuasi maupun proses identifikasi jenazah oleh Tim DVI tetap terpenuhi dengan baik. Tim DVI Polda juga menjadi mitra erat di akhir pelayanan keluarga korban, memastikan setiap proses berjalan dengan hormat dan penuh empati.
Tak berhenti pada aspek logistik, Dinsos Jatim juga menghadirkan Layanan Dukungan Psikososial (LDP) melalui Jatim Social Care (JSC). Layanan ini diberikan sejak hari pertama kejadian, baik di posko ponpes maupun di rumah sakit. Bukan tanpa alasan, LDP diberikan untuk membantu keluarga korban mengelola kesedihan dan mencegah dampak psikologis berkepanjangan.
Sebagai tindak lanjut, Dinsos Jatim juga melakukan pendataan terhadap keluarga korban selamat dan korban meninggal dunia bersama pihak ponpes, BNPB, dan BPBD. Pendataan tersebut menjadi dasar untuk memastikan hak-hak sosial para korban terpenuhi.
Selain itu, Pemprov Jatim juga memberikan kaki dan tangan palsu bagi korban yang terpaksa diamputasi akibat luka serius, sebagai bentuk kepedulian dan pemulihan sosial berkelanjutan. Hal itu sejalan dengan komitmen Dinsos Jatim dalam mewujudkan pelayanan sosial yang tanggap, cepat, dan berkeadilan.
Penghargaan Jer Basuki Mawa Beya yang diterima Kadinsos Jatim menjadi simbol komitmen dan ketulusan seluruh insan sosial di Jawa Timur dalam mengabdikan diri untuk kemanusiaan. Novi berharap, apresiasi ini dapat menjadi penyemangat bagi seluruh jajaran Dinsos Jatim hingga pilar-pilar sosial, untuk terus hadir di tengah masyarakat yang membutuhkan.
“Bagi kami, penghargaan ini bukan akhir, tapi awal untuk bekerja lebih ikhlas, lebih cepat, dan lebih peduli. Karena setiap aksi kecil di lapangan adalah bentuk nyata dari semangat Jer Basuki Mawa Beya, berkorban demi kemaslahatan bersama,” tutup Novi. [rac.gat]


