28 C
Sidoarjo
Friday, November 22, 2024
spot_img

Sampah Plastik Ancam Ekosistem dan Biota Air Selat Madura Bangan Produk Kemasan Paling Banyak

Surabaya, Bhirawa.
Bertepatan dengan momen kegiatan Clean Up yang dilakukan oleh Organisasi TCC (Trash Contol Community), tiga orang peneliti sampah plastik Badan Riset Urusan Sungai Nusantara – BRUIN berkesempatan melakukan audit sampah di kawasan pesisir pantai utara kota Surabaya.

Dengan berbekal karung, beberapa sarung tangan dan alat penjapit sampah peneliti sampah plastik BRUIN mengumpulkan sedikit demi sedikit sampah kemasan yang diambil dari celah batu dan timbunan pasir pantai Kenjeran Surabaya.

Sampah yang terkumpul kemudian dilakukan identifikasi karakteristik sampah nya untuk dibedakan merek, asal produsen, tipe produk, tipe material dan jenis lapisan penyusun plastinya.

“Fenomena surutnya pesisir pantai utara Surabaya menjadi hal menarik bagi kami, fenomena surutnya air laut juga memunculkan fenomena sampah kemasan makanan, minuman dan sabun berserakan di celah batu dan terkubur pasir di pantai,” kata Peneliti Plastik BRUIN, Dhito Maulana, S.Pi.

“Kemudian kami mengumpulkan beberapa karung sampah sachet dan botol minuman produsen lokal dan multinasional. Kemudian kami lakukan identifikasi karakteristik sampahnya dengan menggunakan beberapa metode untuk dapat dilihat sampah produsen mana yang paling banyak mencemari kawasan pesisir utara Surabaya” imbuhnya.

Alumni Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura yang juga sedang fokus mengkaji kondisi Kualitas Air Muara Kali Surabaya menambahkan, Fenomena sampah plastik di dasar dan celah – celah batu kawasan pesisir utara Surabaya, memberikan fakta bahwasannya sampah plastik yang dibuang sembarangan akan bocor ke lingkungan dan kemudian berakhir ke lautan.

Berita Terkait :  Serius Tangani Pencegahan Terorisme, Jatim Pertahankan Penghargaan RAN PE Award

“Dalam berjalannya waktu, sampah – sampah tersebut akan penyebab rusaknya eksosistem dan biota laut selat madura dan sekitarnya,” ujarnya.

Peneliti Mangrove dan Biota Air Hilir Bengawan Solo, Reza Mudawam, S.Pi menyampaikan, selama 4 tahun berkuliah di Madura, dirinya familiar dengan nelayan yang mengantungkan hidupnya dari hasil laut di selat madura dan pesisir pantai utara Surabaya.

“Jika polusi plastik terus mencemari kawasan laut, tidak dipungkiri bahwa selain merusak estetika kawasan wisata pantai, hasil tangkapan nelayan yang selama ini menjadi konsumsi masyarakat juga berpotensi terkontaminasi mikroplastik dan senyawa kimia berbahaya. Jika dibiarkan hal tersebut akan berbahaya bagi kesehatan,” katanya. [rac.dre]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Berita Terbaru

spot_imgspot_imgspot_img