Sampang, Bhirawa
Selama sembilan tahun lebih, tiga ruang kelas SDN Majangan 1, Kecamatan Jrengik, Kabupaten Sampang, kondisinya rusak berat. Sehingga, tiga ruang kelas itu tidak dipergunakan sebagai tempat kegiatan belajar mengajar (KBM), dan sangat membahayakan siswa setempat.
Menurut Kepala Sekolah SDN Majangan 1, Joko Ismoyo, siswa dari tiga kelas yang ruangannya rusak berat menempati kelas lain dengan cara disekat menjadi dua. Ruang kelas I disekat dua dengan kelas III. Ruang kelas II disekat dua dengan kelas IV dan ruang kelas V disekat dua dengan kelas VI.
“Namun kondisi ruang kelas yang digunakan sebagai tempat kegiatan belajar mengajar (KBM), juga rusak. Dindingnya banyak yang retak dan lantainya ambles,” ungkapnya.
Joko menjelaskan, gedung perpustakaan juga rusak berat. Kuda-kuda atapnya patah karena dimakan rayap. Sehingga, atap dan plafonya ambruk dan sudah lama tidak dipergunakan. Sementara bukunya disimpan diruang kelas.
“Ruang guru kondisinya tidak jauh berbeda. Dinding gedungnya retak besar dari atas sampai ke bawah,” imbuhnya.
“Setiap tahun selama sembilan tahun ia selalu mengusulkan agar mendapat rehab berat. Tapi sampai saat ini tidak ada realisasi,” tandasnya.
Joko Ismoyo menegaskan, dirinya menjabat Kepala Sekolah SDN Majangan 1 sejak Tahun 2016 lalu, kondisi tiga ruang kelas yang rusak berat masih ada satu ruangan bisa dipakai dengan cara ditengah ruangan diberi kayu penyangga.
“Tapi hanya bertahan lima bulan, sebab kondisi bangunan semakin rusak berat dan berbahaya bagi siswa yang belajar di kelas itu. Sehingga, dipindah dan digabung bersama kelas lain dengan cara disekat jadi dua,” tandasnya. [lis.fen]