26 C
Sidoarjo
Sunday, December 14, 2025
spot_img

Revitalisasi Jajanan Tradisional melalui Inovasi Rasa, Bentuk dan Penyajian

Oleh
Moh Hasbi Ash Shiddiqi
Anggota Sub Kelompok 7 Program Pengabdian Masyarakat Non Reguler 07 . Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya

Jajanan tradisional memiliki posisi penting dalam sejarah kuliner Indonesia. Setiap daerah memiliki ciri khas rasa, teknik pengolahan, dan filosofi tersendiri yang diwariskan turun-temurun. Namun, di tengah derasnya arus modernisasi kuliner dan meningkatnya dominasi makanan cepat saji, jajanan tradisional mulai kehilangan perhatian generasi muda. Oleh sebab itu, revitalisasi melalui inovasi rasa, bentuk, dan penyajian menjadi kebutuhan mendesak untuk memastikan keberlangsungan kuliner lokal tetap terjaga.

Inovasi ini tidak dimaksudkan untuk menghapus identitas jajanan tradisional, melainkan memperkaya dan memperluas daya tariknya agar tetap relevan di era modern. Hal inilah yang menjadi dasar pengembangan berbagai produk inovatif seperti tetel isi keju, wajik rainbow, dan botok telur asin sebagai bentuk transformasi dari jajanan tradisional yang lebih kreatif dan menarik.

Tetel isi keju menjadi salah satu bentuk inovasi yang membuktikan bahwa sentuhan modern dapat menyatu dengan cita rasa klasik. Jika tetel tradisional dikenal dengan tekstur kenyal dan rasa gurihnya, inovasi tetel isi keju memberikan kejutan baru berupa lelehan keju yang lembut ketika digigit. Perpaduan antara gurihnya tetel dan creamy-nya keju menciptakan sensasi makan yang lebih kaya dan digemari oleh kalangan muda. Bentuknya yang sederhana tetapi modern membuat tetel inovatif ini layak bersaing dengan jajanan kekinian lainnya.

Berita Terkait :  Palestina: Luka Dunia yang Tak Boleh Dibiarkan

Inovasi selanjutnya hadir melalui wajik rainbow, yang tidak hanya menghadirkan warna-warni cerah yang menarik visual, tetapi juga dikemas dalam bentuk yang lebih kreatif. Tidak lagi berbentuk potongan kotak seperti wajik pada umumnya, wajik rainbow dapat dibentuk menggunakan cetakan bintang untuk memberikan nilai estetika yang lebih tinggi. Inovasi isian berupa keju lumer semakin memperkuat karakter modernnya, menjadikan perpaduan antara manisnya wajik ketan dan gurihnya keju sebagai pengalaman kuliner yang unik dan berbeda. Produk ini menjadi bukti bahwa jajanan tradisional mampu tampil lebih atraktif tanpa kehilangan bahan dasar dan konsep asalnya.

Sementara itu, botok telur asin juga menjadi wujud nyata revitalisasi rasa dari makanan tradisional. Botok yang biasanya terdiri dari kelapa parut, teri, atau tempe kini diperkaya dengan telur asin sebagai bahan utamanya. Inovasi ini memberi cita rasa yang lebih kuat, gurih, dan sesuai dengan tren kuliner masa kini yang menggemari sentuhan telur asin. Meskipun terjadi modifikasi rasa, teknik pengolahan tradisional seperti pembungkusan daun pisang dan metode pengukusan tetap dipertahankan sehingga identitas budaya kuliner tidak hilang.

Keberhasilan inovasi ini tidak terlepas dari dukungan pendampingan akademik, khususnya dari Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Bapak Wahyu Kuncoro, S.T., M.MED.Kom, yang memberikan arahan dalam pengembangan konsep produk, penguatan mutu, hingga strategi pengemasan. Perpaduan antara ilmu pengetahuan dan kreativitas masyarakat menjadi bukti bahwa kerja kolaboratif mampu menghasilkan produk inovatif yang tidak hanya bernilai ekonomi, tetapi juga berperan dalam melestarikan kuliner tradisional.

Berita Terkait :  Momentum Idul Adha dan Dimensi Kesehatan Jiwa

Melalui inovasi rasa, bentuk, dan penyajian, jajanan tradisional terbukti dapat menyesuaikan diri dengan kebutuhan pasar modern. Transformasi ini menjadi langkah strategis untuk memperkuat eksistensi kuliner lokal serta membuka peluang UMKM agar semakin berkembang dan berdaya saing. Revitalisasi bukan hanya tentang mempercantik tampilan, tetapi juga memastikan agar warisan kuliner Nusantara tetap hidup, dinikmati, dan diwariskan kepada generasi berikutnya.
Penutup

Revitalisasi jajanan tradisional melalui inovasi rasa, bentuk, dan penyajian merupakan langkah penting dalam menjaga keberlanjutan kuliner Nusantara di tengah gempuran makanan modern. Inovasi produk seperti tetel isi keju, wajik rainbow, dan botok telur asin menunjukkan bahwa kreativitas dapat menjadi jembatan untuk menghubungkan nilai-nilai tradisional dengan selera konsumen masa kini. Transformasi ini bukan hanya menghadirkan tampilan dan cita rasa yang lebih menarik, tetapi juga membuka peluang bagi jajanan tradisional untuk kembali diminati oleh berbagai kalangan, khususnya generasi muda.

Proses pengembangan produk inovatif ini semakin efektif berkat adanya arahan dari Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Bapak Wahyu Kuncoro, S.T., M.MED.Kom, yang memberikan bimbingan dalam penguatan konsep, teknik pengolahan, hingga strategi penyajian. Kolaborasi antara pendampingan akademik dan kreativitas pelaku UMKM membuktikan bahwa revitalisasi kuliner tradisional dapat dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan.

Dengan demikian, inovasi pada jajanan tradisional bukan hanya bentuk pembaruan, tetapi juga sebuah upaya pelestarian. Melalui sentuhan modern yang tetap menghargai nilai budaya asli, jajanan tradisional dapat terus berkembang, bersaing, dan menjadi kebanggaan kuliner lokal. Harapannya, langkah ini dapat menginspirasi UMKM lainnya untuk terus menciptakan produk-produk kreatif yang tidak hanya bernilai ekonomi, tetapi juga memperkaya warisan kuliner Indonesia untuk generasi mendatang.

Berita Terkait :  Akses Pendidikan Harus Konsisten Ditingkatkan

—————– *** ———————-

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru