Pemprov, Bhirawa
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto meresmikan Pusat Pengendalian dan Operasi (Pusdalops) milik BPBD Jatim, Rabu (1/10). Peresmian ini disaksikan langsung oleh Sekda Provinsi Jatim, Adhy Karyono dan Kalaksa BPBD Jatim, Gatot Soebroto.
Sebelum melakukan penandatanganan peresmian Pusdalops BPBD Jatim, Kepala BNPB menilik satu persatu gedung Pusdalops yang sudah direnovasi. Tak lupa pihaknya juga mengapresiasi renovasi gedung Pusdalops BPBD Jatim.
“Proses pembangunan Pusdalops BPBD Jatim ini sudah selesai. Ini bertujuan untuk meningkatkan mitigasi kemampuan Indonesia, khususnya Jawa Timur dalam menangani (mitigasi) bencana, seperti gempa bumi dan tsunami,” kata Letjen TNI Suharyanto.
Pria yang pernah menjabat sebagai Pangdam V/Brawijaya ini menjelaskan, Pusdalops ini merupakan kerja sama antara BNPB dengan BMKG dan Bank. Program kerja sama ini dimulai dari tahun 2020 sampai 2025.
Upaya ini, diakuinya sebagai peningkatan kemampuan early warning system atau sistem peringatan dini terkait gempa bumi dan tsunami. Salah satunya adalah di 38 Provinsi maupun Kabupaten/Kota di Indonesia dibangun Pusdalopsz
“Ketika ada gempa bumi dan tsunami, BMKG memasang sensor-sensor di laut. Kemudian apabila ada gempa bumi dan tsunami, informasi dari BMKG kemudian ditransfer ke Pusdalops,” jelasnya.
Selanjutnya, BNPB memberikan bantuan kepada Provinsi-Provinsi yang berada di pinggir pantai yang dimungkinkan atau prediksi bisa suatu saat terjadi gempa bumi dan tsunami. Dari Pusdalops inilah informasinya baru disebarkan ke masyarakat.
“Dengan ini mudah-mudahan kemampuan daerah-daerah yang tadi saya katakan di pinggir-pinggir pantai yang kemungkinan ada gempa bumi dan tsunami, bisa meningkat secara signifikan (mitigasi dan ketangguhan menghadapi bencana),” harapnya.
Disinggung mengenai fasilitas maupun inovasi yang dimiliki BPBD Jatim, Suharyanto mengapresiasi capaian tersenut. Menurutnya, kalau dari segi infrastruktur di BPBD Jatim sangat representatif.
Selanjutnya, untuk IT nya ini bisa real time, sehingga Kepala Daerah, seperti Gubernur, Bupati dan Wali Kota ketika ada prediksi adanya gempa bumi dan tsunami, bisa langsung melakukan rapat koordinasi. Dan data disini sifatnya real time.
“Seperti beberapa hari yang lalu, di Banyuwangi dan di Sumenep itu sudah bisa tergambar di Pusdalops. Jadi lebih meningkat lagi data-datanya,” pungkasnya. [bed.gat]


