Surabaya, Bhirawa
Institut Sains dan Teknologi Terpadu Surabaya (ISTTS) mewadahi mahasiswa dalam mengenal dan mengapresiasi budaya Nusantara. Khususnya melalui seni batik. Dalam mendukung kegiatan ini, ISTTS membentuk Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Batik.
UKM ini berawal dari kegiatan perkuliahan di program studi Desain Komunikasi Visual (DKV), dan kini mulai dikembangkan agar dapat diikuti oleh mahasiswa lintas jurusan.
Adapun hasil karya batik para mahasiswa ini dipamerkan di Creativefair 2025 DKV ISTTS untuk merayakan kolaborasi antara seni, teknologi, dan kewirausahaan di Auditorium ISTTS, Senin (26/5).
Dosen mata kuliah Estetika di DKV sekaligus pembina UKM Batik ISTTS, Sulfiana menjelaskan pembentukan UKM ini bertujuan agar mahasiswa tidak hanya menguasai desain dan teknologi, tetapi juga memahami nilai estetika budaya lokal.
“Awalnya ini dari kebutuhan untuk memperkenalkan budaya Nusantara, khususnya batik, sebagai warisan budaya yang harus dikenalkan kepada generasi muda. Jadi, selain belajar desain, mahasiswa juga belajar teknik membatik dan mengenal motif-motif lokal,” ungkap Sulfiana.
UKM Batik tidak hanya berfokus pada pelatihan membatik, tapi juga diarahkan untuk produksi dan pemasaran hasil karya mahasiswa. “Ke depannya, mahasiswa tidak hanya latihan, tapi juga memproduksi dan memasarkan sendiri, misalnya saat ada pameran batik di mal,” tambahnya.
Berbagai teknik diajarkan dalam UKM ini, mulai dari teknik mengikat, melipat, mencanting, hingga teknik Shibori. Hingga kini, tercatat sudah ada 80 karya batik yang dihasilkan oleh para mahasiswa.
Salah satu mahasiswa aktif, Natalia Agustin Putri Luitnan Ndoen, mahasiswa semester 2 DKV, mengaku bergabung karena kecintaannya pada batik sejak kecil. “Dari kecil saya suka batik dan nyanting, dulu pernah belajar di Taman Pintar Yogyakarta. Sekarang di kampus ada UKM batik, jadi tambah semangat untuk belajar lagi,” ujarnya.
Semester ini, Natalia berhasil menciptakan batik jumputan berwarna kuning dan hijau yang diberi judul Pelangi Dalam Jejak Harmoni. [ina.wwn]