27 C
Sidoarjo
Friday, November 22, 2024
spot_img

Reog “Jembatan” Budaya

Reog Ponorogo, sudah berkali-kali memenangkan festival sendratari di Amerika Serikat. Pada akhir pekan akhir Agustus, Reog kembali menggunjang dunia, melalui Festival Wholesame Outstanding Wonderful (WoW) Indonesian yang digelar di Washington D.C. Ajang festival bisa menjadi potensi ekonomi kreatif Reog (dan sendratari lain). Sekaligus diharapkan bisa menjaga hubungan diplomatik antara Indonesia dengan Amerika. Karena hubungan melalui budaya akan terjalin lebih kuat, saling pengertian, dan saling mendukung.

Maka Reog diharapkan bisa menjadi “jembatan” antar-orang antar-bangsa. Serta mengembangkan hubungan ekonomi kreatif, melalui pertunjukan seni budaya. Selam aini Reog, tetap dimainkan oleh komunitas diaspora Indonesia. Banyak masyarakat perantau asal Indonesia (diaspora) tetap mengenang kesenian tradisi Jawa. Terutama seni pertunjukan yang dimainkan berkelompok. Seperti sepekan Festival Reog Barong Antar-bangasa, 2024, di Rumah Budaya Jawa, Johor, Malaysia.

Sebelum mengikuti festival di Amerika Serikat, sekelompok seniman asal Ponorogo juga mengikuti festival di Frankfurt, Jerman. Untuk kedua kalinya Reog Ponorogo menjadi bagian dari even ICAF (Indonesia Culture and Art Festival 2024), pertengahan Juli. Safari Reog di Eropa, bersamaan untuk mendukung delegasi Indonesia dalam Olympiade Paris 2024. Selain dimainkan oleh seniman dalam negeri (Ponorogo), juga disokong diaspora. Bahkan banyak warga negara asing turut berlajar sendratari Reog di negara masing-masing.

Suka cita penyelenggaraan Reog antar-bangsa, diikuti seniman asal Jepang, Jerman, Singapura, dan Indonesia. Tidak percuma Pemkab Ponorogo menggelontor anggaran belasan milyar rupiah (setiap tahun), khusus untuk kampanye Reog. Anggaran Reog, antara lain untuk biaya “safari reog” ke berbagai penjuru dunia. Mengirim “duta reog” beraksi di berbagai kota di dunia. Juga menyokong kelompok pelaku reog di luar negeri. Termasuk menyokong grup Reog Singolodoyo, yang berbasis di Washington DC.

Berita Terkait :  Dorong Pemetaan dan Peningkatan Akses Mutu Madrasah

Grup Singolodoyo, sudah kenyang memenangi festival yang diselenggarakan di pantai timur AS. Reog, diakui sebagai sendratari sangat unik. Terbukti suatu hari, di taman Takoma, Maryland, Amerika Serikat, Juli 2009, Reog Ponorogo, memenangkan Festival budaya tahunan. Festival di AS bukan ecek-ecek, karena diselenggarakan dalam rangka memperingati hari Kemerdekaan Amerika Serikat. Even berjudul “The US4th July Independen Day Festival,” menjadi momentum kedua Reog Ponorogo memenangi festival.

Dalam catatan liputan VOA Spotlight, kemenangan ketiga Reog Ponorogo, terjadi pada 15 April 2010, di jantung kota Washington, DC, Amerika Serikat (AS). Hari itu, sedang diselenggarakan festival tahunan Cherry Blossom, even yang sangat terkenal. Terjadi applaus (tepuk tangan) meriah, ketika kesenian Reog (asal Ponorogo, Jawa Timur) tampil di tengah penonton. Ternyata, sambutan meriah itu sudah ditunggu-tunggu, karena Reog, sudah kondang di Amerika.

Keberhasilan Reog Ponorogo dalam kancah festival budaya internasional, tak lepas dari dukungan Pemerintah Kabupaten Ponorogo. Maka wajar kabupaten Ponorogo diusulkan masuk dalam jaringan kota kreatif (Creative Cities Network, CCN) UNESCO. Secara khusus PBB melalui UNESCO (United Nations Educational, Scientific dan Cultural Organization) meng-inventarisir kota ke-wisata-an dunia, yang melestarikan budaya, dan seni. Juga men-syaratkan sistem keberlanjutan yang diupayakan pemerintah daerah.

Seni drama tari Reog, diciptakan oleh seniman kerajaan Majapahit, Pujangga Anom Suryongalam, sekitar dekade tahun 1460-an. Dengan berbagai properti-nya (terutama Barongan, topeng berbentuk kepala singa, dengan berat 50 kilogram). Merupakan simbol protes terhadap raja Kertabhumi. Protes (dan sindiran) dengan cara sendratari ini pernah “dicekal” oleh kerajaan Majapahit.

Berita Terkait :  Dorong Pemerataan Fasilitas Pendidikan

Untuk menghormati ke-tokoh-an penciptanya, sendratari Reog, boleh kembali dipentaskan. Namun pementasan pada era “modern,” Reog Ponorogo pertama kali ditampilkan pada tahun 1920.

——— 000 ———

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Berita Terbaru

spot_imgspot_imgspot_img