Bojonegoro, Bhirawa
Rektor Universitas Bojonegoro, Dr Tri Astuti Handayani SH MM MHum dan Ketua Yayasan Suyitno Bojonegoro, Dr. Arief Januwarso SSos MSi, melaksanakan Monitoring dan Evaluasi (Monev) pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Kolaboratif Unigoro 2024, Selasa (6/8) kemarin.
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unigoro mengagendakan Monev terhadap 27 kelompok KKN yang tersebar di lima kecamatan. Monev ini dilaksanakan pada 6 dan 7 Agustus 2024 dengan melibatkan 24 dosen beserta pejabat struktural Unigoro.
Menurut Ketua LPPM Unigoro, Dr Laily Agustina R SSi MSc, Rektor Unigoro dan Ketua Yayasan Suyitno Bojonegoro melaksanakan monev terhadap kelompok KKN yang ada di Kecamatan Ngasem. Keduanya tampak mengapresiasi kesiapan setiap kelompok saat monitoring berlangsung.
“Banyak poin-poin yang dinilai oleh petugas monev di setiap kelompok KKN. Ini masuk dalam penilaian individu peserta KKN dari perspektif petugas Monev,” terangnya.
Laily memaparkan, poin-poin penilaian dari petugas Monev, diantaranya pelaksanaan program kerja yang sudah dilakukan, kesesuaian pelaksanaan program kerja dengan timeline yang telah ditentukan, ketercapaian program kerja disertai dengan bukti, program kerja yang berkaitan dengan misi zero poverty (nol kemiskinan, Red), serta permasalahan yang dihadapi selama KKN berlangsung.
Menurut Laily, di pekan ketiga pelaksanaan KKN seharusnya program kerja setiap kelompok telah berjalan sebanyak 80%. Setiap kelompok pasti punya program kerja masing-masing. LPPM Unigoro tidak menargetkan jumlah program kerjanya harus sekian. Ada masalah apa di desa, setelah ditemukan permasalahan, maka permasalahan itulah yang di-treat (diatasi, Red) dengan program kerja. Intinya macam-macam tergantung masalah yang dihadapi di lapangan.
Dosen Prodi ilmu lingkungan Unigoro ini menambahkan, LPPM Unigoro menganjurkan setiap kelompok KKN untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak. Salah satunya lembaga pemerintahan. Karena tidak mungkin mengatasi kemiskinan di desa bisa diselesaikan oleh mahasiswa.
“Kapasitas mereka hanya mahasiswa dan waktu pengabdian hanya satu bulan. Kalau tidak bersinergi dengan pihak lain, tidak mungkin bisa jalan. Bahkan, beberapa hari lalu ada kelompok yang dropping air bersih karena desa lokasi KKN-nya kekeringan. Karena masyarakatnya sendiri tidak bisa mengupayakan itu,” tukas Laily.
KKN Tematik Kolaboratif Unigoro 2024 mengangkat tema Sinergitas Desa dan Perguruan Tinggi dalam Upaya Mencapai Zero Poverty untuk Mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan. Ada lima kecamatan dengan kantong kemiskinan tertinggi di Kabupaten Bojonegoro yang menjadi lokasi KKN. Yakni Ngasem, Kedungadem, Tambakrejo, Ngraho, dan Bojonegoro. [bas.fen]