25 C
Sidoarjo
Friday, December 5, 2025
spot_img

Rektor UNAIR Kukuhkan Enam Guru Besar di Bidang Farmasi


Surabaya, Bhirawa
Universitas Airlangga lantik enam Guru Besar (Gubes) di bidang Farmasi. Pengukuhan ini dipimpin langsung Rektor Universitas Airlangga (UNAIR), Prof Dr Mohammad Nasih MT Ak CA, Kamis (15/5). Hadirnya Gubes baru ini melengkapi 40 Gubes lainnya yang telah dikukuhkan sepanjang tahun 2025.

Keenam Profesor yang dikukuhkan tersebut adalah Prof Dr apt Nuzul Wahyuning Diyah Dra MSi, Prof Dr apt Yulistiani Dra MSi, Prof Dr apt Dewi Isadiartuti Dra MSi, Prof apt Tutik Sri Wahyuni SSi MSi PhD, Prof apt Marcellino Rudyanto Drs MSi PhD, dan Prof apt Hadi Poerwono Drs PhD.

Dalam pengukuhan ini, Prof Nasih menjelaskan bahwa Indonesia memiliki potensi akan sumber daya alam yang besar. Namun sayangnya, di kehidupan nyata, biaya kesehatan di Indonesia, termasuk biaya obat-obatan masih lebih mahal daripada Malaysia.

“Dari segi penyediaan obat, kita bisa lihat bahwa Malaysia yang kekayaan alamnya tidak sebanyak Indonesia masih mampu melakukan proses yang jauh lebih efisien. Selain itu, dalam kesehatan, kita masih punya banyak permasalahan pelik yang menyebabkan biaya BPJS di Indonesia jebol,” paparnya.

Menurutnya, teridentifikasi adanya beberapa hal yang menjadi mahalnya obat-obatan. Salah satunya bahwa kemandirian obat di Indonesia yang masih sangat kecil. Lebih dari 90 persen obat-obatan di Indonesia masih mengandalkan bahan baku dari luar negeri. “Hal ini menyebabkan rantai nilai yang panjang dan menyebabkan kemahalan harga yang seharusnya tidak terjadi,” paparnya.

Berita Terkait :  Prajurit KRI SIM-367 Koarmada II Terima Penyuluhan Bahaya HIV AIDS

Oleh sebab itu, pelantikan guru besar pada hari ini dan dan hasil riset yang dipaparkan dapat memberikan berbagai pandangan mengenai kemandirian obat, ketahanan, dan segala aspek kesehatan yang lebih efisien. “Kita tahu bahwa proses penyediaan obat di Indonesia masih harus melalui proses yang sangat panjang. Oleh karena itu, proses efisiensinya masih harus didorong,” tegasnya.

Prof Nasih menegaskan bahwa dengan dikukuhkannya enam guru besar baru ini memberikan kontribusi pada dunia kesehatan di Indonesia. “Guru besar kami memberikan pendapat yang luar biasa. Yang menunjukkan bahwa UNAIR hadir melalui guru besarnya untuk menjadi kampus yang berdampak. Melalui berbagai macam ide dan pemikirannya, yang kemudian berlanjut pada proses aktualnya, aksi nyatanya,” katanya.

Usulkan Modifikasi Obat
Salah satu Gubes Farmasi yang mengusulkan inovasi modifikasi obat alam melalui senyawa tanaman adalah Prof apt Hadi Poerwono Drs MSc PhD. Dalam keilmuannya, Prof apt Hari Poerwono berfokus pada bidang ilmu Kimia Sintesis.

Dalam orasinya, Prof Hadi memaparkan bahwa di seluruh dunia, tanaman dan tumbuhan telah menjadi dasar dari pengobatan tradisional. “Kemajuan ini, bertujuan untuk mempercepat penemuan dan pengembangan obat efektif dan inovatif dari sumber alami,” tuturnya.

Prof Hadi menyebutkan bahwa langkah awal dalam pengembangan obat yaitu mengidentifikasi dan mengisolasi senyawa aktif. Kemudian, senyawa ini disintesiskan secara kimia dan dimodifikasi untuk meningkatkan khasiatnya atau mengurangi efek sampingnya. Salah satu contohnya yaitu Aspiria yang berasal dari senyawa asam salisilat pada kulit pohon Willow.

Berita Terkait :  Pemkot Batu Siap Awali Tahun 2025 dengan Berdayakan UMKM

Melalui modifikasi kimia, obat Aspirin yang tidak hanya meredakan nyeri dan demam, tetapi juga mencegah penyakit jantung dan stroke serta memiliki potensi mencegah kanker. Tak hanya itu, ia menyebutkan contoh lainnya, yaitu artemisinin yang berasal dari senyawa kimia tanaman Artemisia Annua. “Artemisinin dikembangkan sebagai obat malaria yang efektif, termasuk yang ditargetkan melawan penyebab malaria,” ungkap prof Hadi.

Lebih lanjut, Prof Hadi menyampaikan bahwa kimia sintesis ini berperan penting dalam keseluruhan proses penelitian. Modifikasi kimiawi pada molekul aktif mengakibatkan peningkatan, penurunan dan modifikasi respons biologis. Sebagai salah satu contohnya senyawa dari tanaman temu kunci yakni pinostrobin. Modifikasi tersebut, para peneliti berhasil menciptakan beberapa turunan baru yang dapat membunuh sel kanker.

“Reaksi-reaksi ini berhasil dilakukan dalam reaktor gelombang, yang secara signifikan mengurangi waktu dan meningkatkan persentase hasil reaksi,” lanjut Prof Hadi. Kendati demikian, dari struktur alami sering kali kompleks dan kurang stabil diperlukan sentuhan teknologi kimia sintesis. “Melalui sintesis kimia ini, berbagai struktur yang berbeda dapat dihasilkan yang mengarah pada pengembangan agen terapeutik yang lebih baik dan efektif,” pungkasnya. [ina.wwn]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru