Dindik Jatim, Bhirawa
Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur, Aries Agung Paewai menanggapi ramainya petisi tolak Tes Kemampuan Akademik dengan menegaskan TKA justru menjadi alat ukur kemampuan nyata siswa yang selama ini tidak dapat tergambar secara utuh hanya melalui rapor.
Aries menilai keberatan sebagian pihak adalah hal yang wajar dalam setiap kebijakan baru. Namun ia memastikan bahwa pemerintah pusat dan daerah telah menyiapkan mekanisme pelaksanaan dengan matang.
“Ada petisi itu biasa. Setiap regulasi pasti ada perbedaan pendapat. Tapi saya yakin pemerintah sangat peduli bagaimana pendidikan ini menuju arah yang lebih baik,” terangnya.
Sebelumnya jumlah penolakan Tes Kemampuan Akademik melalui pendantanganan petisi di laman resmi change.org, Kamis (30/10) telah mencapai 238.367 orang. Petisi yang dibuat oleh seorang siswa bernama Agit ini menjelaskan alasannya membuat petisi. Dia menerangkan, sebagai siswa yang akan menjalani TKA ia dan teman-temannya sangat merasa prihatin karena tekanan dalam belajar bertambah.
Aries menjelaskan, selama ini rapor sering dijadikan acuan utama dalam seleksi masuk perguruan tinggi, namun tidak selalu mencerminkan kemampuan akademik yang sebenarnya.
“Ukuran rapor itu banyak faktor. Dulu Pak Menteri bilang, banyak sedekah nilai. TKA ini membuat kemampuan anak terlihat berdasarkan kompetensi yang mereka miliki,” ujarnya usai peninjauan pelaksanaan TKA, Senin (3/11).
Menurut Aries, TKA dapat menjadi gambaran perjalanan belajar siswa sejak kelas X hingga XII. Hasil tes tersebut akan digunakan untuk memetakan daerah atau sekolah mana yang perlu penguatan pembelajaran.
“Kalau memang perlu ditingkatkan, ya kita tingkatkan. Dari hasil TKA ini kita tahu kompetensi mana yang harus ditambah,” tambahnya.
Terkait waktu pelaksanaan TKA yang dinilai mepet, Aries menegaskan pelaksanaan TKA tidak mendadak. Sosialisasi dan simulasi sudah berjalan sejak jauh hari melalui gladi bersih hingga tes latihan yang dilakukan di berbagai sekolah.
“Kalau ada yang mengatakan mendadak, saya rasa tidak. Kami sudah keliling ke banyak sekolah. Rata-rata anak-anak menyambut sangat luar biasa,” tegasnya.
TKA sendiri tidak menentukan kelulusan siswa, namun menjadi salah satu indikator seleksi jalur prestasi masuk perguruan tinggi negeri (PTN). Tahun ini, sebanyak 390.186 siswa SMA/SMK dan pendidikan kesetaraan di Jawa Timur mengikuti TKA serentak.
Pelaksanaan TKA telah dilakukan sejak Senin (3/11) hingga Kamis (6/11) mendatang. TKA terbagi dalam dua gelombang. Gelombang pertama dilaksanakan pada 3-4 November 2025, dengan mata pelajaran wajib pada hari pertama dan mata pelajaran pilihan pada hari kedua.
Kemudian, gelombang kedua digelar 5-6 November 2025, dengan pembagian jadwal serupa. Sementara itu, gelombang khusus untuk PKBM Paket C akan dilaksanakan pada 8-9 November 2025. Setiap gelombang terdiri atas tiga sesi ujian. [ina.gat]


