Surabaya, Bhirawa
TK Santa Teresia melaksanakan penutupan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) dengan mengusung tema Nasional yaitu Gerakan Sekolah Sehat (GSS). Surabaya, Sabtu (19/7) lalu. Gerakan Sekolah Sehat adalah sebuah program yang dibuat Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Program Gerakan Sekolah Sehat bertujuan meningkatkan derajat kesehatan peserta didik melalui penerapan pola makan yang tepat dan konsumsi makanan bergizi. Salah satunya ajakan dan memberikan edukasi bagi siswa menjalani hidup sehat dengan mengonsumsi buah dan sayuran.
Menurut Kepala Sekolah TK Santa Teresia, Maria Agatha Sulasmi, pihak sekolah menekankan bagaimana anak – anak bisa dikenalkan dengan suka buah, sayur karena di generasi sekarang banyak yang mengkonsumsi Junk Food.
Sulasmi menambahkan, cara mengenalkan para siswa kepada makanan sehat dengan program SESABU (Selasa Sayur Buah), kami mengajak para orang tua kerja sama menyiapkan bekal minimal 4 sehat 5 sempurna, cara ini untuk mengenalkan siswa terhadap buah sayur sejak dini.
Cara pengenalan siswa kepada buah sayur dengan adanya Mbah Wah yang menjadi ikon penutupan MPLS, yaitu seorang orang tua penjual yang baik dan ramah sebagai simbol kampanye terhadap siswa tentang hidup sehat.
“Dengan adanya Mbah Wah adalah sebuah konsep cara edukasi mempermudah siswa mengenalkan terhadap buah-buahan,” jelas Rosari Dini Ambarwati pemeran Mbah Wah juga guru TK Santa Teresia.
Rosari menjelaskan, kenapa harus ribet menjadi karakter yang membawa buah, karena berharap siswa merasakan selalu ada warna di sekolah, juga agar sekolah terlihat menyenangkan dan gembira.
Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya, Yusuf Masruh, saat pembukaan MPLS menjelaskan orang tua pun diminta tidak khawatir dengan anaknya selama mengikuti MPLS, terlebih program tersebut bertujuan untuk membentuk kemandirian dan mempercepat adaptasi terhadap lingkungan pendidikan baru.
“Ketika anak masuk sekolah pertama itu bersama orang tua, kemudian dijelaskan program dari masing-masing sekolah, setelah itu kami beri hiburan, sehingga pola pikirnya terbentuk bahwa sekolahnya menyenangkan,” jelas Yusuf. [ren]