Pemprov, Bhirawa
Intensitas curah hujan per 20 Juli 2025 sudah mulai berkurang, hampir sebagian wilayah Jawa Timur mengalami kekeringan jangka menengah. Untuk itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur, melalui BPBD Jatim menyiapkan dropping air bersih guna mengantisipasi kekeringan di wilayah Jatim.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Jatim, Satriyo Nurseno mengatakan, kekeringan tahun ini mungkin tidak sama seperti tahun sebelumnya. Karena masih anomali cuaca, jadi ada beberapa Kabupaten yang tahun sebelumnya mengalami kekeringan, kini baru 3 Kabupaten yang mengajukan bantuan dan mendapatkan dropping air bersih.
Tiga Kabupaten yang mengalami kekeringan ini, lanjut Satriyo, yakni Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Probolinggo dan Kabupaten Bondowoso. Di Mojokerto, terdapat 3 Desa yang terdampak kekeringan. Sementara di Probolinggo ada 2 Desa, dan Bondowoso 2 Desa.
“Intinya, Provinsi Jatim siap mensupport semua segala kebutuhan untuk penanganan kekeringan di Jawa Timur. Baik sarpras (sarana dan prasarana), tandon dan jerigen sudah kita siapkan untuk Kabupaten Kota yang membutuhkan,” kata Satriyo Nurseno kepada Bhirawa, Selasa (12/8).
Satriyo merincikan, jumlah Desa terdampak kekeringan sejak tahun 2022 hingga 2024 mengalami penurunan. Hal ini tidak hanya jumlah Desa, tetapi juga jumlah Kecamatan di 26 Kabupaten terdampak di Jawa Timur.
Ditambahkannya, tahun 2025 ini, potensi kekeringan terjadi di sebanyak 815 Desa. Jumlah tersebut terdapat di 222 Kecamatan dan 26 Kabupaten yang ada di wilayah Jawa Timur. Namun kemungkinan akan bertambah dan akan meluas.
“Untuk Kabupaten/Kota yang membutuhkan (mengajukan bantuan dropping air bersih), akan dibantu dan disupport oleh ibu Gubernur Jatim,” pungkasnya.
Berdasarkan data dari BPBD Jatim, penetapan status kedaruratan kekeringan dan karhutla (kebakaran hutan dan lahan) 2025 sebagi berikut. Status Siaga Darurat terjadi di Jombang, Bangkalan dan Pasuruan. Sementara untuk Status Tanggap Darurat terjadi di Mojokerto dan Bondowoso. [bed.gat]


