Kab Pasuruan, Bhirawa.
Plengsengan Sungai Welang di Dusun Rujak Sente, Desa Sukorejo, Kecamatan Pohjentrek, Kabupaten Pasuruan mendadak ambrol, Kamis (2/1).
Ambrolnya plengsengan sepanjang 20 meter dengan kedalaman 6 meter lebih membuat warga yang berdekatan khawatir.
Karena, ada enam rumah warga yang berada dekat dengan area plengsengan yang ambrol tersebut. Warga hanya berharap agar pemerintah secepatnya mengambil langkah darurat untuk mencegah dampak lebih luas.
Warga sekitar, Nurul Laili menyampaikan kejadiannya sekitar pukul 10.00. Sebelum pelengsengan ambrol, ada suara retakan yang mendadak.
“Awalnya ada retakan sedikit di depan rumah, lalu terdengar suara kratak-kratak. Mendadak bunyi mblenggerr plengsengan langsung runtuh ke sungai,” ujar Nurul Laili.
Runtuhnya plengsengan membuat ia was-was. Karena jarak rumah dengan plengsengan hanya satu meter setengah.
“Kalau air sungai ini datang kembali, maka rumah saya bisa sangat berbahaya. Jangan sampai pokoknya,” terang Nurul Laili.
Warga lainnya, Alfan, yang rumahnya berdekatan dengan lokasi ambrolnya plengsengan juga mengaku khawatir. Dikarenakan, terdapat enam rumah warga yang berdekatan dilokasi area tersebut.
“Harus secepatnya ditangani. Bila dibiarkan maka bisa berbahaya. Kalau air sungai datang bisa mengancam ke desa lain atau bisa meredam ratusan rumah di tiga desa,” keluh Alfan.
Menurutnya, plengsengan dikawasan Dusun Rujak Sente, Desa Sukorejo, Kecamatan Pohjentrek dibangun oleh Pemprov Jatim sekitar 15 tahun lalu dan sempat ditinggikan sekitar tiga tahun terakhir.
“Kekuatan plengsengan ini tidak bisa menahan tekanan air sungai yang terus meningkat. Pembangunan plengsengan ini sudah 15 tahun yang lalu oleh Pemprov Jatim. Lalu ditinggikan 2 meter lebih,” imbuh Alfan.
Alfan bersama warga lainnya berharap agar pemerintah segera mengambil tindakan. Misalnya, membangun penahan sementara agar mencegah banjir secara meluas.
“Pemerintah harus melihat dampak dari plengsengan yang ambrol ini. Misalnya, ditutup makai penahan sementara. Kalau dibiarkan, akan sangat berbahaya,” tutup Alfan.
Terpisah, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pasuruan, Sugeng Hariyadi menyatakan pihaknya akan memasang sandbag dilokasi plengsengan yang runtuh.
Pemasangan sandbag sifatnya hanya sementara untuk mengantisipasi air sungai meluap.
“Pemasangan sandbag supaya air tidak sampai meluber untuk sementara waktu,” jelas Sugeng Hariyadi. [hil.gat]