31 C
Sidoarjo
Friday, November 22, 2024
spot_img

Pj Gubernur Launching Program Baznas Jatim untuk Penguatan Modal UMKM

Pj Gubernur Jatim Adhy Karyono didampingi Ketua Baznas Jatim Prof Dr KH Ali Maschan Moesa menyerahkan bantuan modal usaha disela acara launching program Penguatan Modal bagi UMKM.

Pemprov, Bhirawa
Penjabat (Pj) Gubernur Jatim Adhy Karyono melaunching program penguatan modal bagi UMKM, yang digagas Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Provinsi Jatim, Kamis (19/9). Program ini bertujuan untuk mendukung pelaku usaha mikro agar terbebas dari jeratan rentenir.

Dalam kesempatan tersebut, Pj Gubernur Adhy memberikan apresiasi dan terima kasih kepada Baznas Jatim, yang telah ikut membantu pemerintah dalam pengurangan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“Kami sangat mengapresiasi dan terima kasih atas keberadaan dan eksistensi Baznas Jatim, dimana semakin hari semakin besar dan betul-betul berjuang, berdakwah mengingatkan kita semua untuk membayar zakat, berinfaq dan bersedekah,” kata Adhy, saat memberikan sambutan.

Adhy juga berpesan, agar program yang sudah dilaunching ini bisa berjalan dengan baik dan bisa berdampak kepada masyarakat. “Kami tidak ingin setelah kita launching tidak ada progresnya,” tegasnya.

Menurut dia, masih banyak sekali potensi yang digarap agar semakin banyak yang membayar zakat, berinfaq dan bersedekah ke Baznas. Salah satunya adalah guru-guru di Jatim yang jumlahnya hampir 60 ribu orang.

“Saya sudah beberapa kali mengeluarkan surat edaran agar membayar zakat, berinfaq dan bersedekah ke Baznas. Dan hasilnya luar biasa, karena Kapolda Jatim, Pangdam V/Brawijaya, perguruan tinggi bahkan Hotel Grand Swiss-Bell Hotel juga bayar zakat di Baznas Jatim. Ini sungguh luar biasa,” tandasnya.

Berita Terkait :  Buka Dua Gerai Sekaligus di Jawa Timur, Haraku Ramen Hadirkan Ramen Halal

Sementara itu, Ketua Baznas Jatim Prof Dr KH Ali Maschan Moesa menjelaskan, program penguatan modal UMKM sebelumnya telah diterapkan di berbagai wilayah. Seperti di Banyuwangi, Ngawi, dan Tulungagung.

“Tujuan dari program ini yaitu mendukung para pelaku usaha mikro, khususnya pedagang kecil dan Pedagang Kaki Lima (PKL), agar terbebas dari jeratan rentenir dengan pinjaman berbunga tinggi,” ujar Kiai Ali Maschan.

Kiai Ali Maschan menambahkan, skema bantuan modal ini dijalankan secara bertahap dengan sistem Qordl Al Hasan, seperti yang diterapkan di Banyuwangi, di mana modal diberikan tanpa bunga.

“Pada tahap pertama, mustahik akan menerima modal awal sebesar Rp 750.000 dan membayarnya dengan angsuran harian sebesar Rp 10.000 selama 75 hari. Setelah melunasi angsuran, mereka berhak mendapatkan tambahan modal hingga mencapai Rp 1.250.000 pada tahap akhir. Setelah seluruh angsuran selesai, modal tersebut dihibahkan kepada mustahik untuk memperkuat usahanya,” terangnya.

Menurutnya di Kabupaten Ngawi, skema yang diterapkan yaitu kredit super mikro tanpa agunan, dengan nominal Rp 1 juta hingga Rp 5 juta. Pembayaran dilakukan mingguan atau bulanan selama satu tahun, dan penerima manfaat membentuk kelompok dengan sistem tanggung renteng. Sementara di Tulungagung, Program Penguatan Modal menawarkan bantuan modal bertahap dengan total Rp 1.500.000 per mustahik.

Pada tahap pertama, mustahik menerima Rp 1.500.000 dan diwajibkan berinfak Rp 720.000 selama satu tahun. Setelah evaluasi, bantuan tambahan Rp 1.500.000 diberikan pada tahap kedua dengan kewajiban infak yang sama. Pada tahap ketiga, mustahik dapat memilih antara pinjaman tanpa bunga Rp 1.500.000 dari BAZNAS atau pinjaman dari bank dengan bunga yang ditanggung BAZNAS.

Berita Terkait :  Provinsi Jawa Timur jadi Tuan Rumah Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana 2025

“Sejak 2019, program ini telah menyalurkan bantuan modal lebih dari Rp 706.250.000 kepada 665 mustahik dari 24 kelompok di Banyuwangi. Di Ngawi, sejak 2022 program ini telah membantu 508 pedagang, termasuk 458 pedagang sayur dan 50 PKL. Sedangkan di Tulungagung, sekitar 353 pedagang, mulai dari pedagang sayur, penjahit, hingga warung makan, telah menikmati manfaat program ini, dengan 64 peresen aktif berinfaq,” terangnya.

Program ini tidak hanya memberikan modal usaha, tetapi juga melatih mustahik untuk berinfak dan bersedekah. Salah satu inisiatif yang dijalankan adalah program Sedekah Shubuh, di mana mustahik menyumbangkan Rp 2000 setiap hari sebelum bekerja, yang kemudian disetorkan ke kantor BAZNAS setempat.

Program ini telah terbukti membantu pedagang kecil terbebas dari jeratan rentenir dan memperbaiki kondisi ekonomi mereka. Namun, tantangan masih ada, seperti keterbatasan kemampuan manajemen keuangan di kalangan penerima manfaat dan kendala dalam menjaga stabilitas omzet usaha. Meski begitu, Baznas berkomitmen untuk terus mendukung pengembangan ekonomi umat melalui pembiayaan syariah yang lebih inklusif.

Hadir dalam peluncuran ini, selain Pj Gubernur Jatim Adhy Karyono, Ketua Baznas Jatim KH Ali Maschan Moesa Direktur KPw BI Kanwil Provinsi Jawa Timur Iqbal Reza Nurgraha, OJK Provinsi Jawa Timur Indrawan Nugroho Utomo, Pimpinan Bank Jatim Syariah Shinta Damayanti Rahayu, serta pejabat dari Dinas Koperasi dan UMKM Jawa Timur, Bank Syariah Indonesia, Bank Muamalat, dan Persatuan Wartawan Indonesia.

Berita Terkait :  DPRD Kota Madiun Soroti Pengangguran Terbuka dan Kemiskinan

Turut hadir Wakil Ketua II Baznas Jatim KH Ahsanul Haq, Wakil Ketua III Baznas Jatim KH Muhammad Zakki, Wakil Ketua IV Baznas Jatim KH Husnul Khuluq serta Ketua dan Wakil Ketua Baznas Kabupaten/Kota se-Jatim. [iib]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Berita Terbaru

spot_imgspot_imgspot_img