Oleh:
Novira kharisma, Kota Kediri
Seorang warga Kelurahan Balowerti, Kecamatan Kota, Kota Kediri, berhasil meraih omzet puluhan juta rupiah setiap bulan dari usaha pembiakan musang pandan. Ia adalah Galuh Eghou Setiawan, yang menekuni bisnis tersebut sejak tahun 2017.
Galuh mengaku awalnya tertarik memelihara musang pandan karena motif bulunya yang unik dan nilai jualnya yang tinggi. Namun perjalanan usahanya tidak selalu mulus.
“Dulu saya punya sekitar 65 ekor musang, tapi karena terserang virus, 50 ekor mati. Tinggal 15 ekor saja yang tersisa,” cerita Galuh saat ditemui di kediamannya, Selasa (4/11).
Setelah mengalami kerugian besar hingga ratusan juta rupiah, Galuh memperbaiki sistem perawatan dan kebersihan kandang. Ia juga mempelajari lebih dalam pola pakan dan perkembangbiakan musang pandan.
Setelah delapan tahun menekuni usaha pembiakan, kini pria 35 tahun itu memelihara 17 ekor musang yang terdiri dari 14 ekor betina dan 3 ekor jantan. Harga jual anak musang bervariasi, mulai Rp500 ribu hingga Rp8 juta per ekor untuk motif biasa.
Sementara musang bermotif unik, seperti jenis pied dan supermozaik, bisa mencapai harga Rp15 juta hingga Rp50 juta per ekor. Musang bermotif unik biasanya banyak diburu kolektor dan penghobi hewan eksotis dari luar daerah.
“Kalau motifnya langka, peminatnya banyak. Ada yang pesan online, bahkan datang langsung ke rumah,” ungkap Galuh.
Dalam sebulan, Galuh menjual sekitar 2 hingga 4 ekor anakan, dengan omzet mencapai puluhan juta rupiah. Menurutnya, waktu terbaik untuk menjual anakan musang adalah saat berusia dua bulan karena sudah mampu makan dan minum sendiri.
Ke depan, Galuh berencana mengembangkan peternakannya agar lebih besar dan dapat membagikan pengetahuannya kepada masyarakat yang ingin belajar beternak musang pandan.
“Yang penting sabar, telaten, dan jangan takut gagal,” ucap Galuh memberi saran. [van/nov.gat]


