Surabaya, Bhirawa
Sekolah Inovatif SD Muhammadiyah 7 Jagir Surabaya menggelar Pesantren Inovatif sejak Hari Senin (17/3) lalu hingga Kamis (20/3) kemarin. Para siswa kelas I hingga kelas VI diberikan berbagai ilmu agama, diperkenalkan permaintan tradisional dan diajak berkisah tentang sirah atau sejarah nabi.
Menurut Kepala Sekolah Inovatif SD Muhammadiyah 7 Jagir Surabaya, Ustadz Achmad Zainuri Arif SPd MPd, Pesantren Inovatif merupakan program rutin setiap Bulan Ramadan, untuk tahun ini digelar selama empat hari sejak Hari Senin lalu hingga Hari Kamis hari ini (kemarin, red,) dengan tema ‘Ramadhan Berkah, Hidup Bahagia’.
Ustadz Arif menjelaskan, dalam Pesantren Inovatif ini para siswa dibekali dengan materi terkait Tauhid, Ibadah yakni Salat dan tata cara bersuci dan berwudhu, puasa. Selain itu, juga diajarkan tentang muammalah yakni bagaimana bersikap secara santun kepada teman, orang tua dan guru atau kepada orang yang lebih tua, serta akhlak yang baik.
“Untuk Kamis hari ini, para siswa tadi juga ada praktek yakni berwudhu dan salat salat yang baik dan benar. Para siswa harus mempraktekkan ilmu yang didapatkan selama mengikuti Pesantren Inovatif dan harus bisa mengamalkanya ilmu yang didapatkan dari Pesantren Inovatif dalam kehidupan sehari-hari,” kata Ustadz Arif.
Dan yang menarik, jelas Ustadz Arif, Sekolah Inovatif juga bekerja sama dengan Kampoeng Dolanan untuk memperkenalkan dan mengajak para siswa bermain permainan tradisional. Jadi Pembina Kampoeng Dolanan memperkenalkan permainan tradisional seperti Egrang, bakiak panjang dan dakon, sekaligus untuk memainkannya sehingga para siswa betul – betul kenal permainan tradisional ini,” papar Ustadz Arif.
Setelah mengikuti beraneka macam Permainan Tradisional, Ustadz Arif berharap, para siswa lebih menyukai permainan tradisional, kenal lebih dalam dan bisa memainkan. Permainan Tradisional ini dan bisa melestarikannya. Di tengah gempuran permainan modern menggunakan gadget seperti game online.
Sementara itu, Founder Kampoeng Dolanan, Mustofa SAM menjelaskan, dalam permainan tradisional pada Bulan Ramadan ini pasti ada salah satu permainan yang erat kaitannya dengan identitas Bulan Ramadan. Pada Bulan Ramadan ini erat kaitannya dengan salat dan salah teraweh dan anak – anak yang banyak mengenakan sarung ketika salat atau teraweh, maka dikenalkan permainan berbasis sarung. Maka anak – anak diajak membikin boneka dari sarung atau buntut kethek atau ekor monyet dari sarung.
“Selain itu, juga ada permainan cublek – cublek suweng yang diajarkan salah satu sunan dari Wali Songo. Juga ada permainan Salam Sabrang yang mengajarkan tentang toleransi keberagaman, meski kita berbeda tetapi bisa dalam aktivitas yang sama yakni Salam Sabrang, dengan lagu yang dipakai Thul Jainak. Juga ada permainan yang menggunakan alat yakni egrang tali, wenga dari Maluku dan Papua, juga ada boy-boy-an, Egrang Bambu, Bakiak dan Lompat Tali,” kata Caka Mus-sapaan Mustofa SAM.
Mustofa juga mengatakan, Kampoeng Dolanan di SD Muhammadiyah 7 juga menjual berbagai macam permainan tradisional seperti Dakon, Kitiran Bambu, plembungan atau balon 777, kelereng, ketapel atau setep, terjun terjunan, yoyo, bekel, sontoloyo, lato – lato, ular tangga, pasir warna.
Salah satu siswa, Andien Angelina kelas VI, mengaku senang sebab bisa memainkan permainan tradisional lagi, karena jaman sekarang anak- anak lebih banyak bermain dengan Hp, sehingga permainan tradisional hampir dilupakan.
“Dengan hadirnya Tim Kampoeng Dolanan ini di sekolah kami. Kami bisa mengingat betapa serunya permainan tradisional ini dahulu, sebelum adanya HP,” Andien dengan senyum bangga. [fen]