Bojonegoro, Bhirawa.
Permintaan trombosit ke Unit Donor Darah (UDD) Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Bojonegoro sempat meningkat seiring merebaknya wabah Demam Berdarah Dengue (DBD) sejak September lalu, yakni 150 kantong. Jumlah tersebut kembali mengalami lonjakan pada Oktober sebanyak 350 kantong.
“Kemudian pada November meski turun jumlah permintaan trombosit masih banyak yakni 200 kantong. Sedangkan di bulan Desember permintaan turun menjadi 175 kantong,” kata Kepala Unit Donor Darah (UDD) Palang Merah Indonesia (PMI) Bojonegoro, dr. Imam Sutrisno, kemarin (31/12).
Dari sejumlah rumah sakit di Bojonegoro dan Lamongan, lanjut Imam, terbanyak yang meminta stok kantong trombosit adalah RSUD Sosodoro Djatikoesoemo, RSUD Padangan, RSUD Sumberejo, RSIM Sumberrejo, RSU Muhammadiyah Babat, RS Paciran. Namun, permintaan trombosit saat ini sudah normal kembali dan tidak terjadi lonjakan.
“Terbanyak di enam rumah sakit tersebut, penyebab meningkatkannya permintaan trombosit karena adanya kasus DBD,” ujarnya.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Bojonegoro, Fajar Respati mengatakan, berdasar rekapitulasi data per Januari hingga 20 Desember 2024 jumlah DBD mencapai 580 kasus. Jumlah tersebut meningkat dibandingkan tahun 2023 lalu, yakni sebanyak 253 kasus.
“Atau bertambah 327 kasus orang terjangkit DBD di Bojonegoro,” katanya.
Naiknya kasus DBD terjadi karena saat ini sudah memasuki musim penghujan ditambah banyaknya genangan air yang dapat memicu sarang nyamuk aedes aegypti. Dari adanya kasus DBD ini Dinkes Bojonegoro mengimbau kepada masyarakat untuk lebih waspada dan menjaga kebersihan.
“Kami mengiimbau kepada masyarakat jika terjadi gejala DBD segera memeriksakan diri ke puskesmas atau rumah sakit, serta selalu menjaga imunitas tubuh, dan menerapkan perilaku hidup bersih untuk mencegah berkembangnya jentik-jentik nyamuk aedes aegypti,” pungkasnya.[bas.ca]