Oleh :
Wahyu Kuncoro
Wartawan Harian Bhirawa
Indonesia, sebagai salah satu negara kepulauan terbesar di dunia, menghadapi tantangan logistik yang jauh lebih kompleks dibandingkan negara-negara kontinental. Sebagai ilusatrasi, harga barang kebutuhan pokok di Papua atau Maluku misalnya, menjadi bisa berlipat ganda dibandingkan dengan harga di Pulau Jawa. Salah satu penyebab utamanya adalah infrastruktur konektivitas yang belum sepenuhnya merata dan efisien. Inilah yang kemudian menjadi penting komitmen dalam menghadirkan infrastruktur yang bisa menghubungkan antar wilayah di tanah air yang salah satunya adalah pelabuhan.
Keberadaan pelabuhan bukan sekadar proyek pembangunan fisik, tetapi menjadi jalur nadi kehidupan ekonomi. Ketika barang bisa bergerak lebih cepat dari pusat produksi ke pusat konsumsi, biaya logistik otomatis akan turun. Efisiensi ini berdampak langsung ke kantong masyarakat yakni harga barang kebutuhan pokok menjadi lebih murah, distribusi pangan lebih lancar, dan ketahanan pangan lebih terjaga.
Pemerintah memahami betul persoalan logistik ini. Dalam beberapa tahun terakhir, porsi APBN untuk belanja infrastruktur selalu menjadi salah satu prioritas utama. Pada APBN Tahun 2024 lalu misalnya, belanja infrastruktur dialokasikan sekitar Rp423,4 triliun (Sumber:https://anggaran.kemenkeu.go.id) untuk mendukung pengembangan ekonomi dan pelayanan dasar. Anggaran ini difokuskan untuk mendukung pembangunan infrastruktur konektivitas, seperti jalan tol, pelabuhan, dan bandara, sekaligus mempercepat integrasi moda transportasi di berbagai wilayah Indonesia.
Melalui pendekatan ini, biaya logistik nasional yang selama ini menyentuh angka 23–24 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB), ditargetkan turun hingga menyamai standar internasional sekitar 15 persen. Ini bukan sekadar ambisi, tetapi langkah konkret untuk mewujudkan efisiensi yang akan dirasakan langsung oleh masyarakat dalam bentuk harga kebutuhan pokok yang lebih stabil.
ASDP Beri Solusi Logistik
Sebagai BUMN transportasi yang menghubungkan pulau-pulau Nusantara, PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) memiliki tugas menghadirkan solusi logistik yang mendorong efisiensi biaya dan pemerataan pembangunan. Lantaran itu, ASDP terus memperkuat perannya sebagai tulang punggung konektivitas nasional dengan menghadirkan layanan penyeberangan yang andal, efisien, dan berstandar prima guna mendukung kelancaran distribusi logistik antarwilayah di Indonesia.
Dengan jaringan luas yang mencakup 36 pelabuhan dan lebih dari 226 kapal aktif yang melayani 309 lintasan penyeberangan, ASDP menjadi penggerak penting roda logistik nasional.ASDP melayani sekitar 70 persen rute lintasan perintis yang menyentuh wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T), serta menghadirkan akses logistik yang inklusif dan berkelanjutan bagi masyarakat di seluruh penjuru negeri.
Peran ASDP, tidak hanya berfokus pada layanan penumpang, tetapi juga sebagai simpul penting dalam rantai pasok nasional. Sebagai penghubung utama antarwilayah melalui layanan kapal feri yang terukur dan terintegrasi, keberadaan ASDP harus terus didorong memperkuat peran strategisnya dalam mendukung pembangunan nasional, utamanya dengan menjalin konektivitas maritim ke seluruh wilayah tanah air.
ASDP juga mengoperasikan 210 lintasan perintis dengan total 83 kapal, sebagai bentuk komitmen untuk membuka akses transportasi di wilayah terpencil. Operasi ini sesuai dengan mandat dalam Permenhub No. PM 60 Tahun 2021. Pemerintah pun menetapkan subsidi sebesar Rp450,4 miliar pada tahun 2025 untuk mendukung layanan ini.
Penyeberangan perintis bukan hanya soal menjangkau wilayah, tapi soal membuka peluang. Terbukti, beberapa rute kini berkembang menjadi jalur komersial karena tumbuhnya ekonomi lokal. Implikasinya tentu, ASDP memiliki peran penting dalam membuka, mendorong dan menggairahkan perekonomian wilayah-wilayah yang sebelumnya barangkali terkendali akses.
Wajah Baru Transportasi Laut
Melalui layanan penyeberangan yang menjangkau daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T), serta inisiatif pengembangan kawasan pelabuhan wisata, ASDP turut menghadirkan wajah baru transportasi laut Indonesia.
Bahwa ASDP kini hadir sebagai agen perubahan, bukan hanya operator kapal ferry, namun punya peran mendorong pemerataan pembangunan lewat transportasi laut yang andal. Dari logistik, mobilitas masyarakat, hingga pariwisata, semuanya kami rangkul dalam satu visi konektivitas nasional.
PT ASDP juga mampu mentransformasi pelabuhan bukan hanya sebagai sekadar tempat transit, pelabuhan kini dirancang menjadi kawasan wisata terpadu. Salah satu contoh sukses adalah Bakauheni Harbour City (BHC) di Lampung Selatan. Di atas lahan seluas 160 hektare, ASDP membangun fasilitas seperti Siger Market (pusat UMKM), galeri seni, dan amphitheater yang mampu menampung hingga 10.000 pengunjung.
Melalui anak usaha PT Indonesia Ferry Properti (IFPRO), ASDP juga menghadirkan kawasan wisata premium Marina Labuan Bajo, yang mencakup Hotel Meruorah Komodo, Plaza Marina, dan dermaga yacht dengan kapasitas 135 kapal. Lokasi ini telah menjadi tuan rumah ajang internasional seperti KTT ASEAN dan AMMTC 2023.
Pelabuhan kini menjadi ruang hidup yang dinamis, tempat ekonomi tumbuh dan wisata berkembang. Inilah masa depan transportasi laut yang kami bangun-terpadu dan berdaya guna.Dengan sinergi antara transportasi, logistik, dan pariwisata, ASDP terus menjadi penggerak pembangunan maritim berkelanjutan untuk masa depan Indonesia yang lebih terhubung, tangguh, dan kompetitif.
Ekosistem Transportasi Berdaya Saing
ASDP terus berupaya meningkatkan infrastruktur dan armada, termasuk revitalisasi pelabuhan, peremajaan kapal, pengembangan dermaga, serta optimalisasi layanan parkir dan area bongkar muat.Seluruh peningkatan ini dijalankan dengan standar layanan yang seragam di seluruh lintasan guna menciptakan pengalaman logistik yang konsisten dan terpercaya.
Dalam memastikan keberlangsungan layanan logistik yang terintegrasi, ASDP menjalin sinergi aktif dengan regulator, pemerintah daerah, serta asosiasi dan pelaku industri. Langkah ini ditempuh untuk menciptakan ekosistem transportasi feri yang memiliki daya saing tinggi, sekaligus mendukung agenda pemerintah dalam menekan biaya logistik nasional.
ASDP tidak hanya menghubungkan pelabuhan, tetapi menjembatani harapan masyarakat akan akses yang setara terhadap barang kebutuhan pokok dan komoditas penting. Layanan feri yang berkualitas akan mendorong pemerataan ekonomi, membuka akses pasar, dan menjadi fondasi utama pembangunan yang inklusif.
Pada wilayah lain ASDP haru terus memperkuat penerapan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance/GCG), didukung oleh transformasi digital yang menjadi tulang punggung dalam menciptakan proses kerja yang lebih transparan dan akuntabel.Dengan transformasi digital, ASDP dapat memastikan setiap langkah operasional diaudit dengan baik, memberikan kenyamanan dan kepercayaan kepada seluruh pihak, termasuk pelanggan dan mitra kerja.
Transformasi digital itu misalnya diwujudkan dengan beberapa cara di antaranya adalah melalui sistem pembayaran nontunai, pembelian tiket daring, dan pengawasan berbasis teknologi di Pelabuhan. Selain itu, seluruh insan ASDP juga bertanggung jawab untuk memberikan contoh nyata dalam melaksanakan tugas dan kewajiban dengan penuh integritas.
Singkatnya, ASDP harus memastikan setiap kebijakan anti korupsi yang diterapkan perusahaan dievaluasi dan dilaporkan secara berkala. Melawan korupsi bukan hanya tentang kepatuhan hukum, tetapi juga tentang komitmen untuk masa depan Indonesia yang lebih baik. Semoga !
————- *** ————–