Dialog dengan tokoh masyarakat di salah satu pondok pesantren di Desa Curahmalang pada Jumat (1/11/2024)
Jember, Bhirawa.
Sejumlah guru Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang tergabung dalam Kelompok Kerja Madrasah Ibtidaiyah (KKMI) di Kecamatan Rambipuji Jember mengeluhkan minimnya perhatian dari pemerintah daerah terhadap kesejahteraan dan sarana pendidikan di madrasah.
Dalam dialog dengan tokoh masyarakat di salah satu pondok pesantren di Desa Curahmalang pada Jumat (1/11/2024), para guru MI menyampaikan aspirasi mereka terkait bantuan dan insentif yang selama ini tidak pernah mereka rasakan di era kepemimpinan Hendy.
“Kesejahteraan guru MI tidak diperhatikan sama sekali,” ucap Abdul Muti, salah seorang perwakilan guru MI, membuka keterangannya.
Kemudian, Abdul Muti mengenang masa kepemimpinan Bupati Faida yang pernah memberi insentif melalui alokasi pendanaan.
“Dulu waktu Bu Faida menjabat, ada insentif. Meskipun sedikit tapi membantu kesejahteraan guru,” ujar Abdul Muti.
Namun, sejak pergantian kepemimpinan dari Faida ke Hendy Siswanto, insentif guru MI hingga bantuan fisik untuk madrasah tampak terhenti.
“Dari Pemerintah Kabupaten Jember selama ini belum sama sekali ada bantuan fisiknya, sejak jaman Pak Hendy. Janjinya untuk bantu madrasah meleset semua,” ungkapnya.
Hal serupa disampaikan Ahmad Sodik, yang juga menyoroti ketiadaan insentif bagi guru MI, khususnya yang belum tersertifikasi.
“Dulu ada sekitar Rp250 ribu per bulan. Itu zamannya Buk Faida. Sekarang sama sekali tidak ada,” jelasnya.
Untuk itu, Sodik berharap jika Gus Fawait berhasil menjadi pemimpin Jember, bantuan insentif dan dukungan fisik bagi madrasah dapat segera disalurkan.
“Harapannya ke depan, bantuan seperti era sebelumnya dapat kembali diadakan agar guru MI ini mendapatkan kesejahteraan,” tambah Sodik.
Menanggapi hal tersebut, Gus Fawait, yang memiliki latar belakang pesantren menyatakan komitmennya untuk memberikan perhatian khusus kepada guru madrasah.
“Yang ngerti guru madrasah ya orang madrasah itu sendiri. Insya Allah tahun depan Jember sudah punya pemimpin dari kalangan santri,” ucap Gus Fawait.
Selain itu, Gus Fawait juga memastikan anak-anak guru MI dan seluruh masyarakat Jember bisa menikmati program 20 ribu beasiswa yang ia siapkan.
“Bukan hanya kuliah gratis, biaya hidupnya juga kami bantu. Jadi anak-anak kita bisa mengenyam pendidikan hingga ke perguruan tinggi,” pungkas Gus Fawait. (geh,efi.hel)