Oleh
Aisyah N Rizqiyah
Mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya
Perkembangan dunia kerja pada era globalisasi dan digitalisasi membawa perubahan besar dalam cara organisasi mengelola sumber daya manusia (SDM).
Persaingan yang semakin ketat, kemajuan teknologi, serta tuntutan kinerja yang tinggi memaksa organisasi untuk tidak hanya berfokus pada pencapaian target bisnis, tetapi juga pada penguatan kualitas manusia di dalamnya.
SDM kini dipandang sebagai aset strategis yang menentukan keberhasilan organisasi dalam jangka panjang, bukan sekadar faktor pendukung operasional. Namun, peningkatan kualitas SDM tidak selalu berjalan seiring dengan pelatihan dan teknologi. Banyak organisasi masih menghadapi persoalan rendahnya produktivitas, lemahnya kolaborasi tim, hingga menurunnya loyalitas karyawan.
Fenomena ini menunjukkan bahwa permasalahan SDM sering kali berakar pada aspek non-teknis, salah satunya adalah komunikasi organisasi yang kurang efektif. Ketika informasi tidak tersampaikan dengan jelas, tujuan organisasi tidak dipahami secara utuh, dan ruang dialog tidak tersedia, potensi SDM menjadi sulit berkembang secara optimal.
Komunikasi organisasi memiliki peran penting sebagai penghubung antara kebijakan manajemen dan pelaksanaan di lapangan. Melalui komunikasi yang baik, nilai, visi, dan arah organisasi dapat dipahami oleh seluruh anggota secara konsisten. Sebaliknya, komunikasi yang tertutup dan satu arah berpotensi menimbulkan kesalahpahaman, konflik internal, serta menurunkan motivasi kerja.
Dalam konteks organisasi modern yang semakin beragam, baik dari sisi latar belakang SDM maupun pola kerja dan tantangan komunikasi menjadi semakin kompleks dan membutuhkan perhatian serius. Isu komunikasi organisasi juga semakin relevan di tengah perubahan pola kerja, seperti penerapan kerja fleksibel dan pemanfaatan teknologi digital.
Interaksi yang sebelumnya terjadi secara langsung kini banyak dilakukan melalui media daring, sehingga menuntut kemampuan komunikasi yang lebih adaptif dan terstruktur. Tanpa strategi komunikasi yang tepat, organisasi berisiko kehilangan keterikatan karyawan (employee engagement) yang berdampak langsung pada kualitas kinerja SDM.
Berdasarkan kondisi tersebut, komunikasi organisasi tidak dapat dipandang sebagai aktivitas rutin semata, melainkan sebagai instrumen strategis dalam meningkatkan kualitas SDM. Oleh karena itu, pembahasan mengenai peran komunikasi organisasi menjadi penting untuk memahami bagaimana proses komunikasi yang efektif dapat mendorong pengembangan kompetensi, sikap profesional, dan kinerja SDM secara berkelanjutan.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi literatur. Pendekatan kualitatif dipilih karena penelitian bertujuan untuk memahami secara mendalam peran komunikasi organisasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, bukan untuk mengukur hubungan antarvariabel secara kuantitatif. Melalui pendekatan ini, peneliti dapat mengkaji konsep, teori, serta hasil penelitian terdahulu yang relevan sehingga diperoleh pemahaman yang komprehensif dan kontekstual sesuai dengan kondisi organisasi saat ini.
Objek penelitian dalam artikel ini adalah komunikasi organisasi yang dikaitkan dengan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia. Fokus penelitian diarahkan pada proses komunikasi yang terjadi di dalam organisasi, peran pimpinan dan karyawan dalam komunikasi tersebut, serta dampak komunikasi organisasi terhadap motivasi, pemahaman kerja, dan kinerja SDM. Penentuan fokus ini bertujuan untuk memperjelas ruang lingkup penelitian agar pembahasan tetap terarah dan tidak meluas ke aspek di luar tujuan penelitian.
Analisis data dilakukan dengan teknik analisis deskriptif kualitatif. Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan cara mengelompokkan informasi berdasarkan tema-tema tertentu, membandingkan pandangan dari berbagai sumber, serta menafsirkan hubungan antara komunikasi organisasi dan kualitas sumber daya manusia. Untuk memperjelas alur pembahasan, kerangka analisis 5W+1H digunakan sebagai panduan agar pembahasan tersusun secara sistematis dan mudah dipahami.
Pembahasan
Pertama, What (Apa yang dimaksud dengan komunikasi organisasi?). Komunikasi organisasi adalah proses pertukaran informasi, gagasan, dan makna yang terjadi di dalam suatu organisasi, baik secara formal maupun informal. Proses ini mencakup komunikasi vertikal, horizontal, hingga diagonal yang bertujuan menyelaraskan pekerjaan individu dengan tujuan organisasi. Komunikasi yang efektif memungkinkan setiap anggota organisasi memahami perannya, tanggung jawabnya, serta arah kebijakan yang ditetapkan.
Kedua, Why (Mengapa komunikasi organisasi penting bagi peningkatan SDM?). Komunikasi organisasi memiliki peran strategis dalam pengembangan SDM karena menjadi sarana utama pembentukan sikap, perilaku, dan budaya kerja. SDM yang unggul tidak hanya ditentukan oleh keterampilan teknis, tetapi juga oleh pemahaman terhadap nilai organisasi, kemampuan bekerja sama, dan kesiapan menghadapi perubahan. Tanpa komunikasi yang jelas dan terbuka, potensi SDM sulit berkembang secara optimal, bahkan dapat menimbulkan kesalahpahaman yang berdampak pada menurunnya kinerja.
Ketiga, Who (Siapa yang terlibat dalam komunikasi organisasi?). Seluruh elemen organisasi terlibat dalam proses komunikasi, mulai dari pimpinan puncak, manajer, hingga karyawan di level operasional. Pimpinan berperan sebagai komunikator utama yang menentukan arah dan pesan strategis, sementara karyawan berperan sebagai penerima sekaligus pemberi umpan balik. Ketika setiap pihak terlibat aktif dalam komunikasi dua arah, organisasi dapat menciptakan SDM yang lebih partisipatif dan bertanggung jawab.
Keempat, Where (Di mana komunikasi organisasi berlangsung?). Komunikasi organisasi berlangsung di berbagai ruang, baik fisik maupun digital. Rapat kerja, diskusi informal, pelatihan, hingga percakapan melalui platform daring seperti email dan aplikasi kolaborasi menjadi media komunikasi sehari-hari. Dalam konteks kerja modern dan fleksibel, kemampuan organisasi mengelola komunikasi lintas ruang menjadi faktor penting dalam menjaga kualitas dan keterlibatan SDM.
Kelima, When (Kapan komunikasi organisasi berperan penting?). Komunikasi organisasi berperan krusial terutama saat organisasi menghadapi perubahan, seperti restrukturisasi, penerapan teknologi baru, atau krisis internal. Pada momen-momen tersebut, komunikasi yang transparan dan konsisten membantu SDM memahami situasi, mengurangi resistensi, serta menjaga motivasi kerja. Tanpa komunikasi yang baik, perubahan justru berpotensi menurunkan kinerja dan loyalitas karyawan.
Keenam, How (Bagaimana komunikasi organisasi meningkatkan kualitas SDM?). Komunikasi organisasi yang efektif mendorong peningkatan SDM melalui beberapa cara. Pertama, komunikasi yang terbuka menciptakan iklim kerja yang sehat sehingga karyawan merasa dihargai dan didengar. Kedua, penyampaian umpan balik yang konstruktif membantu SDM memahami kelebihan dan area yang perlu dikembangkan. Ketiga, komunikasi yang selaras dengan nilai organisasi mampu menanamkan budaya kerja positif yang berdampak langsung pada peningkatan kinerja dan profesionalisme SDM.
Komunikasi organisasi memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Melalui komunikasi yang efektif, organisasi dapat membangun pemahaman bersama, meningkatkan motivasi, serta menciptakan lingkungan kerja yang mendukung pengembangan potensi SDM secara berkelanjutan. Kualitas SDM yang unggul tidak hanya lahir dari pelatihan dan pendidikan, tetapi juga dari komunikasi yang mampu menghubungkan visi organisasi dengan peran individu di dalamnya.
Sebagai saran, organisasi perlu menjadikan komunikasi sebagai bagian dari strategi pengelolaan SDM, bukan sekadar aktivitas pendukung. Pimpinan diharapkan mampu menjadi teladan dalam komunikasi yang terbuka dan inklusif, sementara organisasi perlu memanfaatkan teknologi komunikasi secara bijak untuk memperkuat keterlibatan karyawan. Dengan demikian, komunikasi organisasi dapat berfungsi optimal sebagai penggerak utama peningkatan kualitas SDM di era yang terus berubah.
Penulis adalah mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya, sedang menempuh mata Kuliah Komunikasi Organisasi dengan Dosen Pengampu Drs. Widiyatmo Ekoputro, M.A
————— *** —————


