Kota Malang, Bhirawa
Penyedap rasa alami dari bahan pangan lokal dan terjangkau seperti tempe dan jamur tiram, menjadi alternatif bahan yang alami untuk membuat penyedap rasa. Mahasiswa Teknik Kimia S1 Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang, Ulayyaa Zulfaa menciptakan alternatif penyedap rasa yang sehat pengganti MSG dari kedua bahan itu.
Ulayyaa mengungkapkan, produknya bisa memperkuat rasa masakan secara alami, dan cocok sebagai pengganti MSG. Karena ada sebagian orang alergi terhadap MSG.
“Tempe dan jamur tiram tidak hanya menjadi alternatif bahan penyedap rasa, tetapi juga bisa menambah nilai ekonomi bahan lokal. Serta memenuhi kebutuhan pasar pangan fungsional yang terus berkembang,” kata Ulayyaa, Senin (9/12) kemarin.
Tempe menurutnya, memiliki kandungan gizi tinggi dan manfaat kesehatan yang melimpah, seperti protein, serat, dan isoflavon. Tempe juga mudah ditemukan, khususnya di wilayah Sanan yang merupakan sentra produksi tempe, dan telah menjadi ikon produksi tempe di Kota Malang.
Selain itu, sambungnya budidaya jamur tiram juga berkembang pesat karena kondisi alam di Malang yang mendukung. Jamur tiram kaya ini tinggi protein, serat, dan vitamin, sehingga berpotensi menjadi bahan pangan bernutrisi tinggi.
Ulayyaa dalam karyanya menulis judul penelitian ‘Pengembangan Produk Penyedap Rasa dari Tempe Malang dan Jamur Tiram (Pleurotus Ostreatus) Untuk Pasar Pangan Fungsional’, di bawah bimbingan dosen Teknik Kimia Ir. Faidliyah Nilna Minah, MT.
“Penelitian ini menguji berbagai proporsi tempe dan jamur tiram serta suhu pengeringan untuk menentukan kombinasi terbaik yang menghasilkan penyedap rasa dengan kualitas yang optimal,” ujarnya.
Berkat penelitiannya ini, Ulayyaa berhasil meraih Hibah Indofood Riset Nugraha (IRN) 2024-2025. Ia menjadi salah satu dari 80 mahasiswa dari berbagai universitas di Indonesia yang mendapat hibah IRN yang merupakan Corporate Social Responsibility (CSR) PT Indofood. Penerima hibah telah melakukan signing ceremony (tandatangan kontrak) dan Simposium Pangan Nasional pada 25 November 2024 secara hybrid di Gedung Indofood Tower, Jakarta.
Ulayyaa mengaku sangat bangga dan bersyukur bisa lolos IRN. ”Saya merasa ini adalah kesempatan besar untuk mengembangkan diri sekaligus membuktikan bahwa tempe dari Malang dan jamur tiram memiliki potensi besar untuk bersaing di pasar nasional maupun internasional,” ujar mahasiswa asli Malang ini.
Ulayyaa berharap, penelitiannya dapat memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat, terutama dalam mengembangkan produk inovatif berbasis pangan lokal. Serta dapat membantu meningkatkan nilai jual tempe Malang, dan memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat lokal.
Diharapkan hasil penelitian ini dapat diaplikasikan di industri pangan atau dikembangkan lebih lanjut menjadi produk komersial yang kompetitif. [mut.fen]