Pemprov Jatim, Bhirawa.
Dinas Kebudayaan dan Pariwista Provinsi Jawa Timur pada menggelar Kegiatan Pembinaan dan Peningkatan Kapasitas Tenaga Juru Pelihara Cagar Budaya Tahun 2025 bertempat di Graha Wisata Menanggal, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur, Senin (24/2/2025).
Sebanyak 146 orang Juru Pelihara Cagar Budaya dan dua orang perwakilan dinas yang membidangi Cagar Budaya dari 27 Kabupaten Kota yang terdapat juru pelihara hadir di kegiatan tersebut.
Kegiatan Pembinaan dan Peningkatan Kapasitas Tenaga Juru Pelihara Cagar Budaya Tahun 2025 mengundang Narasumber dari PAAI Komda Jatim dan BPK Wil XI yang memberikan pembekalan kepada Juru Pelihara terkait Tugas Pokok dan Standar Kompetensi Juru Pelihara Cagar Budaya serta Prosedur Perawatan, Pemeliharaan, dan Konservasi Cagar Budaya.
Dikesempatan yang sama, dilakukan uji coba Laporan Kinerja Juru Pelihara Berbasis Aplikasi INCAR (Informasi Cagar Budaya). INCAR sendiri adalah Inovasi yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur dalam menjawab tantangan Pelindungan dan Pelestarian Cagar Budaya di Jawa Timur di era digitalisasi seperti sekarang ini.
Tujuan Kegiatan Pembinaan dan Peningkatan Kapasitas Tenaga Juru Pelihara Cagar Budaya Tahun 2025 ini dilakukan adalah untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan terkait tugas pokok juru pelihara Jawa Timur dalam upaya pelestarian cagar budaya, meningkatkan kompetensi, keterampilan.
Dan kemampuan teknis juru pelihara cagar budaya di Jawa Timur dalam upaya pencegahan dan penanggulan kerusakan cagar budaya di Jawa Timur serta memberikan sosialisasi dan pengenalan sistem pelaporan juru pelihara berbasis aplikasi INCAR.
Kepala Disbudpar Jatim Evy Afianasari melalui Plt. Kepala Bidang Cagar Budaya dan Sejarah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur Dwi Supranto menyampaikan harapannya melalui Kegiatan Pembinaan dan Peningkatan Kapasitas Tenaga Juru Pelihara Cagar Budaya Tahun 2025 dapat Meningkatkan kompetensi para juru pelihara dalam upaya pelindungan potensi cagar budaya yang menjadi tanggung jawabnya.
“Terlestarikannya cagar budaya yang merupakan warisan budaya nenek moyang yang bernilai sejarah tinggi serta terwujudnya program pelestarian cagar budaya yang sinergis di Jawa Timur,” pungkasnya.[rac.ca]