Sidoarjo,Bhirawa.
Pengelolaan sampah yang dilakukan oleh Kabupaten Sidoarjo selama ini, diam-diam dipantau dan menarik perhatian dari Pemkab Bogor. Dipimpin langsung oleh Pjs Bupatinya, Bahril Backri, jajaran terkait Pemkab Bogor, belum lama ini, datang ke Kabupaten Sidoarjo ingin meniru upaya pengelolaan sampah di salah satu Kabupaten padat penduduk di Provinsi Jawa Timur ini.
“Kami ke Sidoarjo karena daerah kami sama dengan Sidoarjo yang juga padat penduduk. Maka kami ingin meniru bagaimana cara Kabupaten Sidoarjo dalam mengelolah produksi sampah yang dihasilkan oleh penduduknya yang padat seperti di tempat kami,” kata Bahril Backri, Pjs Bupati Bogor, belum lama ini, yang kunjungannya diterima oleh Sekdakab Sidoarjo, Dr Feny Apridawati dan Kadis LHK Kabupaten Sidoarjo, Bahrul Amiq, di pendopo Delta Wibawa Sidoarjo.
Di Kabupaten Sidoarjo, menurut Sekdakab Sidoarjo, Fenny Apridawati, saat ini sedang terus menggencarkan gerakan bersih sungai dengan mengadakan lomba Sido Resik. Gerakan ini bertujuan untuk menjaga kualitas air sungai yang merupakan bahan baku dari PDAM Sidoarjo. “Gerakan bersih-bersih sungai salah satu kegiatan di tempat kami dalam mengelola sampah,” kata Feny.
Kepala DLHK Kabupaten Sidoarjo, Bahrul Amig, ikut menambahkan bila saat ini hampir di seluruh daerah, penanganan sampah masih dengan melakukan metode dipindahkan, dari rumah ke tempat pembuangan akhir (TPA) sampah, namun di Kabupaten Sidoarjo diusahakan pengelolaan sampah bisa diselesaikan cukup di tempat pembuangan sampah sementara terpadu ( TPST ), yang telah dibangun di beberapa kawasan. “Agar TPA sampah tidak cepat penuh oleh sampah,” kata Amiq.
Saat ini saja, ketinggian sampah yang ada di TPA sampah milik Pemkab Sidoarjo , yang ada di Desa Kupang Kecamatan Jabon, ketinggiannya sudah mencapai sekitar 20 meteran. DLHK Sidoarjo, kata Amiq, dalam pengelolaan sampah dan lingkungan, terus melakukan beberapa penelitian dan inovasi yang telah dan sedang dikembangkan pada saat ini.
Misalnya mengembangkan eco lindi, produk zat dari sampah, namun bisa untuk pupuk tanaman. Kemudian, sampah yang ada di TPA Jabon yang seluas 13 Hektar itu, sebagian telah diolah menjadi bahan bakar alternatif berupa RDF briket. “Dari sampah, kita akan berusaha mengelolahnya menjadi produk-produk yang berdaya guna,” kata Amiq.[kus.ca]