26 C
Sidoarjo
Thursday, January 23, 2025
spot_img

Pendekatan Deep Learning: antara Idealisme dan Realitas

Oleh :
Daroe Iswatiningsih
Dosen Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Muhammadiyah Malang.

Wacana diterapkannya pembelajaran mendalam (deep learning) di sekolah-sekolah pada tahun ini sebagaimana yang disampaikan oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti dirasa menarik dan menantang. Mengapa demikian? Ada anggapan dari masyarakat bahwa deep learning merupakan kurikulum baru yang menggantikan Kurikulum Merdeka. Meskipun pandangan ini telah dibantah oleh Pak Menteri dan ditegaskan bahwa deep learning adalah pendekatan, bukan kurikulum baru, yang dirancang untuk membawa siswa ke dalam proses belajar yang lebih sadar (mindful), bermakna (meaningful), dan menyenangkan (joyful). Tentu sangat menarik dan bermanfaat sekali jika pendekatan pembelajaran mendalam ini dapat diimplementasikan guru dalam proses belajar. Apalagi mengingat saat ini perkembangan teknologi mampu mendukung guru dalam eksplorasi informasi yang luas sekali.

Di era digital saat ini, teknologi semakin berkembang pesat dan mempengaruhi hampir semua sektor kehidupan, termasuk dunia pendidikan. Salah satu pendekatan yang kini mulai dikenal luas dalam dunia pendidikan adalah deep learning atau pembelajaran mendalam. Konsep ini berakar dari perkembangan kecerdasan buatan (artificial intelligence) yang digunakan untuk menganalisis pola-pola data dalam jumlah besar. Dalam konteks pendidikan, deep learning berfokus pada pemahaman konsep secara mendalam dan aplikatif, bukan hanya sekadar menghafal informasi. Di Indonesia, meski pendekatan ini belum diterapkan secara merata di seluruh jenjang pendidikan, beberapa sekolah dan institusi pendidikan tinggi mulai mengenalkan dan menerapkan prinsip-prinsip deep learning dalam proses belajar mengajar.

Tulisan ini bermaksud untuk menggambarkan bagaimana pendekatan deep learning dapat diimplementasikan dalam kelas, tantangan yang dihadapi oleh guru dalam menerapkannya, serta upaya-upaya yang dapat dilakukan guru dan lembaga pendidikan untuk merealisasikan potensi pendekatan ini dalam pembelajaran. Di sisi lain, tulisan ini juga membahas sejauh mana deep learning dapat menjadi solusi ideal bagi tantangan-tantangan pendidikan di Indonesia, mengingat kondisi nyata yang dihadapi oleh para pengajar.

Berita Terkait :  Work-Life Balance untuk Guru, Kenapa Penting?

Tantangan Guru
Deep learning dalam konteks pendidikan bukan sekadar penggunaan alat atau teknologi canggih, melainkan lebih kepada filosofi pembelajaran yang menekankan pada pemahaman dan keterampilan berpikir kritis yang mendalam. Konsep ini mengarah pada pembelajaran yang lebih aktif, di mana siswa terlibat secara langsung dalam penyelesaian masalah, eksplorasi ide-ide baru, dan pencarian solusi yang relevan dengan kehidupan nyata. Dalam pembelajaran deep learning, proses evaluasi tidak hanya berfokus pada hasil ujian atau tes tertulis, tetapi juga pada kemampuan siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan dalam konteks yang lebih luas.

Namun, meskipun deep learning menawarkan konsep yang ideal untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, realitas di lapangan tidak selalu mendukung penerapannya dengan sempurna. Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh guru di Indonesia adalah keterbatasan waktu dan sumber daya. Banyak guru yang masih harus mengajar dengan metode tradisional, yaitu ceramah dan pemberian tugas tertulis, untuk mengejar kurikulum yang sudah ditetapkan dalam waktu yang terbatas. Keterbatasan ini menyebabkan para guru kesulitan untuk menerapkan metode yang lebih mendalam seperti deep learning yang membutuhkan waktu dan perhatian lebih untuk mendalami materi secara menyeluruh.

Selain itu, beban administratif dan tanggung jawab lainnya juga menjadi kendala. Guru di Indonesia sering kali dihadapkan pada berbagai kewajiban di luar mengajar, seperti tugas administratif, rapat, dan kegiatan pengembangan profesional yang menambah tekanan pada waktu dan energi mereka. Dengan segala keterbatasan tersebut, guru sering kali kesulitan untuk merancang dan mengimplementasikan metode pembelajaran yang lebih inovatif dan berorientasi pada pemahaman mendalam. Hal ini membuat proses penerapan deep learning menjadi lebih sulit, meskipun sebenarnya pendekatan ini sangat potensial untuk membantu siswa memahami materi dengan lebih baik dan lebih bermakna.

Berita Terkait :  Tingkatkan Minat Baca Anak di Tengah Candu Media Sosial

Peningkatan SDM
Tidak semua guru memiliki pemahaman yang sama tentang konsep deep learning dan bagaimana cara mengaplikasikannya dalam pembelajaran. Guru baru saja memahami dan mengimplmentasikan Kurukulum Merdeka Belajar. Mereka membuat persiapan pembelajaran berupa Modul Ajar yang menggambarkan capaian pembelajaran (CP), metode pembelajaran aktif, mandiri, kolaboratif sebagaimana tuntutan dalam pembelajaran abad 21 serta evaluasi yang bersifat diferensiasi, yakni produk sesuai minat siswa. Berbeda dengan deep learning, banyak guru yang belum mendapatkan pelatihan atau pengenalan mengenai pendekatan ini secara mendalam, sehingga mereka mungkin merasa kesulitan atau bahkan ragu untuk menggunakannya dalam kelas. Di sisi lain, beberapa sekolah dan lembaga pendidikan telah mencoba untuk mengatasi kekurangan ini dengan menyediakan pelatihan profesional bagi guru-guru mereka, meskipun cakupannya belum merata di seluruh Indonesia.

Untuk dapat merealisasikan deep learning dalam pembelajaran, ada tiga langkah yang perlu dilakukan. Pertama, perlu ada peningkatan kapasitas guru melalui pelatihan dan pembekalan mengenai teknik-teknik pengajaran yang mendalam dan berbasis pada pemahaman yang aplikatif. Pelatihan ini tidak hanya mencakup pengenalan teknologi, tetapi juga cara-cara untuk mengubah pendekatan pembelajaran tradisional menjadi lebih interaktif, berbasis proyek, dan berfokus pada pemecahan masalah. Kedua, sekolah dan lembaga pendidikan perlu memberikan ruang bagi para guru untuk berinovasi dengan metode pembelajaran yang mereka pilih, termasuk memberikan fleksibilitas dalam penerapan kurikulum. Dengan begitu, guru dapat lebih leluasa mengintegrasikan deep learning dalam proses belajar mengajar tanpa terbebani dengan keterbatasan waktu.

Berita Terkait :  Terus Mengawal Pilkada

Ketiga, penting untuk menciptakan budaya kolaborasi antara guru dan siswa. Dalam deep learning, siswa tidak hanya belajar dari guru, tetapi juga dari sesama siswa. Oleh karena itu, pembelajaran yang berbasis proyek dan diskusi kelompok dapat menjadi metode yang efektif untuk mengimplementasikan pendekatan ini. Para siswa akan lebih mudah mengerti konsep-konsep yang sulit apabila mereka diberikan kesempatan untuk bekerja sama, berdiskusi, dan saling mengajarkan satu sama lain.

Dari ulasan di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan deep learning memiliki potensi besar untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di Indonesia dengan menekankan pada pemahaman yang mendalam dan keterampilan berpikir kritis. Namun, dalam kenyataannya, banyak tantangan yang harus dihadapi oleh para guru, seperti keterbatasan waktu, beban administratif, dan kurangnya pelatihan. Untuk dapat merealisasikan potensi deep learning secara optimal, dibutuhkan kolaborasi antara pemerintah, sekolah, dan para guru dalam menciptakan lingkungan belajar yang mendukung dan memberikan kesempatan bagi guru untuk terus berkembang. Meskipun banyak tantangan yang harus dihadapi, dengan upaya yang tepat dan komitmen yang kuat, deep learning dapat menjadi solusi ideal untuk menghasilkan siswa yang tidak hanya menguasai materi, tetapi juga mampu berpikir kritis dan kreatif dalam menghadapi tantangan masa depan.**

———– *** ————-

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Berita Terbaru

spot_imgspot_imgspot_img