Kota Probolinggo, Bhirawa
Produksi bawang merah petani Kelurahan Kareng Lor, Kecamatan Kedopok, menunjukkan hasil menggembirakan. Melalui Sekolah Lapang Good Agriculture Practices (GAP), panen bawang merah di kawasan Jalan Barito mencatat produktivitas hingga 20,9 ton per hektare umbi basah, meski dilakukan di tengah musim hujan.
Wali Kota Probolinggo dr. Aminuddin yang hadir langsung dalam panen bersama petani, Senin (22/12), mengapresiasi capaian tersebut. Menurutnya, hasil panen ini membuktikan bahwa pendampingan teknis dan penerapan budidaya yang tepat mampu meningkatkan produktivitas pertanian secara signifikan.
“Ini luar biasa. Di musim hujan, petani justru bisa menghasilkan bawang merah dengan produktivitas tinggi. Ke depan, kita tidak hanya berbicara soal produksi, tetapi juga pengemasan dan branding agar nilai tambahnya meningkat dan harga di tingkat petani lebih baik,” ujar Aminuddin.
Ia menambahkan, pengembangan komoditas bawang merah juga berkontribusi pada pengendalian inflasi daerah, mengingat bawang merah termasuk komoditas strategis. Selain itu, penguatan produksi bawang merah selaras dengan Asta Cita Presiden Prabowo, termasuk dukungan terhadap Koperasi Merah Putih serta Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang membutuhkan pasokan bahan pangan secara berkelanjutan.
Sekolah Lapang GAP bertujuan meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap petani dalam menerapkan budidaya bawang merah sesuai spesifik lokasi. Program ini diharapkan mampu menekan biaya produksi, meningkatkan hasil panen, serta berdampak langsung pada peningkatan kesejahteraan petani.
Kegiatan tersebut diikuti 15 petani dengan total luasan lahan sekitar 3 hektare di kawasan Jalan Barito dan Jalan Progo. Sekolah Lapang GAP dilaksanakan melalui lima kali pertemuan sejak Agustus 2025 dengan materi budidaya, pengendalian organisme pengganggu tanaman, panen, hingga pascapanen, melibatkan pemateri dari BRIN, penyuluh pertanian, dan petugas POPT.
Dalam program ini, petani menerima bantuan sarana produksi berupa benih bawang merah varietas Biru Lancur sebanyak 3 ton, pupuk organik 8,4 ton, pupuk NPK 750 kilogram, serta kapur dolomit 1,5 ton. Selain itu, bantuan alat pertanian berupa satu unit cultivator dan satu unit kendaraan roda tiga juga disalurkan.
Penanaman dilakukan pada 25 Oktober 2025, dengan panen awal pada pertengahan Desember. Berdasarkan hasil ubinan, panen di lahan milik Hermanto menghasilkan 20,9 ton per hektare umbi basah atau setara 14,6 ton per hektare umbi kering. Sementara lahan milik Karim menghasilkan 20,4 ton per hektare umbi basah atau sekitar 14,3 ton per hektare umbi kering.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPPP) Kota Probolinggo Fitriawati menjelaskan, bawang merah merupakan komoditas hortikultura bernilai ekonomi tinggi dan menjadi salah satu penyumbang inflasi selain cabai rawit. Oleh karena itu, Pemerintah Kota Probolinggo memberikan perhatian khusus terhadap pengembangan bawang merah, terutama di Kareng Lor yang dikenal sebagai sentra produksi.
“Melalui Sekolah Lapang GAP, kami memberikan pendampingan intensif, bantuan sarana produksi pertanian, serta alat dan mesin pertanian untuk mendorong peningkatan produktivitas sekaligus efisiensi biaya produksi,” pungkasnya.[fir.ca]


