Kab Probolinggo, Bhirawa
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo menggelar kegiatan Capacity Building Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) sebagai upaya memperkuat koordinasi lintas sektor dalam menjaga stabilitas harga menjelang akhir tahun.
Kegiatan bertema “Sinergi Peta Jalan TPID Jatim & TPID Kabupaten Probolinggo dalam Pengendalian Inflasi yang Lebih SAE” itu dilaksanakan di ruang Argopuro Kantor Bupati Probolinggo, Kamis (27/11).
Pertemuan difasilitasi Bagian Perekonomian dan SDA Setda Kabupaten Probolinggo dan diikuti organisasi perangkat daerah terkait komoditas penyumbang inflasi. Hadir Sekretaris Daerah Kabupaten Probolinggo Ugas Irwanto, Asisten Perekonomian dan Pembangunan M. Sjaiful Efendi, serta narasumber dari Biro Perekonomian Setda Provinsi Jawa Timur, Dedi Haryono.
Dalam arahannya, Sekda Ugas menekankan pentingnya kekompakan perangkat daerah dalam menghadapi keterbatasan fiskal dan fluktuasi kebutuhan pembangunan. Ia menyebut penurunan transfer keuangan pusat untuk sejumlah sektor menuntut adanya penataan prioritas dan efisiensi program.
“Anggaran tahun ini tidak sebesar sebelumnya sehingga kita perlu menyusun prioritas. Tapi semangat kerja tidak boleh turun,” ujarnya.
Sekda Ugas juga menyinggung capaian Kabupaten Probolinggo dalam beberapa penghargaan tingkat nasional yang dinilai sebagai indikator bahwa tata kelola pemerintahan tetap berjalan baik.
Ia mengingatkan TPID agar mewaspadai potensi kenaikan harga bahan pokok menjelang pergantian tahun, terutama terkait distribusi komoditas.
“Distribusi adalah tantangan terbesar. Harga harus kita kendalikan tanpa mengabaikan kesejahteraan pelaku usaha,” ungkapnya.
Selain itu, Ugas menilai penguatan kelembagaan, peningkatan produktivitas, serta pembagian peran antardinas perlu diperkuat agar penanganan inflasi lebih efektif.
Sementara itu, narasumber Dedi Haryono menjelaskan bahwa pengendalian inflasi tidak dapat dilakukan oleh satu instansi saja, melainkan memerlukan sinergi antar pemangku kepentingan.
Ia menekankan peran Kabupaten Probolinggo sebagai salah satu daerah penopang perekonomian Jawa Timur, terutama melalui sektor industri, perdagangan, dan pertanian.
“Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur adalah gabungan kontribusi 38 daerah, termasuk Kabupaten Probolinggo yang posisinya cukup strategis,” paparnya.
Terkait komoditas pangan, Dedi menyoroti pentingnya menjaga keseimbangan antara harga petani dan kemampuan beli konsumen, terutama karena Kabupaten Probolinggo merupakan produsen bawang merah terbesar kedua secara nasional.
“Inflasi yang rendah belum cukup. Yang kita jaga adalah stabilitas dan kesejahteraan masyarakat,” pungkasnya. [fir.gat]


