25 C
Sidoarjo
Thursday, January 30, 2025
spot_img

Pemkab Malang Perdayakan Penderita Kusta Miliki Keterampilan

Pemkab Malang, Bhirawa.
Masyarakat Indonesia sebagian masih belum memahami terkait penyakit kusta, karena penyakit itu dianggap penyakit kutukan dari Tuhan.

Sehingga stigma atau berupa label negatif yang disematkan kepada orang lain, dengan sikap negative terhadap penderita kusta itu, maka masyarakat harus diberikan edukasi.

Sebab, stigma dapat muncul karena masyarakat memandang sesuatu sebagai penyimpangan, dan juga dapat memengaruhi perilaku dan sikap terhadap penderita tersebut.

Wakil Bupati (Wabub) Malang, Didik Gatoto Subroto, Kamis (30/1), kepada wartawan mengatakan, dalam memperingati Hari Kusta Sedunia, dirinya mengajak masyarakat untuk menghilangkan stigma terhadap penyintas kusta.

Karena penyakit kusta tidak lagi menular setelah menjalani pengobatan yang tepat. Dengan pengobatan penyakit kusta yang tepat, maka virusnya mati dan tidak lagi menular. Oleh karena itu, masyarakat perlu memberi ruang bagi penderita kusta agar bisa berbaur tanpa diskriminasi.

“Dahulu memang penderita kusta sering dikucilkan bahkan dipisahkan dari keluarganya. Namun, dengan perkembangan medis, termasuk vaksin dan obat-obatan, kusta kini dapat diatasi, sehingga para penyintas bisa hidup normal di tengah masyarakat,” ujarnya.

Dia melanjutkan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang, terus berupaya memberdayakan penyintas kusta dengan memberikan pelatihan keterampilan sesuai kemampuan mereka. Selain itu, pemerintah juga menyediakan alat bantu bagi mereka yang mengalami disabilitas akibat penyakit tersebut.

Dan Pemkab Malang memberikan fasilitas agar mereka bisa mandiri, berkarya, dan tidak merasa dikucilkan, dengan begitu mereka bisa kembali berbaur dengan masyarakat.

Berita Terkait :  Polres Mojokerto Kota Tangkap Dukun Pengganda Uang Gaib Ratusan Juta

“Data yang kita miliki, bahwa penderita kusta di Kabupaten Malang terus menurun. Meski begitu, Pemkab Malang melalui Dinas Kesehatan tetap melakukan pengendalian dan pencegahan agar penyakit tersebut tidak menyebar kembali,” tuturnya.

Di tempat terpisah, owner Rumah Sakit (RS) Wajak Husada, Desa Kidangbang, Kecamatan Wajak Kabupaten Malang drh Puguh Wiji Pamungkas menegaskan, untuk berubah stigma masyarakat perlu adanya memahaman, apa itu penyakit kusta, dan bagaimana ciri-cirinya, serta bagaimana penularannya.

Sehingga dengan pemahaman yang benar itu, maka stigma terhadap penderita kusta akan berkurang secara otomatis. Dan kita selalu mengingatkan kepada masyarakat bahwa penyakit kusta bukan penyakit kutukan dari Tuhan.

Hal itu disebabkan oleh kuman kusta (Mycobacterium leprae). Dan penyakit kusta tidak mudah menular dan bisa disembuhkan dengan pengobatan yang tepat.

Oleh karena itu, dirinya menekankan pentingnya dukungan moral bagi penderita kusta. Sedangkan penderita kusta bukan hanya membutuhkan pengobatan medis saja, namun juga penerimaan dari lingkungan sekitar.

“Mereka juga manusia yang butuh interaksi dalam bermasyarakat. Sehingga dengan kita berikan pemahaman tentang penyakit kusta kepada masyarakat, agar bisa menerima penderita penyakit kusta di wilayah lingkungannya. Dan diharapkan tidak menjahui penderita kusta, supaya mereka merasa tidak diasingkan,” tandas Puguh, yang kini juga menjabat sebagai Anggota Komisi E DPRD Provinsi Jawa Timur (Jatim). [cyn.gat]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

spot_img

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru