Kota Batu, Bhirawa
Kecelakaan maut bus pariwisata yang menghantam enam mobil dan enam motor telah menyebabkan empat korban meninggal dunia, Rabu (8/1) malam, salah satunya diakibatkan kendaraan yang tak laik jalan .
Fakta ini terungkap setelah Tim Ditlantas Polda Jatim bersama Polres Batu melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dalam uaya melakukan penyelidikan mendalam, Kamis (9/1) siang. Hasilnya, ditemukan sejumlah fakta bahwa kondisi bus pariwisata naas tersebut sebenarnya sudah tidak layak jalan.
Dirlantas Polda Jatim, Kombes Pol Komarudin mengatakan bahwa dari proses penyelidikan awal pihaknya menemukan sejumlah fakta baru. Berdasarkan data dari Kementerian Perhubungan, ternyata bus pariwisata naas bernopol DK 7942 GB memiliki surat izin angkut yang sudah kadaluarsa sejak 26 April 2020 lalu.
“Fakta kedua bahwa uji berkala kelayakan kendaraan atau uji KIR bus pariwisata ini juga sudah mati sejak 15 Desember 2023,” ujar Komarudin dalam konferensi pers, Kamis (9/1).
Selain itu, lanjutnya, berdasarkan keterangan sopir yang mengaku sejak dari titik nol yang berada di kawasan Jl Imam Bonjol, sang sopir sudah tidak bisa mengendalikan laju kendaraan karena gagalnya fungsi pengereman. Dan dari titik nol tersebut hingga bis berhenti memiliki jarak sekitar 2,3 kilometer dengan melewati dua ruas jalan, Jl Imam Bonjol dan Jl Pattimura.
Dan sepanjang jarak tersebut, terjadi tujuh kali tabrakan atau titik tabrakan. Dua titik tabrakan pertama berada di Jl Imam Bonjol. Kemudian di titik ke tiga hingga titik ketujuh terjadi di Jl Pattimura.
Dalam insiden maut tersebut, bus naas ini menabarak sedikitnya 12 kendaraaan bermotor. Tercatat, 6 kendaraan roda empat atau mobil, dan juga enam kendaraan roda dua atau motor mengalami rusak berat setelah dihantam bus naas ini.
“Sopir bus pariwisata memberikan keterangan jika tidak mampu memfungsikan rem mulai dari Jl Imam Bonjol hingga Jl Pattimura. Namun semua pemeriksaan terus kami lanjutkan,” jelas Komarudin.
Saat ini tim ahli juga tengah melakukan pendalaman, dengan melakukan ramcek. Ini dilakukan guna mengetahui faktor apa penyebab kecelakaan tersebut dan siapa yang harus bertanggungjawab.
Dengan teknologi yang dimiliki, nantinya kecepatan bus akan diketahui, mulai dari titik nol rem tidak berfungsi sampai bus berhenti. Adapun berdasarkan pengamatan video, terlihat lampu bis masih menyala. Hal ini menunjukkan bahwa sopir masih berusaha melakukan pengereman namun tidak berhasil. Dalam kondisi genting, sopir telah berkomunikasi dengan kenek dan meminta penumpang untuk pindah ke bagian belakang bus.
Ketika melintas di Jl Imam Bonjol, bus naas sempat banting setir ke kiri dan menabrak bahu jalan. Namun bus terus meluncur ke bawah dengan sudut elevasi 5-7 derajat. Dan petugas Tengah mendalami apakah dalam situasi tersebut,kondisi perseneling masuk atau netral.
Diketahui, kecelakaan beruntun bus pariwisata ini terjadi pada, Rabu (8/1) sekitar pukul 19.15 WIB. Dalam insiden ini, ada sebanyak 14 orang korban dimana empat di antaranya meninggal dunia. Kemudian tercatat dua korban luka berat dan delapan sisanya luka ringan.
Adapun bus pariwisata naas nopol DK-7942-GB ini tengah membawa membawa rombongan siswa dari SMK TI Global, Kabupaten Badung, Bali. Semua penumpang bus dinyatakan selamat. Adapun yang menjadi korban luka maupun meninggal dunia adalah para penumpang mobil maupun motor yang ditabrak bus naas ini.
Kini semua korban dibawa dan dirawat di RS Bahayangkara Hasta Brata, Kota Batu. Adapun identitas dari empat korban yang meninggal dua di antaranya warga Jember atas nama Anis (30 th) dan Syafa (20bln). Adapun dua korban lainnya warga Desa Sidomulyo Kota Batu atas nama dan Agus Darianto (60 Th) dan Sugianto Mumun (40 th).
Adapun untuk korban luka masing- masing bernama, Mustofa Ahman (20 th) warga Jl Wukir Kota Batu, Muh Safiudin (30 th) warga Desa Tanggul Kulon Kab Jember, Sugiarti (60 th) warga Jl MT.Hariyono, Dinoyo Kota Malang, Moch Bayu Jatmiko (38 th) warga Jl Bunga Desember Lowokwaru Kota Malang, Prasasti Nur Aulia (23 th) warga Jl Sumpil Kota Malang, Tino Trisula (32 th) warga Sisir Kota Batu, Bambang Eko Pribadi (49 th) warga Junggo Kota Batu, dan Rasminanto (71 th) warga Junggo Kota Batu. [nas.gat]